Pilihan
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Senam Inhil Sumbang Medali Emas Perdana di Porprov X Riau
Cegah Pandemi Flu Babi, Kementan Awasi Hewan Ternak Masuk RI
JAKARTA - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian segera menindaklanjuti sejumlah temuan virus baru Flu Babi (Swine Flu) G4 EA H1N1 yang dipublikasi oleh ilmuwan China baru-baru ini dan berpotensi menjadi pandemi baru.
Direktur Kesehatan Hewan Kementan Fadjar Sumping Tjatur Rasa menjelaskan pihaknya berkoordinasi dengan petugas Badan Karantina Pertanian untuk memperketat pengawasan lalu lintas hewan dan produk hewan demi mengantisipasi masuknya virus flu babi di Indonesia.
"Nanti di pintu masuk ada pemeriksaan-pemeriksaan lebih ketat, kemudian ada pengambilan sampel untuk diuji di laboratorium," kata Fadjar Sumping dalam wawancara di Jakarta, Kamis, 2 Juli 2020.
- PWI Riau Tuan Rumah HPN 2025 Diharapkan Melibatkan Generasi Muda
- Ingin Mengubah Status di KTP Sangat Mudah, Begini Caranya
- Kapan Pelantikan Anggota Dewan Terpilih 2024? Cek Jadwalnya
- Gugatan Hasil Pilpres 2024 Ditolak MK, Begini Respons Tim Hukum Anies
- Senin Pagi, MK Bacakan Putusan Gugatan Sengketa Pilpres 2024
Fadjar menjelaskan bahwa selain memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk hewan dan produk hewan, Kementan juga mempersiapkan laboratorium kesehatan hewan untuk melakukan diagnosa guna mendeteksi keberadaan virus influenza tersebut.
Menurut Fadjar, Indonesia sudah dinilai maju dalam melakukan surveilans untuk mendeteksi dini virus influenza tipe A dengan menggunakan fasilitas Influenza Virus Monitoring (IVM).
"Kita akan tingkatkan pengawasan dengan menggunakan fasilitas IVM di mana fasilitas ini juga dibantu oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia)," kata dia.
Saat ini, Indonesia mempunyai delapan laboratorium aktif untuk melakukan surveilans deteksi dini dan monitoring keberadaan virus influenza tersebut, khususnya terhadap kasus flu babi.
Deteksi tersebut juga dilakukan terutama di daerah-daerah yang dianggap rawan, seperti berdekatan dengan pintu masuk importasi hewan dan produk hewan.
Fadjar menambahkan bahwa peningkatan waspada terhadap hewan dan produk hewan di Indonesia ini tidak hanya berlaku pada importasi dari China, tetapi juga negara lain, mengingat adanya kemungkinan produk tersebut mengalami transit di negara lain.
Berita Lainnya
Tiba di PN Jaksel, Begini Penampakan Ferdy Sambo Jelang Sidang Perdana
Dokter di Palembang Meninggal Usai Vaksin, Dipastikan karena Sakit Jantung
Sebelum 6 Mei Masyarakat Dipersilahkan Mudik, Kakorlantas: Kami Tidak Berhak Melarang
Kemenag Evaluasi Keberangkatan Umrah Pasca 87 Jemaah Terpapar Covid-19
Agar Pengusaha Bayar THR Penuh dan Tepat Waktu, Disnakertrans Diminta Aktif Mengawasi
Warga DKI Meninggal Usai Vaksin AstraZeneca, Melkiades: BPOM, Kemenkes dan Komnas KIPI Hati-hati
KRI Nanggala Tenggelam, Panglima TNI Tegaskan Pencarian Jalan Terus
Rapat Pleno Diperluas PWI Pusat-Dewan Kehormatan Sepakat Akhiri Persoalan Internal
Kasus Covid-19 Meningkat, Pemerintah Minta Masyarakat Kurangi Mobilitas
Menko Airlangga: Ekonomi Pulih, UMKM Akses Fasiltas KUR
Catat! Ini Daftar Larangan di PSBB untuk Cegah Covid-19
18 Ribu Relawan Bergabung Perangi Corona: Didominasi Dokter dan Perawat