Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
Omicron Melonjak, Epidemiolog Wanti-Wanti Potensi Terjadi Long Covid
JAKARTA (INDOVIZKA) - Epidemiolog Dicky Budiman mewanti-wanti terkait peningkatan kasus Omicron di tanah air. Mengingat varian Covid-19 tersebut memiliki tingkat reproduksi alias penularan yang tinggi.
"Apalagi sudah penularan di tingkat lokal. Yang menjadi masalah mayoritas tidak bergejala. Sehingga bahayanya ini orang bisa tidak menyadari," kata dia kepada Merdeka.com, Sabtu (15/1).
Menurut dia, angka kasus Omicron yang ada saat ini masih merupakan angka minimal. Tidak tertutup kemungkinan jumlah masyarakat yang terinfeksi bisa lebih banyak.
- Ketua Tim Jargas Sebut Kado Ultah ke-26 Pelalawan Dapat Tambahan Kuota 3.076 Jaringan Gas dari APBN
- Aktif Kembali Bumdes Jaya Bersama setelah Fakum Hampir 7 Tahun
- Wabup Husni Tamrin Hadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Lancang Kuning 2025
- Pemerintah Kabupaten Pelalawan Melaksanakan Operasi Pasar Murah Jelang Idul Fitri 1446 H
- Pemkab Pelalawan Sediakan Bantuan Penyebrangan Roda Dua Gratis Melintasi Banjir Jalan Lintas Timur
"Kita melihat saja di semua negara dengan kapasitas testing yang bahkan jangankan yang bagus, menengah saja sedang saja itu sudah menemukan kasus yang jauh lebih banyak dibandingkan ketika Delta. Hanya perbedaannya kasus infeksi yang banyak yang bergejala ringan, sedang," ujarnya.
Fakta yang muncul selama ini bahwa pasien Omicron tidak bergejala maupun bergejala ringan dan sedang juga harus diwaspadai. Lantaran gejala yang timbul tidak selalu sama dengan hasil. Sebab ada potensi bahaya jangka panjang atau yang lebih dikenal dengan long covid.
"Bukan berarti yang ringan sedang itu output-nya baik-baik saja atau ringan sedang, tidak juga. Gejala dengan hasil itu kan berbeda. Makanya kita tidak boleh mengandalkan ini kan sedang ringan, akan baik-baik saja. Tidak begitu."
Karena itu, perlu dilakukan upaya agar tidak banyak orang yang dirawat di rumah sakit. Salah satunya dengan memberikan vaksinasi booster. Namun vaksinasi booster saja tidak cukup. Upaya 3T harus terus diperkuat.
"Jadi yang harus dilakukan, temukan kasusnya, lakukan tracing testing sehingga bisa diisolasi karantina. Selain itu masyarakat tetap patuh masalah 5M. Dan PPKM masih penting ya setidaknya dalam level 2, 3 itu dijaga," tandas dia.
Untuk diketahui, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti menyampaikan hingga hari tercatat 725 kasus Omicron. Deteksi dilakukan Dinkes bersama Pemerintah Pusat.
"Data yang kita dapatkan sampai dengan pagi ini sudah terlaporkan ada 725 kasus positif Omicron," kata dia, dalam diskusi virtual.
Dari jumlah tersebut, terdapat 75 persen merupakan pasien hasil perjalanan luar negeri. Sementara sekitar 24,8 persen merupakan transmisi lokal.
"75 Persen PPLN sebanyak 545 dan 180 transmisi lokal Omicron atau 24,8 persen," imbuh dia.
.png)

Berita Lainnya
Setelah Dirawat 40 Hari, Akhirnya Pasien Covid-19 dari Keritang Sembuh
1 Januari 2022: Vaksinasi Covid-19 Dosis 1 di RI Capai 77,74 Persen
Deteksini Dini HIV Pada WBP, Dinkes Lakukan Skining HIV di Lapas Kelas IIA Tembilahan
Bersempena Hari Kesehatan Nasional, IBI Inhil Laksanakan Publikasi Stunting
Ilmuwan Italia Klaim Temukan Vaksin Corona Pertama di Dunia
Dinkes Inhil Gelar Advokasi dan Koordinasi Pelaksanaan GERMAS
Menkes Bongkar 'Bisnis' Izin Praktik Dokter Hasilkan Keuntungan Hingga Ratusan Miliar
Dinkes Inhil Ikuti Rapat Program Penurunan Stunting Bersama Pj Ketua TP-PKK Inhil
Tak Bisa Jawab 6 Pertanyaan Ini? Tanda Otak Alami Penurunan Fungsi
Ada yang Lupa? Begini Cara Memasak Nasi yang Enak dan Pulen
Peringkat 3 di RI, Riau Tambah 726 Kasus Baru Covid-19, Pasien Sembuh 451 Orang
Daerah di Riau Diminta Kirim 100 Test Swab Perhari ke Labor RSUD Arifin Achmad