Persiapan Penderita Asma sebelum Mudik Wajib Perhatikan Ini

Ilustrasi. (Net)

INDOVIZKA.COM - Asma adalah penyakit paru-paru jangka panjang yang menyebabkan peradangan pada saluran udara, membuat pengidapnya sulit untuk bernapas. Namun, sejumlah perawatan bisa membantu pengidap asma untuk menjalani kehidupan normal.

Saat bepergian, misalnya saat mudik Lebaran atau berlibur, pengidap asma perlu mengelola kondisinya tersebut secara efektif untuk memastikan perjalanan sehat, aman, dan menyenangkan.

Buat kamu yang mengidap asma dan akan melakukan perjalanan jauh, ikuti langkah-langkah persiapan ini agar perjalanan aman dan nyaman. Apa saja?

1. Periksakan diri ke dokter
Sebelum melakukan perjalanan, buat janji dengan dokter untuk menilai kesehatan dan untuk mendiskusikan apa yang harus dilakukan jika tiba-tiba gejala asma menyerang. Pastikan kamu memiliki rencana tindakan tertulis untuk membantu memandu jika gejala asma memburuk. Minta dokter menulis dengan jelas instruksi yang dapat diberikan kepada staf ruang gawat darurat, jika diperlukan.

Simpan petunjuk tersebut di tempat yang aman bersama dengan informasi kontak dokter kamu. Apabila kamu bepergian dengan seseorang, pastikan orang tersebut memahami asma dan pengobatannya, mengutip Asthma Canada.

2. Persiapkan obat dan peralatan yang dibutuhkan

Menyiapkan obat ekstra untuk berjaga-jaga.Selalu bawa persediaan obat asma di tas jinjing Anda, jaga-jaga jika koper hilang atau rusak, atau kamu memerlukannya di tengah perjalanan. Bawalah salinan resep asma untuk membuktikan bahwa obat tersebut untuk penggunaan pribadi.
Jangan berpikir bahwa kamu bisa membeli obat asma saat perjalanan atau saat sudah sampai di tempat destinasi. Bisa jadi obat sulit dicari atau tidak tersedia.

Saat mengepak obat-obatan dan peralatan untuk asma, pertimbangkan hal-hal ini:

Perangkat spacer terjangkau dan mudah dibawa, menjadikannya pilihan yang lebih untuk dibawa saat melakukan perjalanan dibanding nebulizer. 
Bila membutuhkan nebulizer, sediakan voltase dan titik daya yang berbeda saat bepergian ke luar negeri. Kamu mungkin perlu menyiapkan adaptor power-point.
Apabila membutuhkan nebulizer, pastikan pompa nebulizer bisa digunakan di pesawat. Kamu mungkin butuh mengontak maskapai jika mungkin butuh menggunakan alat tersebut saat di pesawat.
Pastikan kamu benar-benar memahami cara menggunakan obat dan perangkat sebelum berangkat.

3. Ketahui pemicu asma
Dokter dapat membantu pasien dalam mencari tahu pemicu asma dan menyusun strategi untuk menghindarinya. Pemicu paling umum termasuk asap tembakau, tungau debu, polusi udara luar ruangan, kecoak, hewan peliharaan, jamur, dan asap dari kayu yang terbakar, mengutip Pusat Pengendalian dan Pencegahan Amerika Serikat (CDC).

Sebagai tips, bila menginap di hotel, mintalah kamar yang bebas asap rokok atau hotel yang sama sekali tidak memperbolehkan merokok.

Untuk pasien dengan sensitivitas terhadap serbuk sari, kamu disarankan untuk menghindari bepergian selama musim serbuk sari sedang dalam puncaknya. Bagi yang pemicunya adalah tungau debu, bawalah seprai dan sarung bantal yang kedap debu selama perjalanan.

Apabila akan menginap orang lain, misalnya mengunjungi rumah kerabat saat mudik Lebaran, tanyakan sebelumnya bila ada pemicu lain seperti hewan peliharaan atau asap. Bila ada, kamu bisa mempertimbangkan untuk mencari akomodasi alternatif.

Dilansir KidsHealth, serangan asma bisa terjadi secara tiba-tiba, pemicunya ada di mana-mana. Bisa saja saat bepergian ada pemicu serangan asma, misalnya polusi udara.

Ketika pergi menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil, sebaiknya jendela tertutup dan AC menyala untuk mengurangi terjadinya pemicu serangan asma akibat kondisi udara yang tidak sehat. Untuk membersihkan udara dalam mobil, biarkan jendela terbuka selama 10 menit sebelum masuk mobil. Hindari banyak berjalan atau kegiatan berat yang dapat memicu serangan asma.

