Peringati Hari Tuberkulosis Dunia, Dr Alexis Hermansyah Jelaskan Bahaya TBC


TEMBILAHAN, (INDOVIZKA)- 24 Maret dikenang sebagai hari Tuberculosis Dunia. Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan kuman Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru-paru manusia.

Dr. Aleksis, Sp.P (Spesialis Paru) PH menjelaskan bahayanya TBC ini tidak saja menyerang paru-paru juga dapat menyerang hampir semua bagian tubuh, hal ini ia sampaikan pada Seminar Puncak Peringatan Hari Tuberkulosis Dunia yang diadakan di Poliklinik Gedung baru RSUD PH Tembilahan, Kamis (24/3).

Ia menyampaikan TB dapat menyerang siapa saja, terutama usia produktif/masih aktif bekerja (15-50 tahun dan anak-anak. TB dapat menyebabkan kematian apabila tidak diobati, 50% dari pasien TB akan meninggal setelah 5 tahun.

"Kasus TB di dunia tahun 2017 meliputi beberapa negara pertama di India, ke dua Indonesia, tiga China, empat Filipina, dan terakhir di negara Pakistan," ucapnya.

Sementara gejala penyakit TB adalah, batuk disertai dahak terus menerus selama 2 Minggu atau lebih. 

"Gejala yang sering di temui, dahak bercampur darah, batuk berdahak, sesak nafas dan rasa nyeri dada, sedangkan gejala tambahan badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan, berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa TB bisa menular terutama bila dalam dahak pasien ditemukan kuman TB. Kuman TB keluar ke udara pada saat penderita TB batuk, bersin, atau berbicara.

"Kuman TB terhirup oleh orang lain melalui saluran pernapasan menuju paru-paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Di dalam tubuh, kuman TB dilawan oleh daya tahan tubuh, jika daya tahan tubuh lemah, orang tersebut menjadi sakit TB, tetapi jika daya tahan tubuh kuat orang tersebut tetap sehat," ungkapnya.

Resiko penularan Tuberculosis, pasien TB paru dengan BTA positif memberikan resiko penularan lebih besar dari pada pasien TB paru dengan BTA negatif. Resiko seseorang terpapar kuman TB ditentukan oleh jumlah percikan dahak dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

"Jika ada pasien TB BTA positif maka harus dilakukan pemeriksaan kontak serumah yang memiliki gejala TB. Penyakit TB dipastikan dengan pemeriksaan dahak. Dahak sewaktu datang ke Puskesmas/RS, dahak pagi ketika bangun tidur, dahak sewaktu datang ke Puskesmas/RS pada hari ke 2," paparnya.


Terakhir, jika semua proses pengobatan ini dilakukan dengan benar dan teliti maka ke sembuhan akan berhasil. Kemudian hasil pemeriksaan ulang dahak pada akhir pengobatan (bulan ke-6) tidak ditemukan kuman lagi (negatif). Kemudian tidak ada lagi Keluhan berkurang atau hilang, Berat badan meningkat atau bertambah, Pemeriksaan dahak pada saat bulan ke 2 sesudah meminum OAT menunjukkan hasil negatif. Dilanjutkan pemeriksaan dahak di bulan ke-5 dan ke 6, danbKemajuan pengobatan belum berarti sembuh dari penyakit TB, minum obat diteruskan sampai sekurang-kurangnya 6 bulan.

Selain mengadakan seminar puncak Peringatan Hari Tuberkulosis Dunia juga diadakan pemberian cinderamata serta  doorprize kepada peserta Seminar yang merupakan para pasien dan keluarga pasien yang menunggu antrian berobat di Rumah Sakit. 

 






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar