TEMBILAHAN – F (10) adalah korban mutilasi oleh ayah kandungnya Arharubi (42). Korban merupakan anak kedua dari pernikahan Arharubi dengan istri keduanya dan ia memiliki saudara kandung laki-laki yang berusia 16 tahun.
Berdasarkan informasi yang didapat awak media indovizka.com Kamis (16/6) dari seorang Guru Wali Kelas yang tidak ingin disebutkan namanya, F merupakan seorang siswi kelas II yang dikenal sebagai sosok yang baik dan penurut, hanya saja sedikit pendiam di salah satu Sekolah Dasar yang ada di Kelurahan Tembilahan Barat, Kecamatan Tembilahan Hulu.
“Korban ini awalnya tinggal bertiga dengan neneknya dan neneknya juga yang sering mengantar ke Sekolah, dulu F ini anaknya baik, ramah,patuh tetapi setelah neneknya meninggal tahun 2020 dia berubah jadi anak pendiam jarang ke sekolah bahkan hampir tidak pernah, korban selalu menggunakan jilbab kalau ke sekolah karena rambutnya sering dipotong asal-asalan sama bapaknya,” ucapnya sambil menitikkan air mata mengingat mendiang.
Guru tersebut juga mengatakan bahwa ia pernah mendatangi rumah F bersama Kepala Sekolah dan satu Guru lainnya untuk menanyakan kenapa korban tidak pernah datang ke Sekolah lagi.
“ Waktu kami datang F lagi menggambar sendirian di rumah pas ditanya kenapa tidak sekolah ia menjawab bapaknya tidak bolehkan,” ujarnya
“Liat bu ini buku dan raport kami di koyak sama bapak,” sambungnya sembari memperagakan perkataan korban.
Lebih lanjut, ia mendapatkan kabar bahwa si F meninggal dunia pada malam hari setelah kejadian itu viral.
“Pas kejadian itu malamnya saya baca berita bahwa ada kasus mutilasi dan saya terkejut mengetahui korban adalah F, saya langsung merinding dan menangis mendapat kabar tersebut. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana sakitnya F pada waktu itu,” imbuhnya.
Terakhir ia berpesan kepada masyarakat jangan menyebar luaskan foto atau video korban.
“Saya berpesan kepada masyarakat tolong jangan menyebarkan video atau foto korban kasian keluarganya, foto seperti itu tidak bagus dilihat oleh anak-anak, empatilah sedikit jangan karena mau viral disebarkan foto ataupun video tersebut ini berlaku bukan hanya pada kasus F tapi juga kasus-kasus serupa lainnya, bijaklah menggunakan media sosial,” tuturnya.
Diketahui sebelum meninggal korban sempat bermain dan meminjam jilbab kepada temannya.
“Korban berteman dengan anak saya karena mereka satu sekolah, dia datang ke rumah sekitar pukul 10.00 Wib minjam jilbab anak saya katanya bapaknya marah tidak pakai jilbab, dari rumah saya dia pergi beli nasi tapi setalah itu tidak kelihatan lagi. Sekitar pukul 13.30 Wib bapaknya mengamuk bawa parang di jembatan setelah di amankan baru pelaku mengakui sudah membunuh anaknya dengan memperlihatkan hati dan menunjukkan kepala anaknya yang sudah di mutilasi. Saat ini korban sudah di makamkan oleh pihak keluarga walaupun masih ada organ tubuh yang belum ditemukan,” pungkas Ketua RT 03 RW 02 Hasby.