Ratusan Mahasiswa Universitas Brawijaya Keracunan, Ini Penyebabnya

INDOVIZKA.COM - Penyebab ratusan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang mengalami keracunan diduga bersumber dari makanan yang dikonsumsi. Para peserta Kemah Kerja Mahasiswa (KKM) itu mengalami keracunan makanan. (Merdeka)

INDOVIZKA.COM - Penyebab ratusan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang mengalami keracunan diduga bersumber dari makanan yang dikonsumsi. Para peserta Kemah Kerja Mahasiswa (KKM) itu mengalami keracunan dari makanan hingga menyebabkan korban diare.

Direktur Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RS UB), Prof Sri Andarini mengatakan, keracunan diduga disebabkan proses mengolah atau bahan makanannya. Sehingga makanannya tercemari amoeba, virus, bakteri, atau apapun yang menyebabkan keracunan.

"Ini terjadi karena satu jamuan bersama-sama yang mungkin dalam memprosesnya tidak pas, itu bisa membuat keracunan. Bisa jadi bahan makanan yang tercemari sesuatu misalnya amoeba, virus, bakteri atau apapun yang hisa menyebabkan keracunan. Sehingga terjadilah diare karena tidak bisa bisa diterima oleh tubuh," jelasnya di Fakultas Teknik UB Malang, Rabu (8/2).

Sebanyak 1.279 mahasiswa baru Fakultas Teknik UB (FT UB) mengikuti KKM Ke-43 di Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur sejak 6 Februari 2023. Ratusan dari mereka mengalami keracunan yang diduga berasal dari makanan yang disantap di acara tersebut pada Selasa (7/2).

Sri Andarini menceritakan, para korban mengalami diare berbentuk cair dari 4 sampai 5 kali. Sehingga memang banyak cairan atau elektrolit yang keluar dari tubuh korban.

Awalnya 10 orang mahasiswa yang dirujuk di RS UB, kemudian bertambah lagi 20 orang yang dievakuasi di Fakultas Teknik. Saat itu, dilakukan screening oleh 5 orang dokter berikut perawat dan diberikan obat-obatan.

"Dari 289 itu memang tidak semua mengalami masalah serius tapi sekitar ada 150 yang benar-benar sakit. Tapi kita tetap observasi mana-mana yang memerlukan obat. Kemudian kita tanya apakah di rumah ada orang tidak, kalau ada orang kita perbolehkan pulang agar terpantau saat ada di rumah. Kemudian yang kos kita beri nasihat dan obat," urainya.

Guna mengetahui penyebab diare atau sesuatu yang tidak pas dikonsumsi para mahasiswa, RS UB masih melakukan pemeriksaan feses (kotoran) dari korban. Lewat pemeriksaan tersebut akan diketahui kandungan di dalam makanan yang dikonsumsi tersebut.

"Jadi sampai saat ini saya belum tahu penyebab diare tersebut. Kami sampai saat ini dari RS UB masih melakukan pemeriksaan feses, dan kandungan apa di dalamnya masih kita proses," terangnya.

Sementara Ketua Pengelola Sistem Informasi dan Kehumasan (PSIK) FT UB, Adharul Muttaqin menjelaskan, pengolahan makanan untuk siang dan malam dikoordinir antara mahasiswa bekerjasama dengan masyarakat sekitar.

"Kualitas makanan ini subjektif, sebagian mahasiswa merasa tidak masalah tapi ada sebagian yang melihat terutama saat makan malam itu turun kualitasnya," tegasnya.

Ditambahkan, Andharul bahwa jumlah peserta KKM sebanyak 1.279 Orang dengan peserta perempuan sebanyak 533 Orang. Para mahasiswa perempuan terlebih dulu atau lebih cepat merasakan keluhan tersebut.

"Yang lebih cepat menyampaikan keluhannya itu adalah mahasiswa putri sehingga dibawa ke satu tempat untuk pemeriksaan awal. Kalau dilihat memang sebagian besar peserta putri sakit, dari 533 itu yang sakit ada 401 orang," terangnya.

Korban kesulitan buang air besar. Mereka dikumpulkan di sebuah tempat agar mudah penanganannya. Dari 401 orang tersebut sebanyak 112 sehat atau tidak bergejala, sementara 289 orang lainnya menyatakan sakit yang bervariasi.

"Tapi kebanyakan adalah masalah buang air besar," tegasnya.

Selanjutnya, 7 orang dibawa ke Puskesmas Wagir dan 11 orang dibawa ke RS UB serta 9 orang dibawa ke safe house. Sementara sisanya dijemput oleh orangtuanya.

"Saat ini ada 1 mahasiswa yang memilih tetap di RS UB agar lebih terpantau tapi kondisinya lebih baik," tegasnya.

Prof Hadi Suyono, Dekan FT UB menambahkan, perencanaan KKM telah dimulai sekitar 6 bulan lalu dan panitia telah menyiapkan segala sesuatunya. Kegiatan tersebut sudah biasa dilakukan dengan implementasi ke masyarakat mulai kegiatan membangun jalan, Penerangan Jalan Umum (PJU) dan pengabdian masyarakat lainnya.

"Kami sudah menyiapkan Korsp Sukarela Universitas Brawijaya (KSR UB) untuk kesehatan termasuk bekerjasama dengan Klinik UB. Kemudian fasilitas MCK sudah kami siapkan sebanyak 5 untuk putri dan 5 untuk putra. Tapi memang semua ini tidak didesain untuk lebih dari 50 orang atau 200 orang yang terjangkit," jelasnya.

Ketika peserta usai makan malam dan kemudian mengalami diare hampir bersamaan tentu 5 MCK sudah tidak mencukupi lagi. Akhirnya korban dievakuasi ke Rumah Desa Jedong.

"Karena untuk penanganan ada aulanya dibantu Polsek Wagir dibantu kawan-kawan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang yang turun termasuk dari Puskesmas Wagir," tegasnya.

Akibat kejadian tersebut akhirnya para mahasiswa dipulangkan, padahal KKM seharusnya sampai Kamis (9/2) besok.






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar