Hadapi Flu Burung, DPKH Riau Himbau Masyarakat Lakukan Ini

Ilustrasi ratusan unggas mati di Kampar, Riau (foto/int)

INDOVIZKA.COM - Ada ratusan unggas mati mendadak di Kabupaten Kampar, Riau. Hingga saat ini masih belum dipastikan apakah peristiwa itu berkaitan flu burung atau tidak.

Pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Riau mengimbau masyarakat, agar segera melaporkan ke Dinas pelaksana fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten/kota atau petugas Puskeswan setempat. Kalau ada kematian ayam yang tinggi.

"Kemudian juga menjalankan biosekuriti di wilayah kandang, mulai dari pembatasan lalu lintas orang dari luar, menempatkan cairan desinfektan di wilayah masuk awal peternakan," sebut Kepala DPKH Riau, Herman melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan Faralinda Sari.

Dikutip mediacenter.riau.go.id, masyarakat juga diimbau selalu ganti baju jika masuk dan keluar kandang. Segera dicuci setiap harinya, sampai dengan pembersihan kandang. Juga penyemprotan desinfektan yang berkala.

Untuk ibu rumah tangga yang berbelanja ke pasar untuk membeli ayam, jaga kebersihan personal. Dengan cara mencuci baju yang digunakan dari pasar, cuci tangan dan peralatan yang digunakan untuk menangani produk unggas dengan sabun. 

"Jangan khawatir untuk mengkonsumsi ayam dan produknya, karena tidak menular melalui cara dikonsumsi. Yang perlu dikhawatirkan adalah cairan, lendir atau kotoran dari ayam yang menempel pada produk unggas," imbaunya.

Ia tegaskan virus avian influenza mati, saat dipanaskan pada suhu 80 derajat celcius, selama minimal 2-10 menit. Selama produk unggas dimasak secara sempurna, tidak perlu khawatir tertular. 

"Periksakan ke dokter, jika ada anggota keluarga yg mengalami demam atau gejala flu, setelah ada kontak dengan unggas," imbaunya.

Sebelumnya, dengan adanya temuan ratusan ayam mati mendadak di Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kampar yang diduga mati akibat virus flu burung. DPKH Riau mengirimkan sampel ayam tersebut ke Balai Veteriner (BVET) Bukittinggi. 

Sampel yang diambil kemudian dibawa ke laboratorium BVET Bukittinggi. Pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium BVET Bukittinggi untuk memastikan apakah unggas tersebut mati akibat flu burung atau tidak.






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar