Masuk ke Kepulauan Meranti, Warga Bengkalis Diusir Petugas

Petugas patroli hanya izinkan warga lokal masuk, sementara warga Bengkalis diminta kembali.

SELATPANJANG - Aparat pemerintah Kecamatan Tasik Putripuyu, Kepulauan Meranti bersama kepolisian dan beberapa unsur lainnya mengusir warga dari Kabupaten Bengkalis yang nekat memasuki Kepulauan Meranti melalui penyeberangan Desa Kelemantan - Desa Dedap, Jumat (8/5/2020) siang.

Camat Tasik Putripuyu, Sugianti ketika dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan tindakan itu dilakukan menindaklanjuti surat dari Dinas Perhubungan Kepulauan Meranti tentang penghentian sementara kedatangan dan keberangkatan Kempang dari luar Kabupaten.

"Tindakan ini kami lakukan menyusul adanya surat edaran dari Dinas Perhubungan terkait menghentikan sementara kedatangan kapal pompong dan Kempang penyeberangan dari luar Kabupaten. Dan semua pintu masuk Kepulauan Meranti melewati kecamatan ini akan ditutup dan dijaga ketat," kata Sugianti.

Dikatakan, peristiwa pengusiran penumpang dari Kabupaten Bengkalis itu berawal dari ketika pihaknya melakukan patroli ke setiap pelabuhan desa. 

"Kita melakukan patroli keliling di setiap pelabuhan desa. Waktu itu kita mendapatkan informasi ada warga yang menyeberang dari Bengkalis menuju Meranti melalui Pelabuhan Desa Dedap, setelah kita cek ternyata benar, dimana kapal pompong pertama membawa satu penumpang, karena warga lokal kita persilahkan naik, namun ketika pemilik pompong juga ingin naik ke daratan kita minta untuk kembali," kata Sugianti.

Sementara itu, Camat beserta tim lainnya juga memergoki penumpang yang juga tiba dari Bengkalis menggunakan kapal Pompong dengan tujuh orang penumpang.

"Di kapal kedua membawa tujuh penumpang, dua warga lokal kita kembali persilahkan naik, dan lima penumpang lainnya kita suruh kembali. Lima diantaranya dua warga Desa Semukut yang hanya ingin mengurus administrasi dan tiga lainnya warga Bengkalis yang ingin magang di gereja," ujar Sugianti.

Pihak Kecamatan Tasik Putripuyu juga meminta kelonggaran terhadap pemberlakuan penutupan sementara jalur transportasi Kempang. Hal itu mengingat banyaknya akses masyarakat yang bolak-balik berdagang ke Bengkalis.

"Kita juga sedang meminta kelonggaran, mengingat aktifitas ekonomi masyarakat disini cenderung ke Bengkalis. Hal ini sudah melalui kesepakatan semua Kepala desa,  Bhabinkamtibmas, Syahbandar, makanya kita tawarkan opsi ini. Yang kita tawarkan itu pola buka tutup, dimana ada hari-hari tertentu dibuka dan hari tertentu tutup. Namun karena belum ada tanggapan kita akan tetap lakukan penindakan," kata Sugianti.

Diungkapkan, patroli ini akan terus dilakukan sampai adanya pemberitahuan kembali dibukanya jalur penyeberangan tersebut. Dan untuk mengantisipasi adanya kecolongan, pihaknya juga akan melakukan patroli pada malam hari.

"Kita akan rutin melakukan patroli ini. Untuk mengantisipasi adanya kecolongan, malam hari pun akan dilakukan patroli, tentunya itu melibatkan pihak desa," pungkas Sugianti. 






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar