Kemenko Perekonomian Tegaskan Petani Smallholder Punya Peran Strategis

Ahad, 14 November 2021

JAKARTA (INDOVIZKA) - Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan berbagai kebijakan telah dijalankan oleh pemerintah dalam mendukung peningkatan kapasitas petani dengan skala usaha kecil atau smallholder, terutama untuk meningkatkan akses terhadap fasilitas keuangan dan pembiayaan.

"Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus pertanian dirancang dengan berbagai skema, seperti dengan subsidi bunga, tanpa agunan, dan grace period," tutur Musdhalifah dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (13/11/2021).

Ia menilai petani smallholder mempunyai peran strategis dalam perekonomian nasional dan menjadi tulang punggung sistem pangan di Indonesia yang merupakan negara agraris.

Di sub sektor perkebunan khususnya kelapa sawit, distribusi kepemilikan kebun rakyat mencapai luas 6,72 juta hektare atau sebesar 41 persen dari total luas tutupan kelapa sawit.

Angka itu merupakan potensi yang sangat besar dan berkontribusi signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan dari sektor pertanian di Indonesia.

Namun demikian, petani smallholder juga menghadapi berbagai tantangan untuk meningkatkan kapasitas usaha mereka, salah satunya adalah kurangnya akses terhadap fasilitas keuangan.

“ Tantangan ke depan adalah mensosialisasikan dan mengimplementasikan program-program pemerintah untuk meningkatkan akses dan inklusivitas fasilitas keuangan kepada para petani smallholder di Indonesia yang sangat beragam karakteristik budaya dan tipologinya, serta tersebar di seluruh penjuru Indonesia," papar Musdhalifah.

Hal tersebut, menurut dia, tidak mudah mengingat sulitnya menjangkau petani smallholder yang berada di pelosok, namun pemerintah terus berupaya untuk memberikan yang terbaik untuk para petani tersebut.

Sekadar informasi, dampak perubahan iklim seperti banjir, kekeringan, sedimentasi, erosi, eksplosi dan hama penyakit yang telah di warning oleh FAO dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak tahun 2020 ini memberikan dampak bagi sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan. 

Untuk itu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menekankan pentingnya kesiapan sektor pertanian ditengah kuatnya perubahan iklim global. Banyak negara yang saat ini tengah mengalami kesulitan dalam hal produksi pangan. Namun di Indonesia sektor pertanian justru menunjukkan kinerja yang baik.

Menurut data BPS pada Triwulan II 2020 PDB sektor pertanian tumbuh 16,24 persen q-to-q. 

“ Seluruh dunia saat ini sedang menghadapi masalah, namun Indonesia termasuk 11 negara yang mampu bertahan menghadapi Covid-19. Saya tidak pernah mendengar ada masalah ketahanan pangan, bahkan kita mampu ekspor, nilai ekspor pada tahun 2020 naik 15,79 persen dan tahun 2021 naik 47,96 persen, sehingga hasil ekspor kita hampir Rp500 triliun,“ ungkap Mentan SYL, Jumat (12/11/2021).