Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
Pengamat: Banyak Dampak yang Ditimbulkan Jika Data Medis Bocor
JAKARTA (INDOVIZKA) - Kebocoran data pasien covid-19 dan umum kembali terulang. Lagi-lagi data ini milik Kementerian Kesehatan. Diduga sebanyak 6 juta data pribadi pasien dan umum siap dijual di forum online. Lantas, apa dampaknya jika data pribadi bocor?
Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber mengatakan, data medis yang bocor bisa disalahgunakan dan mengakibatkan kerugian yang besar bagi pemiliknya.
Jika pasien yang mengalami kebocoran data mengidap penyakit atau kondisi medis tertentu yang sifatnya rahasia dan jika diketahui oleh publik akan mengakibatkan dirinya dijauhi atau diberhentikan dari pekerjaannya, tentu hal ini akan sangat merugikan.
- Ketua Tim Jargas Sebut Kado Ultah ke-26 Pelalawan Dapat Tambahan Kuota 3.076 Jaringan Gas dari APBN
- Aktif Kembali Bumdes Jaya Bersama setelah Fakum Hampir 7 Tahun
- Wabup Husni Tamrin Hadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Lancang Kuning 2025
- Pemerintah Kabupaten Pelalawan Melaksanakan Operasi Pasar Murah Jelang Idul Fitri 1446 H
- Pemkab Pelalawan Sediakan Bantuan Penyebrangan Roda Dua Gratis Melintasi Banjir Jalan Lintas Timur
"Atau foto medis pasien yang tidak pantas dilihat lalu disebarkan akan memberikan dampak psikologis yang berat bagi pasien," kata Alfons kepada Merdeka.com, Jumat (7/1).
Dilanjutkannya, hal itu hanyalah sedikit risiko sehubungan dengan rekam medis yang bocor dan tidak terhitung data pribadi seperti nomor telepon dan data kependudukan yang bocor dan jelas akan menjadi sasaran eksploitasi.
Menurut Alfons, sebenarnya bisa menjadi pembelajaran dari pengelola data penting. Pengamanan data tidak hanya cukup dilakukan dari sisi perlindungan terhadap penyanderaan data dengan mengenkripsi (ransomware) di mana antisipasi ransomware adalah backup data penting yang terpisah dari database utama atau menggunakan Vaksin Protect yang dapat mengembalikan data sekalipun berhasil di enkripsi ransomware.
"Tetapi lebih jauh lagi data penting juga harus dilindungi dari aksi extortion ware. Karena itulah langkah antisipasi yang tepat harus dilakukan seperti mengenkripsi database sensitif di server sehingga sekalipun berhasil diretas tetap tidak akan bisa dibuka atau mengimplementasikan DLP Data Loss Prevention," ungkap dia.
.png)

Berita Lainnya
Pemerintah Wacanakan Pungut Pajak Sepeda
Kominfo Inhil gelar Literasi PPID dan Smart Informasi
8 Desa Berlistrik Diresmikan, 7 di Inhil
NFC adalah Komunikasi Nirkabel Jarak Dekat, Begini Cara Kerjanya
Presiden Jokowi di Muktamar NU: Nantinya Pengajian Bisa Dilakukan di Metaverse
Gara-gara 'Work From Home', PNS Terancam Diberhentian Massal
Mahasiswa UI Temukan Alat Penerjemah Bahasa Isyarat
Dua Pegawai Positif COVID-19, Kantor Disdik Bengkalis Tutup Seminggu
Bawaslu Inhil Launching Buku Pengawasan Pemilu Tahun 2019
400 Merek Dunia Lakukan Boikot Atas Facebook
Pakar Siber soal Data BI Bocor: Tidak Hanya Cabang Bengkulu, Tetapi di 20 Kota Lain
Tak Ingin Tampilkan Nama di WhatsApp, Begini Caranya