Aroma Tidak Sedap Diduga Limbah Rumah Potong Resahkan Warga Sekitar Pasar Pagi Tembilahan


INDOVIZKA.COM – Pelaku usaha dan warga di kawasan Pasar Pagi Tembilahan mengeluhkan polusi udara bau tidak sedap yang di duga timbul akibat dari aktifitas kandang ayam atau rumah potong yang berlokasi tidak jauh dari lokasi tersebut.

Aroma tidak sedap ini akan semakin bau menyengat di hidung pada malam hari sehingga menimbulkan ketidak nyamanan bagi warga, pelaku usaha serta pengunjung usaha kuliner yang banyak di sekitar Pasar Pagi.

Pelaku usaha kuliner yang biasanya buka pada sore hari hingga malam sangat terdampak dengan bau busuk ini, sehingga mengurangi pengunjung setiap harinya.

Tentu saja pelanggan sangat tidak nyaman dengan bau tidak sedap ini dan memilih mencari tempat makan dan ngopi di tempat lain yang lebih nyaman.

Pelaku usaha kuliner di Pasar Pagi Tembilahan mengaku bau tidak sedap sangat mempengaruhi tingkat kunjungan di tempat usaha mereka.

“Saat ini cukup jauh berkurang, tapi Alhamdulillah masih ada yang makan dan ngopi, Cuma semua mengeluhkan bau tidak sedap ini,” ujar seorang penjual nasi lemak di Pasar Pagi Tembilahan yang tidak mau disebut identitasnya kepada Tribun Pekanbaru, Rabu (9/10).

Menurutnya, usaha Kuliner sangat berpengaruh karena persoalan ini menyangkut kebersihan.

“Kami berharap ada solusi terhadap masalah ini, sehingga kami bisa berjualan dengan nyaman,” harapnya.

Keluhan warga ini mendapat respon dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Inhil yang langsung turun melakukan verifikasi lapangan, yaitu usaha atau kegiatan pemotongan dan kandang ayam di Jalan Gunung Daek Lr. Pulau Weh Jalan Apel.

Berdasarkan hasil verifikasi kandang ayam yang terletak di belakang pasar pagi tersebut, di temukan darah hasil pemotongan ayam, air cucian atau bilasan kegiatan pemotongan dan sisa-sisa ayam berupa bulu, kotoran ayam dan lainnya.

Pada saat kunjungan lapangan juga ditemukan kolam untuk kegiatan pencucian di samping kanan bangunan.

Namun air buangan yang dihasilkan dari kegiatan pemotongan ayam di alirkan menggunakan pipa yang kondisi terputus, sehingga aliran tersebut langsung masuk ke saluran drainase yang berada di depan bangunan.

Kepala DLHK Inhil Azwizarmi menjelaskan, pada saluran drainase di depan bangunan juga ditemukan sisa –  sisa ayam berupa bulu dan kotoran ayam.

“Kondisi saluran drainase yang mengarah ke sisi kanan bangunan kering dan terbentuk padatan, sedangkan kondisi saluran drainase mengarah ke sisi kanan bangunan terputus,” jelasnya di Tembilahan, Rabu (9/10).

Selanjutnya akan di dikoordinasikan dan di jadwalkan lebih lanjut bersama RT setempat untuk mencari solusi permasalahan ini.

“Di sekitar lokasi kegiatan tercium bau yang menyengat. Kita akan minta penanggung jawab usaha untuk klarifikasi terkait kegiatan dan hasil temuan di atas,” pungkasnya.






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar