Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
7 Warga Garut Meninggal Dunia Diduga Terinfeksi Difteri
INDOVIZKA.COM - Sebanyak tujuh warga Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, meninggal dunia diduga terpapar virus difteri. Hal itu dibenarkan Ketua Tim Surveilans Dewi Ambarwati saat dihubungi lewat telepon seluler, Selasa (21/2/2023).
Dewi mengatakan, jumlah tersebut terjadi dalam rentang 6-19 Februari 2023.
"Awal Februari ada enam (meninggal), lalu tambah satu lagi di tanggal 19 Februari," ujar Dewi.
Dewi mengatakan, belum mengetahui pasti penyebab meninggalnya ketujuh orang tersebut. Namun, berdasar analisa sementara, mereka sempat berkontak erat dengan warga yang terkena difteri.
"Tujuh orang ini tidak dicek apakah mereka difteri atau tidak. Tapi, karena curiga waktu meninggalnya itu sangat berdekatan dan akhirnya kita cari yang kontak dengan yang sudah meninggal. Nah yang kontak dengan yang meninggal itu, ditemukan ada dua orang yang positif (difteri)," ungkapnya.
Menyikapi hal itu, Dinkes Jabar menerjunkan tim ke lapangan untuk memeriksa kondisi masyarakat yang sempat berkontak erat dengan orang yang terpapar difteri khususnya di wilayah Desa Sukahurip.
"Jadi anak-anak di usia 15 tahun ke bawah di desa tersebut (Sukahurip) dilakukan outbrake respons. Jadi itu kita akan suntikan imunisasi difteri semuanya," katanya. Dinkes Jabar juga telah menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Kabupaten Garut. "Kita katakan KLB. Berarti, satu kasus saja (difteri) ini sudah bisa kita katakan KLB. Nah setelah itu kita cari di kota-kota lainnya untuk diperiksa dan sekarang dalam proses pemeriksaan," ujar Dewi.
Menurutnya, keterpaparan virus itu bisa dicegah lewat suntik imunisasi. Karena itu, pemerintah akan terus melakukan upaya imunisasi di wilayah tersebut dengan pendekatan bersama tokoh masyarakat sekitar.
"Desa Sukahurip punten sekali, dalam tiga tahun terakhir cakupan imunisasinya sangat rendah sekali karena alasan agama," ucapnya. "Karena, penyakit ini bisa dicegah dengan pemberian imunisasi sesuai dengan jadwal seperti anak di bawah 11 bulan, nanti pada saat umur 2 tahun, dan nanti saat usia sekolah dasar imunisasi anak itu harus diulang lagi," jelasnya.
.png)

Berita Lainnya
Setiap Tahunnya Kasus Stunting di Kateman Meningkat
1.112 Nakes di Riau Sudah Disuntik Vaksin Dosis Ketiga
Besok Seluruh Puskesmas di Riau Gelar Vaksin Polio
Dukung program Crash Imunisasi Polio, Puskesmas dan Pemdes Teluk Dalam Laksanakan Imunisasi Polio
Garda Terdepan Saat Covid, Honorer Nakes Inhil Kecewa Formasi PPPK
2024 Vaksin Covid-19 Berbayar, Gratis Hanya untuk Kelompok Ini
IDI Inhil Gelar Khitanan Masal Gratis
Bayi Berstatus Pasien PDP Covid-19 di Inhil Meninggal Dunia
Pasien Over Kapasitas, Puskesmas Kotabaru Layak Dijadikan RSUD
DPKH Riau Vaksinasi Rabies Masal Hewan Peliharan di Inhil
Seorang Pegawai Pertamina di Kepri Positif Covid-19
106 Ekor Hewan Ternak di Inhil terkonfirmasi PMK