ilustrasi
PEKANBARU (INDOVIZKA) - Data tahun 2020, di Kota Pekanbaru ada 436 anak mengalami kondisi stunting atau masalah kurang gizi kronis. Angka itu tersebar di 15 kelurahan.
Walikota Pekanbaru Firdaus mengatakan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, Pekanbaru berhasil menurunkan angka stunting dari 18 persen, menjadi 12,24 persen pada tahun 2020 lalu.
"Stunting penyebabnya 30 persen gizi dan 70 persen lingkungan. Saat ini permasalahan sudah dipetakan berdasarkan wilayahnya, tinggal dilakukan pembenahan," kata Walikota, Kamis (22/7/2021).
Kata Walikota, stunting bukan hanya permasalahan gizi, tapi didominasi lingkungan. "Dengan sudah dipetakan permasalahannya, dalam program jangka pendek, Insya Allah Pekanbaru 2024 zero stunting," kata dia.
Ia meminta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dalam pembenahan lingkungan, seperti Dinas PUPR, Perkim dan DLHK agar turun melihat permasalahan lingkungan di 15 kelurahan yang ada di Pekanbaru.
"Sebenarnya upaya - upaya pembenahan lingkungan sudah dilakukan, baik program dari nasional, provinsi, dan pemko sendiri melalui kotaku. Contohnya, penyediaan air bersih, salah satunya dengan sumur bor air dalam, tapi ini merupakan program jangka pendek," jelasnya.
Sedangkan untuk jangka panjang, ada program dari peningkatan layanan PDAM Tirta Siak, yang siap menambah 55.000 sambungan ke rumah warga Pekanbaru. Selain itu, Pemko Pekanbaru, Pemkab Kampar dan Pemprov Riau akan membangun instalasi air bersih, yang melayani tiga Kecamatan di Pekanbaru dan dua Kecamatan di Kabupaten Kampar.
"Instalasi air bersih ini adalah air siap minum dengan kecepatan 1.000 liter per detik," kata Walikota.
Lanjutnya, dari segi gizi, Ia meminta OPD-OPD teknis seperti Dinas Ketahanan Pangan, Diskes dan Distankan memanfaatkan program-program yang sudah ada. "Ada 15 kelurahan harus ditingkatkan kualitas pangannya. Kita minta OPD teknis berkolaborasi untuk menyusun program meningkatkan kualitas pangan dan kesehatan," kata Walikota.
Program di bidang lingkungan dan bidang gizi itu sudah baik untuk dipertahankan dan terus ditingkatkan. Namun perlu diingat, kata dia, semua program jangka pendek, jangka panjangnya adalah membangun smart people.
"Untuk mewujudkannya, kita harus membangun SDM. SDM unggul tercipta jika sudah tak ada stunting di Pekanbaru," jelasnya.
Data Prevalensi Balita Stunting Tertinggi di Kota Pekanbaru di 15 kelurahan :
1. Suka Mulia 35
2. Melebung 8
3. Tanjung RHU 63
4. Bencah Lesung 29
5. Pesisir 28
6. Rejosari 69
7. Rumbai Bukit 15
8. Tuah Negeri 14
9. Bambu Kuning 26
10. Okura 12
11. Air Dingin 27
12. Lembah Sari 12
13. Limbungan Baru 18
14. Tirta Siak 15
15. Sialang Sakti 65
Total 436