Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
NASA: Durasi Gerhana Cincin Terlama Ada di Kota Selatpanjang Riau
JAKARTA - Gerhana Matahari Cincin yang terjadi Minggu (21/6/2020) siang tidak hanya menyita perhatian masyarakat Indonesia, tetapi juga badan astronomi dunia, National Aeronautics and Space Administration (NASA).
Fenomena itu terjadi ketika matahari sejajar dengan bulan, sehingga bulan menutupi matahari.
Dikutip Sindonews, Alex Young, Associate Director di Divisi Sains Heliofisika di Goddard Space Flight Center NASA mengatakan, ukuran yang tampak di langit adalah (slightly) lebih kecil dari matahari. Ini berarti bahwa cincin kecil anulus piringan matahari terlihat di sekitar bulan.
"Sehingga saat puncak gerhana, Matahari yang terlihat dari bumi akan terlihat seperti cincin," kata Alex Young
Dijelaskan, adapun durasi cincin terlama dan magnitudo terbesar pada gerhana siang tadi ada di suatu pusat kota di Indonesia, tepatnya berada di daerah Selatpanjang, Riau. Dengan durasi selama 3 menit 38,9 detik, dan dengan magnitudo gerhana sebesar 0,984.
Alasan munculnya 'cincin api' ini adalah karena jarak bulan. Bulan saat ini lebih dekat dengan puncaknya, yang berarti lebih jauh dari bumi. Hal tersebut membuatnya tampak 3 persen lebih kecil dari matahari jika dilihat dari bumi.
Meskipun gerhana annular tidak se-spektakuler gerhana matahari total, pemandangan gerhana annular masih menakjubkan. Bulan dan Matahari disejajarkan dengan sempurna untuk menghasilkan tampilan langit yang luar biasa bagi kita yang ada di Bumi.
Yang cukup menarik, gerhana matahari selalu terjadi dalam waktu kira-kira dua minggu setelah gerhana bulan. Hal ini akibat cara musim gerhana bekerja. Selama musim gerhana, yang terjadi setiap enam bulan atau lebih, maka setiap kali ada bulan purnama terjadilah gerhana bulan. Dan, setiap kali ada bulan baru maka gerhana matahari terjadi juga.
Kuatnya intensitas cahaya matahari saat gerhana annular dapat merusak mata dan menyebabkan kebutaan jika dilihat dengan mata telanjang.
Selain kacamata dengan filter matahari, kamera lubang jarum, teropong atau teleskop, kamera DSLR dengan filter khusus matahari juga bisa dipakai.(ali/net)
.png)

Berita Lainnya
Kapolsek Tembilahan Hulu Pimpin Patroli Karhutla di Desa Sialang Panjang
Masih Zero Titik Api, Kapolres Rohul : Tetap Waspada dan Siaga
Dinilai Mengkhawatirkan, Muhammadiyah Dorong Pemko dan DPRD Pekanbaru Bentuk Perda Larangan LGBT
Warga Pekanbaru Mengeluh Jalan Suka Karya Panam Seperti Kubangan
Dikemas Dalam Pameran dan Pertunjukan Kreatifitas, Sumatera Education dan Techno Expo 2023 Resmi Dibuka
Waspada Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang di Riau
Tak Terima Ditegur, Pengendara Motor di Inhu Malah Maki Polisi
PT SAGM Akui Buang Air Perusahaan Turun ke Bawah
Bernilai Miliyaran, Proyek Pembangun Turap di Inhu Mangkrak
Kabut Asap Selimuti Pekanbaru, BPBD Segera Bagikan Masker ke Sekolah
Harimau Mangsa Sapi Warga, BKSDA Turun Tangan
Belum Dapat Ganti Rugi Lahannya Jadi Jalan Tol, Warga Duri Ngadu ke DPRD Riau