Pilihan
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Senam Inhil Sumbang Medali Emas Perdana di Porprov X Riau
600.000 Masker N95 dari China Dikembalikan Karena Cacat Produksi
JAKARTA - Pemerintah Belanda menarik ratusan ribu masker yang diimpor dari China setelah menemukan adanya cacat produksi. Sebelumnya, otoritas Belanda menerima 1,3 juta masker dari China pada 21 Maret lalu, dan membagikannya kepada penyedia layanan kesehatan yang berjuang melawan penyebaran pandemi Covid-19.
Namun, selanjutnya Kementerian Kesehatan mendapatkan tanda-tanda adanya kecacatan pada masker tersebut. Setelah diperiksa lebih jauh, ternyata kualitas kiriman tersebut memang tidak memenuhi standar yang disyaratkan.
Demikian bunyi pernyataan dari Kementerian Kesehatan Belanda, seperti dikutip laman Euronews. "Tes kedua juga membuktikan masker itu tetap tidak memenuhi standar kualitas yang disyaratkan. Sekarang telah diputuskan untuk menghentikan penggunaan seluruh pengiriman ini.
- Meskipun Dihadang Israel, 80.000 Jemaah Palestina Tetap Salat Jumat di Masjid Al-Aqsa
- Aleix Espargaro Juarai MotoGP Inggris 2023
- WHO Peringatkan Setengah Populasi Dunia Berisiko Terjangkit DBD
- Declan Rice Resmi Bergabung Dengan Arsenal.
- Akan Meninggal Livepool, ini 6 Kandidat Calon Pengganti Jordan Henderson
" Masker tersebut memiliki sertifikasi N95 yang menunjukkan bahwa produk itu seharusnya mampu menyaring lebih dari 95 persen partikel. Selanjutnya, seperti dikabarkan NOS, pengembalian masker itu mencapai jumlah 600.000 buah. Kemenkes Belanda pun menjanjikan, nantinya pengiriman produk baru akan diterima setelah melalui pengujian standar ekstra. Belanda sejauh ini melaporkan adanya 9.800 kasus infeksi corona, dengan 632 kematian.
Belanda bukan satu-satunya negara yang mengimpor peralatan medis yang cacat dari China untuk mengatasi penyakit ini. Pada Kamis lalu, Spanyol mengumumkan akan mengembalikan 640.000 kit pengujian cepat yang telah dibeli dari perusahaan China.
Hal itu dilakukan setelah pengujian pada batch yang sudah diimpor menemukan bahwa alat itu hanya memiliki tingkat deteksi 30 persen. Pemerintah Spanyol menekankan, kit tersebut bersertifikat CE--menunjukkan kesesuaian dengan standar Eropa--yang dibeli melalui perantara.
Namun, Kedutaan Besar China di Madrid mengatakan di Twitter bahwa Shenzen Bioeasy Biotechnology, produsen kit tersebut, memang belum resmi dilisensikan oleh otoritas negara untuk menjual produk medis. Spanyol adalah negara yang paling terpukul kedua di Eropa setelah Italia, yang melaporkan lebih dari 73.000 kasus infeksi corona, dengan 5.900 kematian per hari Sabtu lalu.**
Berita Lainnya
Menkum HAM Yasonna Laoly yakin tak bakal di-reshuffle Jokowi
Hari ini, 15 Tahun Tsunami Aceh
Dikecam Keras, Pasar Tradisional di Yulin Masih Jual Daging Anjing
Cegah Corona, Mesjid Al-Aqsa Tetap Tutup Sampai Setelah Idul Fitri
Korban Tewas Serangan Militer Pakistan di Afghanistan Jadi 47 Orang
Kata-kata Terakhir Rayan Bocah Maroko Sebelum Meninggal: Tolong, Angkat Saya
Negara Ini Sahkan Undang-undang Anti-Pemerkosaan dengan Hukuman Kebiri
KBRI Riyadh Imbau WNI Sementara tak ke Makkah dan Madinah
HOROR! Pasien Virus Corona Ludahi Perawat Agar Virusnya Menular: Kalian Semua Akan Mati Bersamaku
Polda Sulsel klaim kasus korupsi ditangani meningkat
Besok, praperadilan Suryadharma Ali diputus
Banjir Jabodetabek Disorot Media Asing