4. Pertolongan pertama terhadap serangan asma

Mempelajari cara merawat diri sendiri selama serangan asma dapat menyelamatkan hidup. Dilansir Healthline, ingat langkah-langkah dasar ini jika mengalami serangan asma:

Gunakan obat penyelamat sesegera mungkin. Apabila obat tampaknya tidak bekerja, segera cari bantuan medis darurat. Beri tahu seseorang tentang apa yang terjadi dan minta mereka untuk tetap bersama kamu. Tetap dalam posisi tegak, jangan berbaring.

Cobalah untuk tetap tenang, karena panik dapat memperburuk gejala. Cobalah untuk mengambil napas lambat dan stabil.
Jika gejalanya menetap atau memburuk, lanjutkan minum obat penyelamat sesuai petunjuk dokter untuk digunakan dalam kondisi darurat sementara menunggu pertolongan medis datang.

Jangan ragu untuk mencari bantuan medis darurat untuk gejala asma. Serangan asma dapat memburuk secara tiba-tiba dan tidak terduga.

5. Cari tahu rumah sakit atau klinik terdekat
Sebelum mudik, cari tahu lokasi rumah sakit yang ada di sepanjang jalur perjalanan. Ini penting untuk mengantisipasi bila terjadi serangan asma secara tiba-tiba yang tidak dapat diatasi dengan obat serta perangkat yang dibawa. Jadi, pengidap asma bisa segera dilarikan ke rumah sakit agar segera mendapat penanganan.

6. Mengenali gejala asma

Tanda dan gejala asma seperti yang dijelaskan dalam laman Mayo Clinic antara lain:

Sesak napas.
Nyeri atau rasa sesak di dada.
Mengi saat menarik napas, yang mana ini merupakan tanda umum asma pada anak-anak.
Sulit tidur karena sesak napas, batuk, atau mengi.
Serangan batuk atau mengi yang diperparah oleh virus pernapasan, seperti pilek atau flu.
Tanda asma kemungkinan memburuk antara lain:

Tanda dan gejala asma yang lebih sering dan mengganggu.
Meningkatnya kesulitan bernapas, yang diukur dengan alat yang digunakan untuk memeriksa seberapa baik paru-paru bekerja (peak flow meter)
Kebutuhan untuk menggunakan quick-relief inhaler lebih sering
Bagi sebagian orang, tanda dan gejala asma muncul dalam situasi tertentu:

Asma akibat olahraga, yang mungkin lebih buruk saat udara dingin dan kering.
Asma okupasional, dipicu oleh iritan di tempat kerja seperti asap kimia, gas, atau debu.
Asma yang diinduksi alergi, dipicu oleh zat di udara, seperti serbuk sari, spora jamur, kotoran kecoak, atau partikel kulit dan air liur kering yang dikeluarkan oleh hewan peliharaan (bulu hewan peliharaan).
Serangan asma yang parah bisa mengancam nyawa. Tanda dan gejala yang perlu diperhatikan adalah:

Sesak napas atau mengi yang memburuk dengan cepat.
Tidak ada perbaikan bahkan setelah menggunakan quick-relief inhaler. 
Sesak napas saat melakukan aktivitas fisik minimal.
Dalam kasus ketika gejala memburuk, segera cari pertolongan medis di fasilitas kesehatan terdekat.

7. Rekomendasi vaksinasi
Eksaserbasi asma—episode yang ditandai dengan peningkatan gejala sesak napas progresif, batuk, mengi, dada sesak, dan penurunan fungsi paru secara progresif, yang menunjukkan perubahan dari status normal pasien yang cukup untuk memerlukan perubahan dalam pengobatan—terutama disebabkan oleh virus dan bakteri pernapasan yang menyebabkan peningkatan peradangan dan infeksi dada. Vaksinasi yang direkomendasikan untuk pasien asma adalah:

Vaksin influenza (flu) untuk semua penderita asma setiap tahun.
Vaksin pneumokokus, disarankan untuk penderita asma berat dan bagi siapa saja dengan asma di atas usia 65 tahun.
Penelitian telah menunjukkan bahwa vaksinasi dapat mengurangi jumlah eksaserbasi asma dan mengurangi angka rawat inap.

Tak lupa, jangan lupa untuk mendapatkan vaksin COVID-19 lengkap serta booster, serta disiplin menerapkan protokol kesehatan. Konsultasikan rekomendasi vaksinasi dengan dokter, ya.

Itulah beberapa persiapan untuk pasien asma melakukan perjalanan jauh, misalnya mudik Lebaran atau liburan. Semoga perjalananmu aman, lancar, dan menyenangkan, ya!






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar