Pilihan
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Senam Inhil Sumbang Medali Emas Perdana di Porprov X Riau
Cegah Pandemi Flu Babi, Kementan Awasi Hewan Ternak Masuk RI
JAKARTA - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian segera menindaklanjuti sejumlah temuan virus baru Flu Babi (Swine Flu) G4 EA H1N1 yang dipublikasi oleh ilmuwan China baru-baru ini dan berpotensi menjadi pandemi baru.
Direktur Kesehatan Hewan Kementan Fadjar Sumping Tjatur Rasa menjelaskan pihaknya berkoordinasi dengan petugas Badan Karantina Pertanian untuk memperketat pengawasan lalu lintas hewan dan produk hewan demi mengantisipasi masuknya virus flu babi di Indonesia.
"Nanti di pintu masuk ada pemeriksaan-pemeriksaan lebih ketat, kemudian ada pengambilan sampel untuk diuji di laboratorium," kata Fadjar Sumping dalam wawancara di Jakarta, Kamis, 2 Juli 2020.
- Pendaftaran Rekrutmen Bersama BUMN 2024 Telah Dibuka , Berikut Link, Syarat dan Cara Daftarnya
- Tindakan Memicu Konflik, Lagi-lagi PT. BPP Batu Ampar Lakukan Blasting Tidak Sesuai Kesepakatan
- Meisita Lomania: Terpilihnya Kesendirian di Pemilu 2024, Apakah Karena Banteng ada Banteng?
- Dugaan Kecurangan Pemilu di Penjara: Anggota DPR RI Gerindra Mencurigai Pergantian Kalapas
- Sepakat, Pemerintah Majukan Pilkada 2024 September
Fadjar menjelaskan bahwa selain memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk hewan dan produk hewan, Kementan juga mempersiapkan laboratorium kesehatan hewan untuk melakukan diagnosa guna mendeteksi keberadaan virus influenza tersebut.
Menurut Fadjar, Indonesia sudah dinilai maju dalam melakukan surveilans untuk mendeteksi dini virus influenza tipe A dengan menggunakan fasilitas Influenza Virus Monitoring (IVM).
"Kita akan tingkatkan pengawasan dengan menggunakan fasilitas IVM di mana fasilitas ini juga dibantu oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia)," kata dia.
Saat ini, Indonesia mempunyai delapan laboratorium aktif untuk melakukan surveilans deteksi dini dan monitoring keberadaan virus influenza tersebut, khususnya terhadap kasus flu babi.
Deteksi tersebut juga dilakukan terutama di daerah-daerah yang dianggap rawan, seperti berdekatan dengan pintu masuk importasi hewan dan produk hewan.
Fadjar menambahkan bahwa peningkatan waspada terhadap hewan dan produk hewan di Indonesia ini tidak hanya berlaku pada importasi dari China, tetapi juga negara lain, mengingat adanya kemungkinan produk tersebut mengalami transit di negara lain.
Berita Lainnya
Prodi Kedokteran dan Prodi Teknik Informatika Universitas Abdurrab Raih Akreditasi B
Sebelumnya Mempersilahkan, Kini Kakorlantas Tak Lagi Rekomendasikan Mudik Sebelum 6 Mei
WhatsApp Rilis Fitur Baru Lagi, Intip Kuy!
Ini Area Jangkauan Layanan Internet PLN Rp185.000 Unlimited
Airlangga Paparkan Proyeksi Ekonomi 2021, Optimis Rebound 5,5 Persen
Satgas Covid-19 Perketat Mobilitas Warga Selama Liburan Nataru
NasDem Soroti Banyak Iklan Wajah Doni Monardo: Mau Nyalon?
Ibu Hamil Buruan Cek Rekening! BLT Mulai Cair Lagi
Mahasiswi Unsri yang Melapor Korban Pelecehan Seksual Dosen Jadi 4 Orang
Minyak Goreng Murah Sulit Terjamah
Airlangga Hartarto Instruksikan Kader Golkar Kawal Program Vaksinasi Pemerintah
Buruan Daftar! Pemerintah Kembali Salurkan BLT UMKM untuk 3 Juta Penerima, Begini Caranya