Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
Din Syamsuddin Dituduh Radikal, Rizal Ramli: ITB Hasilkan Engineer Hebat, Kok Ada Alumni Berpikiran Cupet?
Jakarta (INDOVIZKA) - Tuduhan dari Gerakan Anti Radikalisme Alumni Institute Teknologi Bandung (GAR-ITB) kepada mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin sebagai tokoh radikal masih menyisakan perdebatan.
Ekonom senior yang juga alumni ITB, Rizal Ramli menyesalkan adanya tuduhan radikal dari segelintir alumni pada Din Syamsuddin.
"ITB kampus yang menghasilan tokoh-tokoh, pemikir-pemikir besar, engineer hebat. (Seperti) Soekarno, Habibie, Rooseno, Sutami," ujar Rizal di Akun Twitter pribadinya, Jumat (12/2/2021).
"Eh ternyata sebagian kecil alumninya berpikiran cupet, terlalu banyak gaul dengan intel, jadi organ surveilance swasta, (pengawas) tokoh-tokoh yang dicap 'ekstrimis'," sesalnya.
Pelaporan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Din Syamsuddin oleh Gerakan Anti Radikalisme Alumni Institute Teknologi Bandung (GAR-ITB) melaporkan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Din Syamsuddin ke Komite Aparatur Sipil Negara (KASN) dengan tuduhan radikalisme.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto A. Hakim menyebutkan, tuduhan tersebut adalah fitnah yang sangat keji.
"Ini adalah tuduhan dan fitnah keji yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kepada seorang tokoh dan pemimpin muslim penting tingkat dunia yang sangat dihormati karena dalam waktu yang panjang telah mempromosikan wasatiyatul Islam atau Islam moderat di berbagai forum dunia," tegas Sudarnoto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Dia sangat menyesalkan tindakan kelompok yang dengan sengaja telah mendiskreditkan dan menyudutkan Din Syamsuddin sebagai bagian dari kelompok radikal. Sebab, jasa dan peran penting Din Syamsuddin secara nasional dan internasional sangat berarti bagi bangsa dan negara, dalam hal ini mengarus utamakan wasatiyatul Islam.
"Prof. Din anti radikalisme atas nama dan untuk motif apapun serta siapapun yang melakukannya. Terlalu banyak bukti dan rekam jejak Prof. Din yang bisa dicermati untuk memahami pandangan dan sikapnya terhadap radikalisme dan bagaimana menangani radikalisme," kata Sudarnoto.
Bahkan, sambungnya, sosok mantan Ketua Dewan Pertimbangan MUI itu tidak segan-segan mengkritik siapapun yang menangani radikalisme-ekstrimisme dengan cara-cara radikal dan ugal-ugalan.
"Jadi, laporan dan tuduhan radikalisme yang dialamatkan kepada Prof. Din adalah fitnah keji dan merupakan sebuah kebodohan," cetusnya.***
.png)

Berita Lainnya
Untuk Dapatkan Banpres Usaha Mikro Penerima Tak Boleh Punyak Utang, Begini Respon DPR
Menag Ungkap WNI Bisa Umrah Tanpa Karantina Jika Gunakan Vaksin Diakui Arab Saudi
NPWP Digabung ke KTP, Tak Semuanya Harus Bayar Pajak
Merapi Muntahkan Guguran Lava Pijar 36 Kali dalam 6 Jam
JK Prediksi April Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Tembus Angka 2 Juta
Silpa APBD Riau Tahun 2019 Capai Rp 14 Miliyar
Lima Rekomendasi Film dan Serial untuk Hari Ayah Nasional
Airlangga Buka Gelombang 12 Kartu Prakerja, Survei: 94% Kompetensi Meroket!
Pekan Ketiga Februari, Modal Asing Rp3,5 T Keluar dari RI
RUPS PLN Mengangkat Darmawan Prasodjo sebagai Direktur Utama PLN
Muhammadiyah Rayakan Idul Fitri Rabu 10 April 2024
Harga Melejit, Pemerintah Diminta Kendalikan Konsumsi BBM