Berbagi Jurus Cegah FOMO

Kemenkominfo Gelar Webinar untuk Komunitas Pendidikan di Kampar

Webinar untuk Komunitas Pendidikan di Kampar. (istimewa)

Kampar, INDOVIZKA - Gejala fear of missing out (FOMO) kini banyak menghinggapi para pengguna media digital. Bentuk kecemasan yang ditandai dengan keinginan untuk selalu mengetahui apa yang orang lain lakukan, membuat orang sulit lepas dari ketergantungan dengan media sosial.

Untuk mencegah terjadinya fenomena FOMO, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau, akan menggelar webinar literasi digital untuk komunitas pendidikan di Kabupaten Kampar, besok, Senin (18/3/2024) pagi, pukul 08.00 WIB.

Mengusung tema ”Fenomena FOMO/Kritis Terhadap Berita Viral”, diskusi online yang akan diikuti lewat nonton bareng (nobar) oleh siswa dan tenaga pendidik di sejumlah sekolah di Kampar itu rencananya menghadirkan tiga narasumber. Mereka adalah Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian SD - SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar Darwin, dosen UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Deny Yudiantoro, musisi Rio Alief, dan Fitta Mamita selaku moderator.

”Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/RegPendidikanSumatera1803. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan hadiah e-money sebesar Rp1.000.000. untuk 10 peserta yang beruntung,” tulis Kemenkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Ahad (17/3/2024).

Terkait tema diskusi, Kemenkominfo menegaskan, pengguna digital kini banyak yang dihinggapi fenomena FOMO. Kekhawatiran akan ketinggalan informasi atau tren itu dapat ditengarai dengan gejala perasaan cemas, gelisah, dan takut kehilangan momen berharga yang dimiliki teman atau kelompok, sementara dia tidak terlibat di dalamnya.

”Untuk mengatasinya, bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti menghapus beberapa aplikasi yang tidak penting pada gawai,” jelas Kemenkominfo dalam rilis.

Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupate Kampar ini, merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemenkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.

Hingga akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia sampai dengan akhir 2024,” tambah Kemenkominfo.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.

”Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman,” tutur Kemenkominfo.

Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.

Mengutip survei yang dirilis APJII, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Dibandingkan dengan periode sebelumnya, ada peningkatan 1,4 persen. Terhitung sejak 2018, penetrasi internet Indonesia mencapai 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemenkominfo.

Informasi lebih lanjut terkait literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (rls)






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar