Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
Perlunya PPKM Darurat untuk Tekan Kasus Covid-19
JAKARTA (INDOVIZKA) - Epidemiolog Universitas Andalas, Defriman Djafri, menyatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat diperlukan untuk melandaikan kasus COVID-19, terutama varian Omicron. Ia mengatakan pemerintah perlu kembali belajar dari penanganan kasus COVID-19 varian Delta pada Juli 2021 dan kasus dapat melandai secara signifikan dengan PPKM Darurat.
Ia menilai dominasi tren penularan Omicron dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) ke transmisi lokal perlu diwaspadai sebab dapat terjadi penularan secara komunitas dan terbentuk klaster-klaster.
"Kalau belajar dari yang sudah-sudah, dievaluasi berdasarkan data yang saya pernah analisis juga, PPKM Darurat yang diikuti Level 1-4 memang sangat signifikan menurunkan atau melandaikan," ujarnya.
- Ketua Tim Jargas Sebut Kado Ultah ke-26 Pelalawan Dapat Tambahan Kuota 3.076 Jaringan Gas dari APBN
- Aktif Kembali Bumdes Jaya Bersama setelah Fakum Hampir 7 Tahun
- Wabup Husni Tamrin Hadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Lancang Kuning 2025
- Pemerintah Kabupaten Pelalawan Melaksanakan Operasi Pasar Murah Jelang Idul Fitri 1446 H
- Pemkab Pelalawan Sediakan Bantuan Penyebrangan Roda Dua Gratis Melintasi Banjir Jalan Lintas Timur
Defriman mengatakan berdasarkan data terkini, PPKM Darurat seharusnya dilakukan sebelum paparan virus dari episentrumnya, Jawa dan Bali, meluas ke daerah lain. Ia menilai ada keraguan dalam penyampaian risiko penularan varian Omicron seolah-olah tidak seberat varian Delta. Hal ini membuat masyarakat berpikiran pandemi akan cepat selesai.
Namun, dalam hal ini varian tersebut tetap memberikan risiko pada pasien dengan komorbid dan lanjut usia. Selain itu, Defriman mengatakan vaksin penguat atau booster penting dan diharapkan masyarakat dapat segera mendapatkan vaksin ketiga sebab pasien terpapar saat ini kebanyakan telah menjalani vaksinasi dua kali.
"Sekarang Amerika sendiri juga panik, sedangkan Indonesia masih menganggap ringan saja. Ini karena belum terinfeksi, kalau sudah komunitas, sudah terkena lansia, berat juga. Meski yang muda bergerak, dapat terjadi transmisi, misalnya di rumah," tuturnya.
Defriman mengharapkan kekebalan kelompok dari kondisi antibodi dapat terbentuk karena infeksi secara alamiah serta penerapan PPKM darurat dilakukan agar tidak terlambat menjadi wabah seperti pada Juli 2021.
.png)

Berita Lainnya
Usut Laporan Penganiayaan, Polisi Sita Foto Siswa SPN Dirgantara Batam Dirantai
Buaya dan Ular Hasil Evakuasi DPKP Inhil Diserahkan ke BKSDA Riau
Keputusan Wasit Memang Untungkan Indonesia, tapi...
Ketua DPC PKB Inhu Dodi Irawan Diundang Panitia HPN Baca Puisi
Jadi Irup Bendera Senin, Wadan Yonif 132/BS Salo Bacakan Amanat Danrem 031/WB Pekanbaru
Meski Libur Lebaran, Komandan Regu 1B Damkar Inhil Tetap Siaga
DPKP Inhil Turut Goro Bersihkan Drenase yang Tersumbat
DPR Teruskan Aduan ke Jaksa Agung soal Vonis Ringan Polisi Pemerkosa Mahasiswi ULM
Diduga Arus Pendek, Rumah di Inhil Hangus Terbakar
Bupati Inhil Apresiasi Pengabdian dan Perjuangan Petugas Damkar
Indonesia Siap Gantikan Vietnam Jadi Tuan Rumah ASEAN Para Games 2022
Kodim 0314/lnhil Gelar Penyuluhan Hukum