Kepala Desa Bantar, Mulyadi saat memetik cabe pada panen perdana. (Halloriau)
INDOVIZKA.COM - Pemerintah Desa (Pemdes) Bantar, Kecamatan Rangsang Barat, Kepulauan Meranti menggelontorkan dana desa untuk menanam cabai rawit. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui program pemanfaatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L).
Selain mengatasi inflasi, program ini juga untuk membantu masyarakat mendapatkan cabai dengan harga murah.
Kepala Desa Bantar, Mulyadi mengatakan, dengan dana desa tersebut dirinya bersama warga berinisiatif memanfaatkan lahan yang kurang produktif seluas 1 hektare untuk menanam cabai.
"Kami bersama warga mengawali dengan menanam cabai sebanyak 7.000 bibit yang ditanam di lahan milik warga seluas 1 hektar yang terbagi tiga tempat. Untuk awal kami mengajak kelompok tani untuk membantu pengelolaannya," kata Mulyadi, Jum'at (24/3/2023).
Dijelaskan Mulyadi, pemanfaatan dana desa tersebut sangatlah efektif. Karena, dari hasil yang didapat nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan produksi. Bahkan untuk membantu pembangunan infastruktur desa.
"Jadi dananya tidak hanya habis untuk infrastruktur saja. Namun bisa berkelanjutan yang dampaknya pun dapat meningkatkan ketahanan pangan. Seperti halnya program dari pemerintah. Modal yang kami keluarkan untuk menanam cabe ini berkisar Rp 74 juta, karena memang dari 0, mulai dari pembersihan lahan sampai sekarang," ujarnya.
Dikatakan pria yang akrab disapa Ajan ini, program ketahanan pangan menanam cabai ini memberdayakan masyarakat secara langsung. Selain itu hasil panen juga dijual kepada masyarakat karena mengingat saat ini harga jual cabai tinggi di pasaran.
"Program ketahanan pangan ini dikelola langsung oleh kelompok masyarakat sebanyak 10 orang. Saat panen kita juga akan mempekerjakan kaum ibu sebanyak 25 orang untuk memetiknya dan kita upah Rp 5 ribu perkilonya," tuturnya.
"Saat ini sudah memasuki panen setelah beberapa bulan tanam, untuk panen buah pertama sebanyak 25 kilo dari 1.500 batang dan kita jual ke masyarakat Rp 35 ribu perkilonya ke masyarakat. Diperkirakan nanti 1 pohon menghasilkan 1 kilo untuk 3 kali panen. Alhamdulillah dapat juga membantu orang kampung, selain mempekerjakan orang, hasilnya kita jual dibawah harga pasar. Ini juga salah satu program penurunan kemiskinan ekstrim," ungkapnya.
Kepala Desa Bantar itu juga menyebutkan program tersebut merupakan anjuran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian yang meminta aparatur desa memperkuat ketahanan pangan di wilayah. Upaya tersebut sekaligus dapat mengatasi inflasi di daerah.
Selain itu program Ketahanan Pangan ini dicetus oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar melalui Dana Desa yang dikucurkan oleh pemerintah pusat melalui kementrian terkait.
Ia pun menambahkan, jika dalam satu lahan berhasil, maka akan dilakukan di semua dusun di Desa Bantar.
"Jika ini nanti berhasil dengan hasil panen yang maksimal, maka ini akan kembangkan di beberapa tempat lagi," ucapnya.
Ia berharap para petani di Desa Bantar bisa memanfaatkan lahan-lahan yang mangrak sehingga dapat meningkatkan pendapatannya.
"Semoga apa yang dilakukan ini tidak berhenti, namun terus dikembangkan dengan berbagai jenis tanaman lain yang memiliki nilai jual," imbuhnya.