Pilihan
Kurikulum Prototipe Jadi Solusi Pulihkan Ketertinggalan Belajar Imbas Pandemi Covid

JAKARTA (INDOVIZKA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menyiapkan Kurikulum Prototipe sebagai salah satu opsi yang bisa diterapkan sekolah dalam rangka pemulihan pembelajaran.
"Kurikulum Prototipe memiliki beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran, antara lain pengembangan soft skills dan karakter, fokus pada materi esensial, dan fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid atau teach at the right level," Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kemendikbud Ristek, Zulfikri Anas dalam keterangan tulis, Jumat (24/12).
Selain itu, Kurikulum Prototipe ini juga diharapkan dapat membantu anak dalam mengembangkan potensi dan bakatnya.
- Libur Sekolah Diperpanjang di Beberapa Daerah, Ini Alasannya
- Final ISTEC 2022 di Bandung, Siswa MAN 1 Pekanbaru Raih 3 Medali Perak dan 5 Perunggu
- DPRD Riau Pinta Kabupaten/Kota Perhatikan Nasib Guru Bantu
- Hore ! BOSDA Segera Cair, Guru Honor SMK dan SMK di Riau Akan Terima Gaji
- Inhil dan Pelalawan Ajukan Pencairan Gaji Guru Bantu Dikdas
"Kurikulum Prototipe ini bagian dari proses pembelajaran yang artinya melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya yaitu orientasi holistik, berbasis kompetensi bukan konten serta dirancang sesuai kebutuhan sekolah dan peserta didik," ungkap Zulfikri.
"Sekolah akan diberikan kebebasan untuk memilih secara mandiri dalam penggunaan kurikulum tersebut," imbuh Zulfikri Anas.
Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan, tidak terkecuali dunia pendidikan yang turut terdampak. Di Indonesia, saat ini proses pembelajaran harus dilakukan dalam dua metode yaitu secara luring (luar jaringan) dan daring (dalam jaringan).
Zulfikri Anas memandang pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 penting dilakukan untuk mengurangi dampak kehilangan pembelajaran (learning loss) pada peserta didik. Kurikulum Prototipe menjadi salah satu opsi yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran akibat pandemi.
"Kurikulum Prototipe mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar," jelas Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Zulfikri Anas.
Kurikulum ini sebelumnya telah diimplementasikan di Sekolah Penggerak dan Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK) sejak tahun 2020. Kurikulum Prototipe juga disebut sebagai Kurikulum dengan Paradigma Baru.
Sebelumnya, pada 2022 mendatang, sekolah diberi keleluasaan untuk memilih satu dari tiga kurikulum yang ada. Adapun ketiganya adalah Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat dan Kurikulum Prototipe.
Kurikulum Prototipe menjadi harapan untuk memulihkan ketertinggalan belajar para peserta didik akibat pandemi Covid-19. Kurikulum ini mempunya karakteristik memberi kebebasan bagi siswa maramu mata pelajaran yang hendak mereka pelajari di kelas 11 dan 12. Tidak ada lagi sekat antar rumpun IPA, IPS maupun Bahasa.
Berita Lainnya
Heboh, Buku Pelajaran SMA Memuat Alamat Situs Porno
Bantuan Kuota Internet Kemdikbud November-Desember akan Dirapel
Dewan Pendidikan : Segera Bentuk Satgas Covid-19 di Sekolah
Tunjangan Sertifikasi Guru di Meranti Bulan Desember 2019 Belum Dibayarkan, Ini Sebabnya
Tewas dengan pedang menusuk mata, ini kata-kata terakhir Arifin
Ini Syarat Ponpes di Riau Jika Ingin Buka
Guru Honorer Diatas 10 Tahun Diusulkan Otomatis Jadi PPPK Selanjutnya Naik Jadi PNS
Anak Bosan di Rumah Karena Covid-19, Orang Tua Dituntut Kreatif
Ujian Nasional 2021 Resmi Ditiadakan, Penentuan Lulus Lewat Cara Ini
Inilah 8 Tahapan Jalur Pendaftaran UTBK SBMPTN 2020
Guru di Inhil Tidak Diliburkan, Belajar Tatap Muka Diganti Sistem Online
Ingat! Maret-April UN 2020 SMP hingga SMK, Ini Jadwal Mapelnya