Diduga Anggaran Umat Dimutilasi Gubri dan Pejabat BRK, Masyarakat Sayangkan Hal Itu

Bank BRK Syariah. (Net)

INDOVIZKA.COM - Kekecewaan juga terjadi pada masyarakat soal polemik dugaan pemotongan anggaran bantuan masjid CSR Bank Riau Kepri (BRK) Syariah oleh Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar.

Terutama masyarakat di lingkungan masjid yang sebelumnya akan diberikan bantuan. Awalnya mendapat informasi akan mendapat bantuan tersebut merasa bangga berakhir, namun akhirnya berakhir dengan kekecewaan karena adanya polemik pemotongan.

Seperti yang terjadi di lingkungan Masjid Al-Azim Pelalawan. Masjid tersebut masuk daftar penerima bantuan yang akan diserahkan Wakil Gubernur Riau (Wagubri) H Edy Natar Nasution dalam rangkaian Safari Ramadhan. Namun karena ada pemotongan bantuan tersebut tidak jadi diserahkan.

Azlan, pengurus, Masjid Al-Azim Pelalawan, mengaku ia mendapat informasi adanya pemotongan itu melalui informasi pemberitaan. Namun lantaran sebagai penerima bantuan ia mengungkapkan tidak bisa berbuat apa-apa dan memahami saja apa yang terjadi.

"Kita pasrah aja dan kita juga memahami pak Wagubri yang selalu memperjuangkan masjid dan membesarkan agama. Tentu ia malu kalau tidak sesuai dengan niat atau janji. Hanya saja ini kan anggaran umat dan di bulan Ramadhan lagi," katanya Ahad (9/4).

Atas kejadian tersebut, ia juga telah menyampaikan pada masyarakat, kemungkinan anggaran itu tidak jadi diberikan karena sesuai informasi Wagubri juga sudah menyampaikan permohonan maaf tidak mau menyerahkan bantuan itu.

"Kami sudah sampaikan pada masyarakat dan masyarakat memahami saja apa yang terjadi. Kalau ditanya perasaan ya pasti kecewa, karena jangankan dikasih bantuan rencana kehadiran pak Wagubri saja udah bangga masyarakat. Tapi karena ada masalah ini bagaimana lagi cukup dipahami saja," ujarnya.

Sementara itu tokoh masyarakat Kota Pekanbaru, M Dasril Nagara mengatakan jika kejadian itu benar adanya, itu sudah keterlaluan. Karena itu terkait anggaran yang direncanakan untuk kebutuhan atau kepentingan umat. Artinya kata dia, tidak wajar lagi jika tujuanya sudah berbeda. Apa lagi hal itu kata dia dilakukan oleh seorang pemimpin di daerah.

"Kalau memang iya, ini sudah keterlaluan.  Anggaran umat pun di "mutilasi" atau disunat. Saya juga pengurus salah satu masjid di Pekanbaru dan mengetahui serta melihat sendiri Wagubri dalam memperjuangkan masyarakat dan agama. Sehingga wajar saja Wagubri merasa di zolimi karena bisa dipermalukan pada masyarakat.

"Saya lihat sendiri dan mengikuti perjuangan Wagubri kalau untuk agama dan masyarakat. Itu di kegiatan GSSB Riau yang terus dikembangkan. Jadi ketika ada kejadian ini, saya rasa siapapun akan merasa di zolimi," tuturnya.

Sementara Wagubri Edy Natar Nasution, sebelumnya juga mengatakan, jika  kejadian ini juga sudah tidak seharusnya terjadi. Apa lagi pemotongan itu sudah diluar kesepakatan dan sudah masuk dalam kategori ketidakadilan.

"Ini sudah menzolimi, saya tidak mau berbohong kepada  masyarakat maka itu saya batalkan dan menyampaikan permohonan maaf pada masyarakat," katanya.

Untuk kebenaran kejadian ini, ia mengatakan sudah mencari tahu semua. Dimana sesuai pengakuan, benar ada perintah itu. Sehingga dia menegaskan apa yang dirinya sampaikan tidak asal ngomong dan berdasarkan bukti.

"Janganlah berlaku zolim. Saya tidak pernah menggangu tapi saya jangan di ganggu. Selama ini saya diam-diam saja, tapi Kalau sudah keterlaluan saya juga tidak akan diam " kata Edy Natar.

"Sekali lagi saya mohon maaf kepada masyarakat. Karena saya berjuang untuk masyarakat dan kewajiban saya memperjuangkan masyarakat," tutup mantan Danrem 031 Wira Bima ini.






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar