Pemerintah Target Produksi 2 Juta Alat Rapid Test Per Bulan

Selasa, 13 Oktober 2020

Ilustrasi

JAKARTA – Menteri Riset dan Teknologi /Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro mengatakan, produksi alat rapid test dalam negeri saat ini sudah mencapai 350 ribu per bulan. Diharapkan ke depan produksi alat rapid test dalam negeri bisa mencapai 2 juta.

Sebagaimana diketahui, rapid test produksi dalam negeri sudah diluncurkan sejak Mei 2020.

“Produksinya per bulan ini sudah 350 ribu per bulan. Diperkirakan bulan depan sudah bergerak naik menuju 1 sampai 2 juta per bulan. Ini sudah dilakukan produksi oleh 3 sampai 4 perusahaan swasta. 3 sudah memulai dan kemudian ditambah yang ke-4, sehingga kita berharap bisa mencapai 2 juta per bulan,” katanya seusai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (12/10/2020).

Terkait hal ini, Presiden Jokowi telah memberikan arahan agar penggunaan alat rapid test menggunakan produksi dalam negeri sehingga dapat mengurangi impor rapid test.

“Arahan Bapak Presiden meminta agar penggunaan rapid test untuk Covid-19 ini benar-benar mengutamakan yang hasil inovasi atau produksi dalam negeri ini. Untuk bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan impor rapid test yang kita telah lakukan di awal masa pandemi ini,” ucapnya.

Lebih lanjut Bambang menuturkan, rapid test ini bersifat antibodi.

“Sehingga tingkat akurasinya kadang-kadang memang tidak bisa diandalkan untuk menjadi bagian dari testing sehingga rapid test memang difokuskan untuk screening,” tuturnya.**