Korban Kapal Tenggelam di Danau PLTA Koto Panjang Ditemukan di Ruang Kemudi

Penampakan Kapal Mesin Banawa Nusantara 58 sebelum insiden tenggelam di Danau PLTA Koto Panjang

PULAU GADANG (INDOVIZKA) - Kontroversi Kapal Mesin Banawa Nusantara 58 yang merupakan kapal bantuan dari Kementerian Perhubungan kepada Pemerintah Kabupaten Kampar mencapai puncaknya.

Kapal yang baru saja direnovasi dan dicat ulang oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar mengalami kejadian naas, Sabtu (19/13/2020) sore di perairan Danau PLTA Koto Panjang, Desa Pulau Gadang, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar sekitar pukul 16.00 WIB sore tadi.

Satu orang korban yang tewas adalah Salman Alfarisi (37) tahun yang dikabarkan merupakan Wakil Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI), warga Rumbai, Kota Pekanbaru.

Korban ini tewas karena terperangkap dalam badan kapal dekat bagian kemudi. Di saat penumpang lainnya berhasil berenang ke tepi danau yang jaraknya sekira 20 meter dari lokasi tenggelam, korban tidak berhasil keluar dari badan kapal.

Jenazah korban sendiri ditemukan sekira setengah jam setelah kejadian. Penumpang dan masyarakat sebelumnya menarik kapal dengan tali ke pinggir danau. Jenazah korban langsung dilarikan ke RSUD Bangkinang sebelum Maghrib dan dibawa ke rumah duka di Pekanbaru.

Dari beberapa video yang beredar, para penumpang tampak panik saat menyelamatkan diri. Pengakuan dari berapa korban, mereka ada yang berhasil meraih pelampung, bergantung di badan penumpang lainnya dan yang cepat berenang ke pinggir danau.

Dari beberapa narasumber yang dijumpai di lokasi kejadian, kapal ini mengangkut sekitar 40 orang penumpang. Menurut kabar, selain beberapa pejabat dan staf Dinas Pariwisata Kampar, kapal ini juga membawa beberapa pelaku pariwisata diantaranya Himpunan Pariwisata Indonesia, ASPPI Riau, Kampar Promotion Community, fotografer hingga dua orang wartawan. Selain itu dalam rombongan juga terdapat anggota DPRD Kabupaten Kampar Zumrotun.

Penumpang naik di Talau Island, sebuah lokasi objek wisata yang baru dibuka tak jauh dari Puncak Kompe atau antara Puncak Kompe dan Tepian Mahligai di Desa Pulau Gadang. Kemudian mampir di Pulau Puti.

Menurut rencana awal, sebagaimana disampaikan Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar David Hendra Nasution, sesuai rencana awal, kapal akan merapat di Dermaga Tepian Mahligai setelah rombongan mampir di Puti Island.


Di Tepian Mahligai rencananya kapal akan bersandar beberapa hari agar membantu pemasaran atau menarik minat wisatawan berwisata di Tepian Mahligai.

Namun sebagian diantara penumpang meminta balik ke Talau Island. Akhirnya kapal tak jadi berlabuh di Mahligai. Dalam perjalanan ke Talau Island kapal mengalami oleng dan tenggelam.

Menurut beberapa warga, dari Puti Island kapal sudah tampak oleng.

KM Banawa Nusantara 58 telah beberapa kali membuat heboh warga Kabupaten Kampar. Mulai kedatangannya dari Pulau Jawa dan berlabuh awalnya di bawah Jembatan Water Front City Bangkinang 2019 lalu.

Selanjutnya karena kapal ini dimanfaatkan oleh Pemkab Kampar untuk mendukung pariwisata di Kabupaten Kampar, lalu dipindahkan ke Danau PLTA Koto Panjang yang diangkut dengan menggunakan truk besar ke perairan Danau PLTA Koto Panjang pada Februari 2020 lalu.

Pengangkatan kapal melalui jalan darat ini mendapat perhatian banyak masyarakat karena badan kapal yang cukup besar bisa dinaikkan ke dalam truk. Fotonya dan videonya juga sempat viral.

Oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar kapal ini lalu diparkirkan di sekitar Danau Rusa Kelurahan Batubersurat Kecamatan XIII Koto Kampar setelah sempat beberapa kali membawa tamu.

Namun terakhir kapal ini kembali membuat heboh. Beberapa aktivis dan wartawan lokal mengangkat berita soal terdamparnya KM Banawa Nusantara di daratan. Usut punya usut, ternyata disebabkan oleh surutnya permukaan air danau karena musim kemarau yang cukup lama. Namun beberapa hari terakhir didapatkan kabar, kapal ini sudah direnovasi dan dipercantik serta dicat ulang untuk mendukung pariwisata Kampar.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar David Hendra yang masih tampak lemas usai kejadian mengatakan bahwa peristiwa ini tak diduga. Namun apa yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar adalah semata-mata membantu masyarakat dalam pengembangan objek wisata dan menarik sebanyak-banyaknya wisatawan ke Kampar demi meningkatkan perekonomian masyarakat.***






Tulis Komentar