BMKG Prediksi Musim Kemarau 2020 Dimulai April, Puncaknya Agustus

Kamis, 26 Maret 2020

Ilustrasi

INDOVIZKA.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di Indonesia akan dimulai pada April mendatang. Hal tersebut berdasarkan pemantauan perkembangan musim hujan hingga akhir Februari 2020 menunjukkan, bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia (98%) sudah masuk musim penghujan.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, hingga pertengahan Maret 2020, pantauan terhadap anomali iklim global di dua Samudera, yaitu Samudera Pasifik Ekuator dan Samudera Hindia menunjukkan tidak terdapat indikasi akan munculnya anomali iklim El Nino/La Nina dan Dipole Mode (Indian Ocean Dipole Mode). Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) menunjukkan wilayah Pasifik tengah dalam kondisi netral (indeks Nino 3.4 = 0.41). BMKG juga menyebut IOD dalam kondisi netral (indeks DM = -0.29).

"Kondisi ENSO Netral diprediksi bertahan hingga Agustus 2020. Terdapat peluang meskipun kecil (<33%) potensi terjadi La Nina pada kuartal akhir tahun 2020. Selanjutnya, kondisi IOD netral juga diprediksi bertahan hingga April 2020. Terdapat peluang meskipun kecil (<20%), potensi terjadi Dipole Mode positif pada Mei hingga September 2020," ujar Dwikorita dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/3/2020).

Menurutnya, ENSO dan IOD ini akan selalu dievaluasi setiap bulannya. Dwikorita mengatakan, datangnya musim kemarau berkaitan dengan peralihan angin barat (Monsun Asia) menjadi angin timuran (Monsun Australia). Peralihan angin itu diprediksi akan terjadi di wilayah Nusa Tenggara pada April 2020, Bali dan Bali. Setelah itu dilanjutkan di Kalimantan dan Sulawesi pada Mei 2020.

"Dan akhirnya Monsun Australia sepenuhnya dominan di wilayah Indonesia pada bulan Juni hingga Agustus 2020. Dari total 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 17.0% diprediksi akan mengawali musim kemarau pada bulan April 2020, yaitu di sebagian kecil wilayah Nusa Tenggara, Bali, dan Jawa," ucapnya.

"Sebanyak 38.3% wilayah akan memasuki musim kemarau pada bulan Mei 2020, meliputi sebagian Bali, Jawa, Sumatera, dan sebagian Sulawesi. Sementara itu 27.5% di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua akan masuk awal musim kemarau di bulan Juni 2020," sambungnya.Lebih lanjut, kata Dwikorita, BMKG memprediksi puncak musim kemarau di Indonesia akan terjadi pada Agustus 2020 mendatang. "Puncak musim kemarau di sebagian besar zona musim diprediksi terjadi di bulan Agustus 2020," katanya.

Untuk itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk waspada dalam menyambut datangnya musim kemarau ini. Terlebih, bagi wilayah yang musim kemaraunya datang lebih awal.

"Wilayah-wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih awal, yaitu di sebagian wilayah Bali, Nusa Tenggara, Jawa Barat bagian utara, Jawa Tengah bagian utara dan selatan," ujarnya.

Sementara, wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih kering berada di sebagian Aceh, sebagian pesisir timur Sumatera Utara, sebagian Riau, Lampung bagian timur, Banten bagian selatan. Kemudian sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah dan utara, sebagian Jawa Timur, Bali bagian timur, NTB bagian timur, sebagian kecil NTT, Kalimantan Timur bagian tenggara, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, dan Maluku bagian barat dan tenggara.

Untuk mengantisipasi kekeringan, Dwikorita berharap pemangku kepentingan dapat melakukan penyimpanan air saat musim hujan yang ditempatkan di waduk, embung, kolam retensi.

"Para pemangku kepentingan dan masyarakat diharapkan untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan ketersediaan air bersih," ujarnya.**