Jaga Stabilitas Harga, Riau Impor 14.500 Ton Beras Dari Thailand dan Myanmar

Foto ilustrasi. Sumber (google)

INDOVIZKA.COM - Sebanyak 14.600 ton beras dari Thailand dan Myanmar telah tiba di Riau untuk memperkuat stok beras nasional. Kapal ketiga dari Thailand dengan muatan 4.800 ton baru saja sandar di Pelabuhan Dumai pada hari ini, Rabu (22/2/2023).

Menurut Kepala Perum Bulog Wilayah Riau dan Kepri, Basirun melalui Humas Bulog Kanwil Riau Kepri, Delly Bayu Putra, pengiriman beras dari luar negeri dilakukan untuk menjaga stabilitas harga beras di Indonesia.

"Beras yang datang dari Thailand dan Myanmar ini sudah melalui proses seleksi ketat dan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan," ujarnya .

Sebelumnya juga telah tiba dua kapal dari Thailand dan Myanmar. Kapal pertama dari Myanmar membawa 4.800 ton beras dan telah tiba di Pelabuhan Dumai pada tanggal 2 Januari.

Kapal kedua dari Thailand membawa 5.000 ton beras dan telah tiba di Pelabuhan Dumai pada tanggal 5 Januari lalu.

Dengan kedatangan beras dari luar negeri, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan beras di Riau dan menjaga ketersediaan stok beras nasional.
 

"Kita terus berupaya untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran dan memenuhi kebutuhan masyarakat," tutup Basirun. 

Sebelumnya diberitakan Riau gagal mengendalikan inflasi yang diharapkan terkendali oleh pemerintah pusat. Saat ini Provinsi Riau mencatat inflasi sebesar 6,72 persen atau tertinggi nomor dua di Indonesia setelah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang mengalami inflasi 6,9 persen atau hampir 7 persen, sementara inflasi nasional hanya 5,28 persen.

Ada tiga daerah yang menjadi fokus utama yang mengalami inflasi tinggi yakni Kabupaten Indragiri Hilir, Kota Pekanbaru, dan Kota Dumai. Kota Pekanbaru sebesar 6,95 persen, Kota Dumai sebesar 6,63 persen dan Kota Tembilahan sebesar 3,95 persen.

Menghadapi itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau meminta Satgas Pangan, dalam hal ini, Polda Riau dan Bulog untuk mengawal distribusi, harga dan ketersediaan beras premium di Riau.

"Polda Riau dan Bulog harus mengawasi distribusi beras premium yang didatangkan dari Thailand dan Myanmar tersebut," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, SF Hariyanto di Kantor Gubernur Riau, Rabu (21/2/2023).

Tidak hanya sampai di tingkat distributor saja, SF Hariyanto juga meminta Bulog turun mengawasi ketersediaan dan harga beras hingga ke tingkat pasar.

"Beras premium ini kan ada harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, HET-nya Rp9.950 per kg. Itu tolong dipasang stiker, biar tidak ada yang berani menjual di atas HET," kata Sekda.

Saat ini, kata Sekda, 3 kota IHK di Riau semuanya mengalami inflasi yoy yaitu, Kota Pekanbaru sebesar 6,95 persen, Kota Dumai sebesar 6,63 persen dan Kota Tembilahan sebesar 3,95 persen.

"Ini Pekanbaru dan Dumai yang tinggi sekali, makanya ini menjadi perhatian kita bersama. Terlebih lagi, penyumbang inflasi yang cukup tinggi itu beras mencapai 1,7 persen," ungkapnya.

Persoalan beras ini juga menjadi perhatian serius dikarenakan dalam waktu dekat umat muslim di Riau akan menyambut bulan Ramadhan. Sehingga dikhawatirkan stok beras mengalami kelangkaan dan harga naik.

"Kalau tidak dikawal, beras ini bisa menyebabkan inflasi tinggi. Makanya kami sekarang juga melakukan koordinasi juga dengan dua kota yang inflasinya tinggi tersebut," tukasnya






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar