Rintihan Hati Anak Kampung Melayu Menaruh Harapan Besar di Pundak Satgas PKH Pulihkan Kembali TNTN


PELALAWAN,INDOVIZKA.COM-Taman Nasional Teso Nilo (TNTN) dan Hutan Amazon. Amazon, adalah hutan hujan tropis terbesar di dunia yang terletak di Amerika Selatan. Hutan ini meliputi wilayah seluas 7 juta kilometer persegi, dengan sekitar 5,5 juta kilometer persegi adalah area hutan. Sedangkan TNTN total ±81.793 hektare luas kawasan.TNTN berasal dari dua nama sungai yang berada di bagian timur yaitu Sungai Nilo dan di bagian barat yaitu Sungai Tesso.

Selaku anak kampung, yang tinggal berdampingan dengan kawasan hutan TNTN.Keresahan rusaknya hutan kawasan konservasi oleh penguasa dan Mafia tanah. Berbagai pikiran berkecamuk melihat runtuhnya hutan yang menjadi paru-paru dunia, sebagai penghasil oksigen. Kini berubah menjadi hamparan tandus dan tajamnya Duri sawit.

Ketika Negara hadir ditangan Presiden RI ke-8 yang berkomitmen untuk Bangsa dan negara serta penegakan Hukum dalam mengembalikan keasrian dan ekosistem di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).Memberikan secerca harapan hutan yang lebat yang dipenuhi kicauan burung akan kembali beberapa tahun kedepan.

"Saya (TM) anak kampung suku Melayu yang selalu bermain di kawasan hutan, sambil melihat Spesies  dan melihat alam hutan yang dulunya rindang tempat yang nyaman dan tenang tidak ada polusi. Bahkan saya selalu mengikuti kunjungan organisasi lingkungan baik dari luar dan dalam negeri. Saya yang hadir selalu mendengarkan percakapan mereka. Percakapan salah satu organisasi lingkungan yang bernama International Union for Conservation of Nature (IUCN) atau Uni Internasional untuk Konservasi Alam.

Mereka mengagumi TNTN dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa, dengan ribuan spesies tumbuhan, hewan yang langka ada di TNTN tidak ada di Amazon. Ini membuat saya terharu dan bangga terhadap TNTN. Sebagaimana pepatah dan kata-kata dari orang tua terdahulu dari Tunjuk Ajar Melayu tentang “Hutan dan Tanah”

Adat hidup memegang amanah
Tahu menjaga hutan dan tanah
Tahu menjaga bukit dan lembah

Tahu menjaga laut dan selat
Tahu menjaga rimba yang lebat
Tahu menjaga tanah wilayat
Tahu menjaga semut dan ulat
Tahu menjaga togok dan belat

Berkebun tidak merusak dusun
Berladang tidak merusak padang
Berkampung tidak merusak gunung.

Saya bangga selaku anak kampung di Melayu Riau. Ini bagian dari Amal, ibadah dan pengorbanan leluhur dan orang tua-tua terdahulu. Mereka yang selalu  menjaga alam dari ciptaan tuhan,serta menyumbangkan tumbuhan-tumbuhan, spesies untuk dapat dinikmati dan diketahui serta dirasakan generasi sampai ke anak cucu dikemudian hari nanti. Hanya kiriman doa dan surat Alfatihah yang bisa saya sampaikan buat para ulama, pemimpin tokoh orang tua-tua terdahulu dan pejuang Negeri.

Sumbangan, warisan hutan TNTN dari nenek moyang dan leluhur kami Riau yang diberikan kepada Negara untuk menjaganya, kini tinggal puing-puing dan konflik spesies seperti gajah, harimau dan Manusia dikarenakan punahnya hutan tempat  makan spesies yang di dalam kawasan TNTN sehingga spesies sampai keluar dari kawasan sampai ke perkampungan warga, bahkan sampai ke Ibukota.

Maka dari itu, TNTN juga sebagai penjaga keseimbangan ekosistem global, termasuk regulasi iklim dan siklus air. Ia juga disebut sebagai "paru-paru dunia" karena kemampuannya menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen.

