Bupati Bengkalis Dukung Gerakan Makan Pangan Lokal untuk Anak, Demi Masa Depan Cemerlang

Bupati Kasmarni meninjau Gerakan Makan Pangan Lokal untuk anak di SDN 7 Lubuk Gaung, Kecamatan Siak Kecil. (Haloriau)

INDOVIZKA.COM - Bupati Bengkalis, Kasmarni secara resmi membuka "Gerakan Makan Pangan Lokal" untuk anak sekolah dan anak usia dini. Kegiatan ini berlangsung di halaman Sekolah Dasar Negeri (SDN) 7 Lubuk Gaung, Kecamatan Siak Kecil.

Kehadiran orang nomor satu di Kabupaten Bengkalis itu disambut Camat Siak Kecil Syahnan Adi Kesuma, Ketua TP-PKK Kabupaten Bengkalis Hj Siti Aisyah, Ketua DWP Kabupaten Bengkalis Ira Vandriyani Ersan. Serta diiringi kompang dan penampilan tari persembahan siswa SDN 7 Desa Lubuk Gaung.

Sementara itu, di sepanjang jalan menuju acara terlihat stand bazar UPT Balai Penyuluhan Pertanian dan Gapoktan se-Kecamatan Siak Kecil yang menampilkan produk unggulan Desa Lubuk Gaung mulai dari sayuran, buah-buahan, serta makanan lokal setempat.

Bupati Kasmarni menyambut baik dengan dilaksanakannya kegiatan gerakan makan pangan lokal untuk anak sekolah dan usia dini. Agar ke depan dapat bersama-sama mencetak sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan berkualitas. Dengan penyediaan aneka ragam pangan dan peningkatan konsumsi pangan yang berbasis pada potensi sumber daya lokal.

"Melalui momentum gerakan kita pagi ini, hendaknya dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat. Khususnya anak-anak sekolah, tenaga pendidik, dan juga PKK. Bahwa untuk memenuhi kebutuhan gizi dan karbohidrat pada tubuh, tidak harus membeli makanan yang mahal. Namun, cukup dengan mengkonsumsi bahan pangan lokal yang B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang Serta Aman)," ujar Kasmarni.

Bupati Kasmarni juga menegaskan panganan lokal B2SA berpotensi memiliki gizi dan karbohidrat yang cukup, dalam mendukung hidup sehat, aktif dan produktif. Saat ini lanjut Kasmarni, sumber daya pangan lokal cukup melimpah. Seperti jagung, umbi-umbian, sagu, pisang dan lainnya.

Hanya saja pola konsumsi pangan masyarakat yang masih menunjukkan kurang beragam, baik dari jenis pangan maupun keseimbangan gizinya.

"Terutama pada pola makan anak-anak sekarang, yang cenderung kurang suka makan sayur dan buah. Namun lebih suka jajanan dari tepung-tepungan yang kurang protein, minim gizi dan tinggi karbohidrat. Sehingga sangat berdampak pada kurangnya asupan vitamin, mineral dan protein yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang tubuh. Dampaknya tubuh kekurangan gizi dan mudah terserang penyakit," katanya.

Kasmarni minta pada semua pihak,  termasuk lembaga pendidikan, agar dalam setiap kesempatan, dapat terus menyampaikan, mengenalkan, dan menganjurkan kepada anak-anak didiknya untuk senantiasa mengkonsumsi pangan lokal yang sehat, bersih, beragam lagi bergizi. Paling tidak bisa dimulai dari gerakan membawa bekal serta makanan yang disediakan di kantin-kantin sekolah.

"Kalau perlu, dalam seminggu itu ada satu atau dua hari edisi khusus makan sayur dan buah bagi anak didik. Jika pola konsumsi pangan B2SA, melalui pemanfaatan pangan lokal ini dapat kita penuhi, maka ke depan kita pasti akan memiliki generasi yang sehat, kreatif, cerdas dan berprestasi. Sehingga kita dapat membebaskan Kabupaten Bengkalis dari stunting," ujarnya.






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar