Ini Kronologi Penemuan Kepala Anjing di Rumah Humas Kejati Riau

Temuan kepala anjing di teras rumah dinas Humas Kejati Riau.

PEKANBARU (INDOVIZKA) - Rumah Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Riau, Muspidauan, di Jalan Puyuh, No 26, RT 003/RW 003, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Sukajadi, diteror pelemparan potongan kepala anjing, Kamis (4/3/2021) malam.

Aksi pelaku terekam CCTv yang dipasang di rumah Muspidauan. Muspidauan menceritakan kronologi penemuan potongan kepala anjing yang masih berlumuran darah itu.

Menurutnya, awalnya ia melihat sebilah pisau dengan gagang warna hijau di teras rumahnya saat hendak pergi Salat Subuh berjamaah, Jumat (5/3/2021).

"Sekitar pukul 05.00 WIB, saya hendak pergi Salat Subuh berjamaah di masjid. Ketika membuka pintu, ada pisau di teras," kata Muspidauan, Sabtu (6/3/2021).

Tidak curiga, Muspidauan mengambil pisau itu dan meletakkannya di atas kursi di dalam rumah.

Selanjutnya, Muspidauan berangkat ke masjid untuk menunaikan Salat Subuh. Pulang dari masjid, Muspidauan mulai curiga dan menanyakan pisau  pisau tersebut kepada anaknya. Merasa tidak memiliki pisau itu, Muspidauan meminta anaknya untuk mengecek CCTv.

"Saya panggil anak, saya tanya, pisau siapa itu? Coba cek CCTv dulu saya bilang. Dicek CCTv tidak kelihatan orang menaruh pisau itu," kata Muspidauan.

Tidak lama, Muspidauan mendengar suara jeritan anaknya karena kaget menemukan kepala anjing. Posisinya tersembunyi di samping pot bunga yang ada di teras rumah Muspidauan.

"Ayah, ada kepala anjing yah. Posisinya tersembunyi di bawah bunga di depan rumah itu. Saya telfon Polsek Sukajadi. Tidak lama polisi datang, saya sempat pergi kantor sebentar, lalu disuruh lapor ke Polresta Pekanbaru saja, ya sudah (saya lapor)," jelas Muspidauan.

Dari rekaman CCTv, pada pukul 22.30 WIB, terlihat dua orang pria mengendarai sepeda motor dan memakai helm.

Ada dua orang pria berboncengan sepeda motor melemparkan kepala anjing. Muspidauan berharap polisi mengusut kasus itu dan menangkap pelaku.

"Biar jelas, sebabnya apa, kita tidak tahu," kata Muspidauan.

Muspidauan menyebutkan, tindakan itu sebagai teror psikis bagi dirinya. Ia mengaku tidak mempunyai masalah dengan orang lain.

"Selama lebih kurang 30 tahun berdinas, belum pernah ada orang mengancam, belum pernah," tutur Muspidauan.






Tulis Komentar