Kisah Bupati Zukri Misran Pernah Jalani Hidup Memprihatinkan Saat Tumbang pada Pilkada 2016

H Zukri Misran memimpin rapat perdana pasca pelantikan di hadapan seratusan pegawai di aula auditorium kantor bupati Pelalawan, Selasa (27/4/2021).

PELALAWAN (INDOVIZKA) - Tumbang dan kalah pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Pelalawan pada tahun 2016, membuat kehidupan H. Zukri Misran memprihatinkan. Jika disamakan dengan kondisi pengisian bahan bakar di SPBU dimulai dari nol, justru selesai Pilkada saat itu Zukri yang baru dilantik sebagai bupati Pelalawan itu mengawali dari titik minus.

Hal ini terkuak saat H Zukri Misran memimpin rapat perdana pasca pelantikan di hadapan seratusan pegawai di aula auditorium kantor bupati Pelalawan, Selasa (27/4/2021). Ia menceritakan penggalan pengalaman hidupnya. 

Menurut Zukri, ia sudah dua kali ikut Pilkada Pelalawan. Pada periode pertama tahun 2016 kalah, dengan selisih suara seribuan. "Bapak-bapak tahu enggak, ini saya cerita dan ini pengalaman. Selesai Pilkada waktu itu, kehidupan saya memprihatinkan. Saya cerita kehidupan saya memprihatinkan. Kalau SPBU mulai dari nol, saya Alhamdulillah mulai dari min," urai Zukri.

Meski demikian, situasi sulit ini tidak pernah ia keluhkan. Ia ikhlas dengan kondisi yang dihadapi. Bahkan dalam posisi minus pun dirinya tetap bisa berbagi. Katanya, sewaktu mau jadi bupati saat itu, ia tidak pernah berpikir maju Pilkada untuk menjadi kaya raya. Makanya ketika tidak terpilih, ia pun tidak stres.

"Jika saya balik dari Jakarta, balik dari Mahkamah Konstitusi, justru saat jumpa keluarga, mereka yang menangis-nangis. Kalau bahasa kami, melulung. Saya tak bisa menangis saat itu. Keluarga bingung melihat saya seperti tidak ada masalah. Menurut saya, sudah selesai," cakapnya.

Ia yakin bahwa hidup ini sudah diatur oleh yang Di Atas. Sudah direncanakan kapan waktunya, kapan seseorang jadi kepala dinas, kapan jadi sekretaris, jadi Kabid. Semuanya, sudah diatur dan ditentukan. Tinggal bagaimana mendapatkan dengan cara baik ataupun dengan cara tidak baik.

"Situasi seperti itu kuncinya adalah ikhlas. Ternyata di balik situasi itu ada hikmahnya. Semua duit yang habis diganti oleh Allah. Saya tak pernah ngemis saat itu. Saya tak pernah main proyek di Pelalawan. Ada tak mendengar saya meminta proyek di Pemda Pelalawan saat itu? Tak pernah. Boleh ditanyakan dengan pak Harris," paparnya.

Hikmah lain, ketika ia mencalon sebagai bupati tidak niat macam-macam, justru ketika tidak memiliki jabatan usai Pilkada malahan diberikan rizki yang tak terduga. Dimana ketika dirinya menjabat sebagai anggota DPRD provinsi, tidak memiliki rumah di Pekanbaru.

"Saya tak punya jabatan dikasih Allah rumah di Pekanbaru, ketimbang sebelumnya, punya jabatan," sebut Zukri.

Ia menceritakan kisah kelam usai Pilkada 2016 adalah penting untuk memperbaiki niat dan nawaitu. Sebab nawaitu adalah kunci kesuksesan.

"Sama halnya yang dialaminya, maju pada periode kedua berpasangan dengan H Nasarudin. Dimana-dimana diceritakan calon yang tak punya duit. Tapi is ok. Bagi kami itu bagian dari politik, tak perlu harus marah-marah kalau dibilang tak punya duit. Lantaran kami memang tak punya duit juga," bebernya.

Dari pengalaman yang ia alami, Zukri mengharapkan ke depan bagi pegawai di lingkup Pemda Pelalawan atau pembantu pasangan Zukri-Nasar mewujudkan Pelalawan Maju, dibutuhkan orang-orang memiliki integriti, orang yang berakal baik, serta memiliki talenta tinggi.






Tulis Komentar