Ilmuwan Bikin Antena Terkecil di Dunia dari DNA

Jumat, 14 Januari 2022

JAKARTA (INDOVIZKA) - Tim peneliti yang bekerja di Université de Montréal, Kanada, telah menciptakan nano antena yang terbuat dari DNA. DNA ada di setiap makhluk hidup, berisi banyak informasi tentang organisme penyusunnya, dan diturunkan dari orang tua ke anak.

Sesuai namanya, nano, ukurannya hanya 5 nanometer. Kalau dikonversi, 1 nanometer sama dengan 1.0×10−9 meter atau sepermiliar meter. 

Secara khusus, tugas antena itu adalah mengukur perubahan struktural protein dari waktu ke waktu. Protein adalah molekul besar dan kompleks yang melakukan semua jenis tugas penting dalam tubuh, mulai dari mendukung sistem kekebalan hingga mengatur fungsi organ.

"Terinspirasi oleh sifat DNA seperti Lego, dengan blok bangunan yang biasanya 20.000 kali lebih kecil dari cahaya dalam satu warna, atau panjang gelombang, dan bergantung pada pergerakan rambut manusia, kami telah menciptakan nanoantenna fluoresen berbasis DNA, yang dapat membantu mengkarakterisasi fungsi protein," kata Alexis Vallée-Bélisle, Ketua Penelitian Kanada di bidang bioteknologi dan nanoteknologi, sebagaimana dikutip Science Alert, 12 Januari 2022.

Fluoresen artinya mempunyai sifat dapat memancarkan cahaya yang gelombangnya lebih panjang daripada cahaya datang. Sering orang menyebut dengan istilah berpendar.

"Seperti radio dua arah yang dapat menerima dan mengirimkan gelombang radio, nano antena fluoresen menerima protein yang dirasakannya, kemudian memancarkan cahaya kembali dalam warna lain, yang dapat kami deteksi," lanjut Alexis.

Sejauh ini, tim berhasil menguji antena mereka dengan tiga model protein yang berbeda, yaitu streptavidin, alkaline phosphatase, dan Protein G. Tentu saja diharapkan antena memiliki potensi yang lebih banyak lagi.

Penggunaan DNA menjadi semakin populer sebagai blok bangunan yang dapat disintesis dan dimanipulasi untuk membuat struktur nano seperti antena dalam penelitian ini. Kimia DNA relatif sederhana untuk diprogram, dan mudah digunakan setelah diprogram.

Ke depan, para peneliti kini tengah mencari cara untuk membuat startup komersial. Diharapkan teknologi nanoantena dapat dikemas secara praktis dan digunakan oleh orang lain, baik itu organisasi farmasi atau tim peneliti lainnya.