Dinas PerkimtanLH Kepulauan Meranti Sulap Tong Sampah Dari Barang Bekas

Tong sampah dari keranjang bekas yang dimodifikasi. (Haloriau)

INDOVIZKA.COM - Permasalahan sampah masih menjadi sorotan utama pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman Rakyat, dan Lingkungan Hidup (PerkimtanLH) yang ditunjuk tidak hanya mengupayakan pengurangan sampah, namun juga dipusingkan dengan banyak hilangnya tong sampah yang ditempatkan di beberapa titik jalan.

Kepala Dinas PerkimtanLH Kepulauan Meranti, Saiful Bahri mengatakan, upaya untuk memperindah kota dari tumpukan sampah dengan menyediakan tong sampah masih terkendala tangan-tangan iseng dari orang yang tidak bertanggung jawab

Dikatakan, tong sampah yang ditempatkan di pinggir jalan tersebut banyak dicuri, sehingga upaya untuk membersihkan kota dari sampah yang berserakan menjadi kurang efektif.

"Sudah banyak tong sampah dengan berbagai bentuk, mungkin sudah puluhan jenis kita letakkan di pinggir jalan, namun sering hilang entah kemana. Sepertinya ada yang spesialis pencuri tong sampah," ujar Saiful kesal.

Dikatakannya lagi, sampah berserakan bukan pada tempatnya itu diantaranya sampah sisa bungkus plastik, sisa makanan dan minuman membusuk mengeluarkan aroma tidak sedap, tajam menusuk hidung.

"Akibat tidak ada tong, sampah menjadi berserakan dan mengeluarkan bau busuk," tuturnya.

Seperti tidak kehabisan akal, Saiful lalu mencari ide dengan menyulap keranjang-keranjang bekas yang dimodifikasi untuk menjadi tempat pembuangan sampah dan diletakkan di titik-titik rawan bersampah.

Dirinya menyampaikan dengan keterbatasan yang ada pada pemerintah saat ini, diharapkan masyarakat juga berkontribusi dan ikut serta dalam menjaga kebersihan.

Menggunakan keranjang sampah yang dimodifikasi, kata Saiful bukan tanpa alasan. Dikatakan pihaknya sudah beberapa kali membuat tong sampah dengan berbagai bentuk, baik yang didanai dengan APBD, maupun CSR dari pihak perusahaan, namun tong sampah sering saja hilang dari tempatnya.

"Tong sampah yang kita letakkan sering hilang dari tempatnya. Sudah banyak bentuk yang kita buat, namun tetap saja raib, makanya kita akan back to basic saja menggunakan tempat sampah dari barang bekas," ujarnya

Dijelaskan Saiful Untuk wilayah Selatpanjang saja, sebanyak 24 ton sampah diproduksi setiap harinya. Setiap harinya tim bekerja pagi, siang dan malam untuk mengangkut seluruh sampah tersebut ke TPS di Desa Gogok.

"Jadi setiap orang itu menghasilkan sekitar 0,4 kilogram setiap harinya. Diharapkan ini menjadi perhatian kota bersama," tuturnya.

Walaupun demikian Saiful tidak memungkiri bahwa saat ini memang tempat penampungan sampah belum mencapai ke seluruh permukiman warga. Namun untuk tempat-tempat krusial sudah disiapkan seperti di Pasar Sandang Pangan, Pasar Modern dan Jalan Dorak.

Pihaknya juga sudah bersurat kepada seluruh kelurahan untuk dicarikan tempat untuk dibangunkan tempat penampungan sampah sementara.

"Kita sudah bersurat dan masih menunggu kesepakatan dari lurahnya," jelasnya.

Untuk mengurangi masalah sampah, saat ini kata Saiful pihaknya sedang membuat program Bank sampah. Dimana sampah-sampah yang masih bernilai ekonomis bisa dijual ke kantor dinas sehingga bisa dijadikan uang.

"Kita sudah membentuk Bank Sampah yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dari persampahan. Barang bekas yang sudah tidak terpakai dan masih bernilai ekonomis bisa dijual ke kantor," kata Saiful.

Dikatakan, saat ini pihaknya sudah menyediakan 4 tong besar di kantor dinas untuk memilah sampah berdasarkan jenisnya.

"Jadi setiap warga yang menjual sampahnya ke dinas akan jadi nasabah kita. Harganya susah disesuaikan dengan harga pasar, jadi tidak perlu ragu dengan persaingan harga," ungkapnya.

Adapun anggaran yang digunakan untuk membeli sampah dari para warga adalah bersumber dari investasi para pegawai di PerkimtanLH.

"Tujuan kita adalah untuk mengurangi sampah dan menjadikannya sebagai sumber ekonomi dan pendapatan warga. Anggarannya bersumber dari investasi awal dari para pegawai dan mereka tidak keberatan untuk itu

Adapun harga beli sampah oleh Dinas PerkimtanLH diantaranya adalah plastik PE hargano Rp 2.000 perkilo, kantong plastik dihargai Rp 1.000 perkilo, botol pet bening seharga Rp 1.500 perkilo, Botol Blowing dihargai Rp 1.000 perkilo dan kertas HVS dibeli seharga 1.000 perkilo. 






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar