Galeri Foto

Wisatawan ke Makam Tuan Guru Sapat Meningkat, Sehari 1500-2000 Pengunjung

INHIL- Keberadaan Makam Syekh Abdurrahman Shiddiq Al-Banjari di Dusun Hidayat, Desa Teluk Dalam, Kecamatan Kuindra, Kabupaten Indragiri Hilir Riau selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, baik itu di dalam daerah maupun luar daerah.

Makam ulama yang juga dikenal dengan nama Tuan Guru Sapat ini memang diakui memiliki daya tarik religius yang sangat kuat. 

Selain setiap tahun masyarakat ramai memperingati haul tuan guru dan setiap harinya terus didatangi oleh jamaah atau wisatawan dari berbagai pelosok nusantara hingga negara tetangga, wisata religi ziarah Tuan Guru Sapat semakin meningkat tajam pada saat hari-hari libur dan hari besar seperti lebaran  idul Fitri 1443 Hijriyah/tahun 2022 ini.

Jika hari-hari biasa, pengunjung yang datang kisaran 100 sampai 200 orang, namun perbedaan pengunjung itu tampak mencolok ketika libur lebaran tiba.

Menurut Kepala Desa Teluk Dalam Kecamatan Kuindra Mhd. Irham, SE, sejak lebaran pertama hingga hari ketiga Idul Fitri 1443 H pengunjung memang meningkat tajam.

"Kalau hari libur lebaran seperti ini 1500 hingga 2000 pengunjung datang setiap hari," kata Irham, Kamis (5/5/2022).

Tidak hanya dari dalam daerah, Irham menyebutkan wisatawan juga datang dari luar Inhil dan luar provinsi Riau seperti Jambi, Kepri dan daerah lainnya.

Ia memprediksi wisatawan terus berdatangan hingga akhir liburan Minggu, 8 Mei 2022 ini. Mayoritas mereka datang lewat laut menggunakan kapal air, speed boat atau pompong.

"Kalau lewat darat tahun ini kurang karena kondisi jalan darat rusak karena beberapa hari ini sering diguyur hujan," jelasnya.

Tuan Guru Syekh Abdurrahman Shiddiq merupakan seorang ulama besar Inhil kelahiran Dalam Pagar, Martapura, Kalimantan Selatan (Kalsel) tahun 1857 yang meninggal di Sapat, Kuindra, Kabupaten Inhil, Riau pada 10 Maret 1930.

Syekh Abdurrahman Siddiq adalah seorang ulama dari etnis Banjar keturunan ulama besar dari Kalsel bernama Syekh Arsyad Al-Banjari yang merupakan anak dari Muhammad Afif Bin Khadi H. Mahmud dan Shafura.

Ulama yang akrab dengan sebutan Tuan Guru Sapat ini sudah dikenal di mana-mana bahkan sampai di Mekah, karena ia juga menjadi pengajar di Masjidil Haram dan memiliki murid tersebar sampai ke Singapura, Malaysia, Jambi, Palembang, Kalimantan.

Tuan Guru Sapat sudah menetap di Sapat, Kecamatan Kuindra, Inhil sejak sekitar tahun 1890 an hingga wafat.

Tuan Guru Sapat juga merupakan Mufti kerajaan Indragiri atau ahli agama yang ditugaskan kerajaan untuk memenuhi kebutuhan umat Islam khususnya dalam hal perkawinan, mawaris pengadilan dan perceraian yang ditunjuk langsung oleh Sultan Indragiri.