Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
Menkes: Indonesia Gunakan Metode SGTF untuk Deteksi Dini Varian Omicron
JAKARTA (INDOVIZKA) - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan upaya deteksi dini importasi varian baru COVID-19 Omicron (B.1.1.529) di Tanah Air dilakukan melalui metode S-gene target failure' (SGTF).
"Omicron ini salah satu mutasinya di S spike (mahkota virus) itu bisa diidentifikasi oleh PCR. Ada metode namanya SGTF. Sehingga kalau kita pakai reagen PCR, dia tidak terdeteksi atau istilahnya target failure, tapi gene yang lainnya positif, itu kemungkinan besar Omicron," kata Budi Gunadi Sadikin saat menjadi pembicara dalam Ganesha Policy Podcast Ep.1: "BGS, Kapan COVID-19 Berakhir?" dilansir Antara, Rabu (1/12) sore.
Budi mengatakan Kemenkes telah mengaktifkan 12 laboratorium tes PCR di setiap perbatasan negara, baik itu darat, laut maupun udara, untuk mengecek sampel virus dari pelaku perjalanan yang terkonfirmasi positif COVID-19.
- 6 Manfaat Rebusan Daun Dibawah Ini Bisa Turunkan Gula Darah
- Dinkes Pekanbaru Anggarkan Layanan Kesehatan Doctor On Call
- Dinkes Inhil Gelar Pembekalan Kesehatan kepada 303 Calon Jama'ah Haji
- Dinkes Inhil Canangkan BIAN se-Kecamatan Tembilahan Hulu
- Menderita Jantung Bocor, Balita di Tembilahan Ini Butuh Bantuan
Budi mengatakan metode yang digunakan petugas laboratorium dalam meneliti pengurutan genom atau genom sekuensing dari varian Omicron difokuskan pada SGTF.
Menurut Budi, metode yang sama juga diterapkan di 1.800 laboratorium Kementerian Kesehatan.
"Saya kemarin sudah video conference dengan semua (petugas) laboratorium termasuk, laboratorium kesehatan daerah, strategi testingnya kita perbaiki, kita perkaya dengan namanya metode SGTF ini," katanya.
Dalam kesempatan itu Budi mengarahkan agar pengurutan genom tidak dilakukan secara menyeluruh atau whole genome sequencing (WGS) sebab bisa memperpanjang proses penyelesaian.
"WGS itu nanti jadi panjang, ada 30.000 basa atau virus gene yang kita harus urutkan. Kita ambilnya yang mahkota virusnya saja, itu bisa turun dari 30.000 ke 3.000 atau 5.000 sekuens dari basanya sehingga kita bisa lebih cepat," katanya.
Upaya mempercepat proses penelitian genom sekuensing juga dilakukan Kemenkes dengan menambah 11 unit mesin genom sekuensing untuk didistribusikan di laboratorium di luar Pulau Jawa.
"Saat ini 12 mesin hanya ada di Jawa dan Sulawesi Selatan. Saya akan kasih dua di Sumatera Utara, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Papua dan Maluku," katanya.
Budi optimistis penambahan mesin tersebut bisa memangkas waktu penyelesaian pengurutan genom di Indonesia.
"Sekarang kita pastikan bahwa genom sekuensing di 12 laboratorium ini kita percepat waktu prosesnya, yang tadi dua pekan, kita akan tekan ke lima hari, kalau bisa tiga hari," katanya.
.png)

Berita Lainnya
Bayi Meninggal Karena Positif Covid-19 di Inhil Diduga Tertular Klaster Magetan
Langka di Pasar, Pegawai DLHK Inhil Racik Hand Sanitizer Berbahan Alami
Dinkes Inhil Laksanakan DAK Non Fisik dari Kementrian dan IDI di Puskesmas Batang Tumu
Tes PCR atau Antigen Jadi Syarat Perjalanan, Epidemiolog UGM: Langkah Sia-sia
4 Pegawai Lapas Tembilahan Nonreaktif, 21 Tahanan Batal di Rapid
Konsumsi Kopi dan Teh Saat Sahur Tidak Disarankan, Ini Sebabnya
Pemprov Riau Deteksi Dini Virus Corona dari Pelabuhan dan Bandara
106 Ekor Hewan Ternak di Inhil terkonfirmasi PMK
Bertambah Lagi, Dua Orang Warga Inhil Dinyatakan Positif Covid-19
Dinkes Inhil Ingatkan Pentingnya ASI Ekslusif Bagi Bayi 0-6 Bulan
Indofarma Jual Obat COVID-19 Remdesivir Rp 1,3 Juta
Sedih, Detik-detik Penjemputan Ibu dan Dua Anak Kecilnya yang Dinyatakan Positif Covid-19