Menkes: 60 Persen Pasien Omicron Bergejala Berat Masuk RS Belum Vaksinasi

Kamis, 03 Februari 2022

JAKARTA (INDOVIZKA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan gelombang varian Omicron tidak lebih buruk dari Delta. Hal ini terlihat dari tingkat fatalitas dan jumlah pasien dirawat di rumah sakit akibat Omicron lebih rendah dari Delta.

Namun, dia mengingatkan 60 persen dari pasien Omicron yang masuk rumah sakit karena bergejala berat belum divaksinasi Covid-19.

"Data yang kita lihat, 60 persen orang yang masuk ke rumah sakit dengan kondisi berat adalah mereka yang belum divaksin," katanya saat meninjau pelaksanaan vaksinasi booster serentak di Kota Depok, Jawa Barat seperti dilansir dari siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (3/2).

Budi meminta masyarakat segera mengikuti vaksinasi, termasuk booster. Menurutnya, vaksinasi booster menjadi langkah yang tepat untuk mereduksi peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron.

"Cepat divaksin. Tolong sebarkan ajakan ini," ujarnya.

Sebelumnya, Budi mengaku belum tahu pasti soal kebutuhan perawatan pasien yang terjangkit Covid-19 varian Omicron di rumah sakit. Ini disebabkan, data kebutuhan perawatan pasien di rumah sakit setiap negara berbeda-beda.

Jumlah pasien Omicron yang menjalani perawatan di rumah sakit pada negara tersebut jauh lebih rendah daripada Delta. Demikian juga di Inggris.

Namun berbeda dengan Amerika Serikat. Di negara Paman Sam itu, persentase kasus aktif Omicron di bawah Delta. Namun, jumlah pasien Omicron yang masuk rumah sakit lebih tinggi dari Delta.

"Di Prancis demikian juga. Secara persentase di bawah Delta, tapi secara nominal sama dengan Delta dan kasusnya masih naik," jelasnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (31/1).

Melihat kondisi di berbagai negara tersebut, Budi mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap penularan Omicron. Dia mengingatkan untuk tidak jumawa dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Terutama, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.

"Kalau bisa lakukan secara mobilitas di rumah, lebih baik dilakukan di sana. Karena kemungkinan kasusnya akan naik sampai akhir bulan (Februari 2022)," ujarnya.

Budi mencatat, dari total pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit saat ini, sebetulnya hanya sekitar 8 sampai 10 persen yang membutuhkan bantuan oksigen. Sementara lebih dari 85 persen pasien Covid-19 yang masuk ke rumah sakit sudah sembuh.

"Jadi 90 persen yang masuk ke rumah sakit itu umumnya tanpa gejala sekitar 35-40 persen, dan bergejala ringan sekitar 50 persenan," jelasnya.

Dia mengimbau, pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala menjalani isolasi mandiri di rumah. Mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup tajam akibat Omicron, maka keterisian tempat tidur rumah sakit harus dijaga.

"Biarkan rumah sakit menjadi tempat di mana saudara kita yang parah, berat, sedang kritis membutuhkan oksigen di sana. Tapi untuk kita, yang tanpa gejala dan ringan kita di rumah," tuturnya.

Menurut Budi, kriteria pasien yang bisa menjalani isolasi mandiri di rumah ialah jika saturasi di atas 95 persen. Meskipun, kondisi pasien mengalami batuk, pilek, dan demam.

"Selama saturasi di atas 95 persen, di rumah saja," tandasnya.

Saat ini, ada lima pasien Omicron meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, 60 persen belum divaksinasi Covid-19 dosis kedua atau lengkap.

Berikut data 5 pasien Omicron meninggal dunia:

1. Meninggal di Rumah Sakit Sari Asih Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten. Berusia 64 tahun, belum divaksinasi dan bergejala berat.

2. Meninggal di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta. Berusia 54 tahun, sudah vaksinasi dosis lengkap dan bergejala berat.

3. Meninggal di RSJPD Harapan Kita, Jakarta. Berusia 78 tahun, sudah booster dan bergejala sedang.

4. Meninggal di RS Takalar, Sulawesi Selatan. Berusia 27 tahun memiliki komorbid, baru vaksin dosis pertama dan bergejala sedang.

5. Meninggal di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Jakarta. Berusia 81 tahun, belum vaksin dan bergejala berat.