Ini sebuah catatan dan renungan, bahwa deforestasi Hutan TNTN memiliki dampak global yang signifikan, termasuk perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Selaku Anak Kampung, saya selalu mendengar, melihat pidato Presiden Republik Indonesia yang ke 8.Baik di TV dan Medsos  tentang sebuah komitmennya terhadap bangsa dan Negara bahkan menyatakan, mengaku ingin mati di atas kebenaran dan mati dalam membela rakyat serta orang miskin.

Bahkan, beliau mengatakan, dihadapan semua kader partainya “Ingat, berbakti, bekerja untuk rakyat kita itu mulia. Kita berada di jalan yang benar. Kita tegak lurus. Kesetiaan kita kepada rakyat. Kepada bangsa kita”.

Pidato Presiden RI, Prabowo Subianto ini membuat saya terharu dan optimis, NKRI akan maju dan bangkit menuju Indonesia Emas. Ditambah dengan programnya serta langkah  keseriusan dan keikhlasannya dalam mengurus bangsa dan Negara. Salah satunya 
tentang Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Penertiban Kawasan Hutan melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 5 Tahun 2025.

Satgas bentukan Presiden Prabowo Subianto ini diberi mandat besar untuk memberantas aktivitas ilegal di kawasan hutan, meningkatkan tata kelola lahan, dan memaksimalkan penerimaan negara. Pada bulan Januari 2025.

Selanjutnya, tinggal bagaimana bawahan, middle manajemennya bekerja dan berkomitmen dalam melaksanakan tugas pengabdian terhadap kepentingan bangsa dan negara.

Paradigma dan asumsi saya anak kampung. Pernyataan, Presiden RI, dalam setiap pidatonya menunjukan sebuah keikhlasan dan komitmenya untuk kemaslahatan umat. Ia ingin dicintai rakyat dan ketika sudah tiada lagi ia ingin di doakan rakyat dan menjadi ingatan bagi sejarah generasi masa depan. Serta mendapat kiriman doa oleh masyarakat, bangsa NKRI.

Selaku anak kampung, mari kita jadikan renungkan, introspeksi tentang pernyataan dan keseriusannya untuk pengabdian terhadap bangsa dan negara.

Dukungan penuh dari kalangan muda, aktivis, tokoh kepada Satgas PKH terus mengalir untuk menjadikan TNTN kembali menjadi  hutan lindung dan sebagai paru-paru Dunia serta mengusut tuntas oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Siapa saja yang merambah dan menggarap hutan seluas ini dengan memakai alat dan kemana arah kayu nya yang dulu besar-besar dijual?.Kalau ada pihak korporasi yang terlibat, Negara harus mencabut izin perusahaan dan menyuruh korporasi tersebut mengganti rugi.

Harapan dan suara nyanyian kami, terhadap TNTN kepada, Presiden RI, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dan Satgas PKH harus berkomitmen dalam melaksanakan undang-undang, aturan dan peraturan serta keputusan Negara. Negara tidak boleh kalah dengan Mafia perambah dan oknum terlibat. Seharusnya para pejabat dan aparat menjadi contoh dalam kehidupan masyarakat untuk menegakkan aturan dan melindungi alam, mengayomi masyarakat. Bukan sebaliknya ikut merambah dan merusak Alam dan menjadi pejabat yang Hubbud Dun,ya wa karahayyatul maut (Cinta Dunia dan Takut Mati).

Selaku Anak Kampung Melayu Pelalawan, kami meminta kepada Satgas PKH, Pemerintah Daerah/Provinsi, DPRD Provinsi dan Kab/Kota agar bisa bersinergi melaksanakan persoalan kemanusiaan dalam melaksanakan relokasi mandiri. Mempermudah semua akses penerimaan anak-anak sekolah, pengakutan barang-barang rumah tangga bagi masyarakat yang membutuhkan. Sebagaimana juga mereka adalah anak bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia.

Suara Hati Anak Kampung Melayu Pelalawan(TM),yang tinggal dekat dengan kawasan TNTN dan juga Mantan Aktivis HMI.






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar