Sempena Hari Kartini

Kisah Janda Dua Anak di Pangkalan Kerinci Bertahan Hidup Jualan Pem-pek


PELALAWAN (INDOVIZKA) - Sejak sang suami meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya, Mak Rani yang kini berusia 52 tahun berjuang sendirian menghidupi dua anaknya. Janda tua ini terpaksa bertahan hidup dengan berjualan pem-pek untuk menghidupi keluarganya.

Sudah lima tahun lamanya Mak Rani ditinggal pergi sang suami. Sejak saat itu pula ia mulai perperan sebagai "Ayah" sekaligus Ibu bagi kedua anak tercintanya.

Ia sering menjajakan dagangannya di seputaran Pangkalan Kerinci. Sebelumnya, ia sempat membuka lapak, tempat berjualan ala kadarnya. Lokasinya persis di pinggir jalan Pelita, Kelurahan Kerinci Timur, Kecamatan Pangkalan Kerinci.

Lapaknya itu tak jauh dari tempat tinggalnya di bangunan penangkar sarang walet. Jika masuk dari Jalan Lintas Timur, berada di jalan Pelita bangunan beton tak berbentuk sebelah kanan atau bangunan keenam. Tempat tinggalnya pun berada paling belakang, bangunan yang disulap menjadi tempat tinggal.

Tempat tinggal Mak Rani ini sengaja diberikan oleh sang pemilik usaha penangkar walet dengan harapan bisa menjaga dan mengawasi bangunan dari aksi pencurian sarang walet. Kini lapak, yang berada ditempat tinggalnya hanya tinggal kenangan. Sudah hampir dua tahun tutup. Pemicunya adalah minim modal. Tak sesuai dengan modal yang dikeluarkan dengan pendapatan. Ditambah lagi, pandemi Covid-19.

Hanya ada satu pintu masuk ke dalam rumah, sehingga cahaya matahari siang hanya sedikit bisa menyusup ke ruangan. Kondisinya begitu sunyi dan sepi. Hal ini mengingat sekeliing bangunan gedung di pagar beton tinggi. Di dalam rumah, kelihatan kompor gas, tempat masak-masak sekaligus tempat meracik jualan pem-pek.

Mak Rani betul-betul menguras pikiran dan tenaga untuk bertahan hidup. Kedua anaknya, sepasang. Paling tua perempuan bernama Linar Hana dan sibungsu Faiz. Lina duduk di Kelas 8 dan Faiz duduk di Kelas 7, sama-sama satu sekolah di MTSN Terusan Baru, Pangkalan Kerinci.

INDOVIZKA.com berkesempatan mendatangi kediaman Mak Rani, Rabu (21/4/2021) malam. Berselang beberapa saat bertamu, ia pun memulai membuka pembicaraan. Dimana dua bulan yang silam dirinya mendapat musibah secara beruntun.

Peristiwa pertama ia kena jambret. Uang hasil penjualan pem-pek yang dikumpulkan senilai Rp 1 juta hendak ditabung, dijambret saat ia menunggangi sepeda motor. Ia dipepet dua orang tak dikenal di jalan Sakura Melayang. Mak Rani sempat melaporkan kejadian itu ke Polsek Pangkalan Kerinci, namun sampai sekarang belum ada kabar beritanya.

Berselang dua pekan kemudian, handphone Android putranya kena jambret. Saat kejadian putranya memegang HP di pinggir Jalan Pelita, namun nahas baginya, hape tersebut disambar jambret lalu dibawa kabur. Padahal handphone ini satu satunya fasilitas untuk belajar daring kedua anaknya. Gadget tersebut digunakan secara bergantian anaknya selama pandemi Covid-19.

"Tapi sudahlah, itu adalah musibah yang tak boleh diratapi. Jadi semenjak kepergian bapaknya, saya sudah mulai menjual pem-pek. Alhamdulillah, bisa untuk makan sehari-hari. Perhari itu lakunya kadang-kadang 2 sampai 4 Kg, kadang dapat untung maksimal Rp 40 ribu," tuturnya.

Sebelum bulan suci Ramadan, ia mulai menjajakan pem-pek dari pukul 07.30 pagi hingga menjelang siang. Ada juga menjajakan dagangannya ke pelanggan tetap. Hanya saja, bulan puasa tidak seperti hari-hari biasa.

"Dulu kalau malam saya tidak menjual, karena perempuan tidak sama dengan tenaganya laki-laki nak. Kita ini kasian setengah mati harus kerja terus, kecuali ada bapaknya dulu yang sering bantu," lanjutnya.

Selain itu, perantau sejak tahun 2005 yang kini sudah memiliki KTP Pelalawan ini tinggal bersama kedua anak tercintanya. Ia juga sering kali dibantu kedua anaknya untuk membuat pem-pek yang akan dijualnya.

"Ya, walaupun begini keadaanya tapi harus tetap jualan. Anakku juga Alhamdulillah sering bantuin," tuturnya.

Meski harus berjibaku dengan kerasnya kehidupan yang dialaminya, janda dua anak itu tak lantas menyerah dengan kondisinya saat ini. Ia tetap semangat menjalani hari-harinya dan bersyukur atas rezeki yang telah diberikan Sang Maha Kuasa kepadanya. Selamat hari Kartini buat Mak Rani.






Tulis Komentar