Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
Soal KLB Demokrat, Pengamat Nilai Ada Upaya Sistematis Kekuasaan untuk Pecah Belah Partai
PEKANBARU (INDOVIZKA) - Pengamat Politik dari Universitas Islam Riau (UIR) Panca Setyo Prihatin, menganalisa beberapa hal dari Kongres Luar Biasa (KLB) yang terjadi di tubuh Partai Demokrat, yang pada akhirnya membuat lemah Demokrat ke depannya.
Kepada INDOVIZKA.com, Panca mengatakan, dinamika di Partai Politik (parpol) selalu meningkat saat akan adanya helat politik seperti Pilkada, Pileg atau Pilpres yang berujung pada perseteruan kepentingan di internal partai, disebabkan adanya perbedaan tafsir terhadap mekanisme.
Hal tersebut juga diperparah dengan campur tangan kekuasaaan untuk memecah belah, terutama Parpol yang notabene berada di luar koalisi pendukung pemerintah.
"Tidak jarang juga peristiwa kisruh internal disebabkan oleh adanya pemaksaan kehendak untuk mendudukkan seseorang menjadi Ketua Umum, yang oleh sebagian kader dianggap ini adalah melanggar mekanisme yang sudah disepakati bersama," kata Panca.
Terlepas dari konflik internal yang melanda banyak parpol termask Demokrat, ia lebih merujuk menggunakan istilah who is behind the gun.
"Bahwa konflik internal demokrat bukan berdiri sendiri, tapi ada upaya sistematis yang dilakukan oleh kekuasaan untuk memanfaatkan konflik itu sebagai sarana memecah belah partai. Seperti dualisme yang pernah terjadi di Golkar dan PPP. Saya kira motifnya sama untuk melemahkan parpol, terutama yang memiliki potensi oposisi atau berseberangan dengan sikap pemerintah," cakapnya lagi.
Posisi yang agak sulit diganggu saat ini, kata Panca tinggal PKS. Dengan soliditas, PKS memanfaatkan dinamika politik, Panca memprediksi akan meningkatkan elektabilitas PKS minimal pada Pileg 2024 nanti.
"Badai gelombang yang dihadapi Demokrat akan ditentukan bagaimana endingnya nanti, istilah Demokrat berkoalisi dengan rakyat menunjukkan posisi politik Demokrat berjuang bersama rakyat dan apabila Demokrat terbelah oleh kekisruhan yang diciptakan itu, maka kondisi Demokrat tak jauh dari yang menimpa Golkar, PPP, PAN. Kita tidak lagi bisa menggantungkan harapan rakyat pada parpol kecuali pada kekuatan rakyat itu sendiri," tukasnya.
.png)

Berita Lainnya
Terima Kritik dan Saran, KPU Inhil Gelar Uji Publik Penataan Dapil
1.465 Pemilih di Bengkalis Lakukan Pemilihan Suara Ulang Hari Ini
Panitia Musda Persilahkan Nasarudin Daftar Ketua KNPI Riau Besok
Dua Ketua DPC Partai Demokrat di Riau Dipecat DPP, Asri: Mereka Tak Loyal
MK Tolak Gugatan Sistem Pemilu, 2024 Tetap Coblos Caleg
Soal Dana Kunker ke Luar Negeri, Ketua DPRD Riau Sebut Bisa Digeser untuk Kegiatan Lain
Jika UU Pemilu Tak Direvisi, Pengamat Prediksi di 2024 Isu Pileg dan Pilkada Tenggelam oleh Pilpres
Momentum HBH dengan Balon Kada di Sumatera, AMI Punya Tekad dan Harapan Majukan Indonesia dari Daerah
Sukiman-Indra Gunawan dan Hafit-Erizal Saling Klaim Kemenangan Pilkada Rohul
PPP Dapat Sinyal Ini dari Koalisi Perubahan
Darmizal Mengaku Menyesal Pernah Dukung SBY Jadi Ketum Demokrat
2024, PBB Targetkan Setiap Provinsi Minimal Dapat Satu Kursi DPR