Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
Istana Pertanyakan Logika SBY Soal Tudingan Kudeta Demokrat
JAKARTA (INDOVIZKA) - Pihak Istana Presiden, melalui tenaga ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, mempertanyakan logika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dengan kapasitas sebagai mantan Presiden Republik Indonesia, yang belakangan ini dinilai terlalu sibuk menyudutkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), atas isu kudeta di internal Partai Demokrat.
Dimana tindakan SBY itu, dianggap tidak penting bagi negara. Terlebih lagi setelah adanya pernyataan resmi dari Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko yang telah berulangkali meluruskan keterlibatannya pada isu kudeta di Partai Demokrat. Serta menegaskan hal itu tidak ada kaitannya dengan Presiden Jokowi.
"Tidak ada hubungannya apa yang dilakukan Pak Moeldoko dengan mencoreng nama besar Pak Jokowi. Kan Pak Moeldoko itu kan sudah berkali-kali bilang, sebagai kepala staf ada orang datang minta ketemu, foto-foto, minum teh, dilayani, pulang. Kenapa mesti Pak Jokowi dan Pak Moeldoko yang jadi pembicaraan dan 'digebukin'? Di mana logikanya? Logika apa dipakai itu?" kata Ngabalin kepada wartawan, Kamis (25/2/2021).
Sikap Ngabalin yang mempertanyakan logika SBY itu, ditegaskannya mengingat kapasitas dari SBY sebagai mantan Presiden yang terkesan hanya mementingkan urusan Partainya semata. Tanpa memikirkan tentang hal-hal yang menjadi kepentingan rakyat.
"Kalau hari-hari ngomong Pak Moeldoko, hari-hari ngomong Demokrat, hari-hari ngomong tentang bagaimana strategi Moeldoko mau mengambil alih Demokrat, apa ya... itu nanti rakyat itu merasa, `apa sih yang dipikirkan untuk kita ini?` Kasihan, nanti rakyat itu merasa tidak terwakili, sementara Demokrat itu kan ada di tangan Pak SBY. Ketua Dewan Pembina," tegasnya.
Karenanya Ngabalin, berharap agar SBY menyadari kapasitasnya yang besar itu. Sehingga mulai kembali berbalik, untuk mengkritisi pemerintah dengan mewakili kepentingan rakyat yang nyata.
"Tetapi buatlah sesuatu yang rakyat itu bisa merasa terwakili, rakyat itu merasa welcome dengan apa yang beliau bicarakan, ocehannya itu," sebut Ngabalin.
Dalam kesempatan yang sama kepada wartawan, Ngabalin kembali menegaskan Presiden Jokowi tidak tahu menahu dengan urusan yang melibatkan Moeldoko, pada isu kudeta Demokrat. Karenanya SBY diminta untuk tidak lagi membawa-bawa Jokowi dalam isu tersebut.
"Karena Pak Moeldoko apa... kepala staf Kantor Staf Presiden, aduh... mana yang urusan begitu Pak Jokowi tahu. Mana Pak Jokowi ikut-ikut ini," jelas Ngabalin.
Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY dalam keterangan videonya, menyampaikan pernyataan meyakini apa yang dilakukan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko tanpa sepengetahuan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu diungkapkannya menyusul isu kudeta kepemimpinan Partai Demokrat yang telah menyeret eks Panglima TNI tersebut.
"Secara pribadi, saya sangat yakin bahwa yang dilakukan Moeldoko, adalah di luar pengetahuan Presiden Jokowi," kata SBY dalam keterangannya di sebuah video yang dirilis Rabu (24/2/2021).
Eks Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu juga yakin Presiden Jokowi memiliki integritas. Menurut dia, sikap itu jauh berbeda dengan perilaku pembantu dekatnya itu.
"Partai Demokrat justru berpendapat, apa yang dilakukan Moeldoko tersebut sangat mengganggu dan merugikan nama baik beliau," ujarnya.
.png)

Berita Lainnya
Waduh, Bupati Terpilih Sabu Raijua, NTT Ternyata Warga Amerika Serikat
Kontroversi Pakta Integritas: Kegagalan Pengawasan Kemendagri Menjadi Sorotan
Heboh Firdaus Tagih Uang Mahar Pilkada 2018, Irvan Herman Harus Tanggung Jawab
Bawaslu Riau Minta Jajaran Bersiap Hadapi Gugatan 5 Pilkada ke MK
Terlibat pada Pemekaran Kecamatan Pelangiran, Ferryandi Nilai Kelurahan Masih Tertinggal Infrastrukturnya
Di Tengah Pandemi Corona, KPU Riau Tunggu Arahan Pusat Soal Tahapan Pilkada
Keluarga Gubri dan Sekda Jadi Pejabat, Ade Agus: Mengurusi Provinsi Ini Jangan Mentang-mentang
Jika SK Munas Riau habis, Yorrys sebut Golkar bisa kompromi
PKB Inhil Serahkan Bantuan Seribu Lebih APD dan Bilik Sterilisasi di Puskesmas Tempuling
Empat Paslon Resmi "Bertarung" di Pilkada Pelalawan
Pemuda Pancasila Pekanbaru Ingatkan Musda KNPI Riau Jangan Ditunggangi Kepentingan Politik Praktis
Jokowi Sebut Presiden Erdogan Berencana Kunjungi Indonesia Awal 2022