Sejarah Suku Bugis Hijrah ke Tanah Melayu Indragiri Hilir (Part I)

Sejarah Suku Bugis Hijrah ke Tanah Melayu Indragiri Hilir

INDOVIZKA.COM- Sejak zaman berzaman masyarakat Bugis cenderung berhijrah untuk mencari kehidupan dan penempatan baru. Amalan penghijrahan seperti ini disebut sebagai merantau dalam masyarakat Melayu. Kegiatan penghijrahan atau merantau telah menjadikan hubungan sejarah, ikatan darah dan tali temali kebudayaan yang sangat erat sepanjang sejarahnya antara masyarakat Bugis di Alam Melayu khasnya masyarakat Bugis di Indragiri Hilir.

Kedatangan masyarakat bugis ke Alam Melayu khasnya di Indragiri Hilir Riau telah berlaku sekurang-kurangnya sejak zaman kesultanan Melayu Melaka. Pada abad ke-17 sudah terdapat penghijrahan dan pemukiman masyarakat Bugis ke Alam Melayu khasnya di Indragiri, namun kehadiran masyarakat Bugis dalam jumlah yang besar berlaku pada kolonial Belanda pada akhir abad ke-19. Penghijrahan dan Kehadiran masyarakat Bugis ke Indragiri Hilir Riau sehingga sekarang. Meskipun jumlah populasi mereka tidak dapat diketahui dengan tepat kerana kekurangan sumber bertulis dan lisan yang begitu ketara, namun kehadiran mereka dapat dilihat mayoritinya di Indragiri Hilir Riau terutama penempatan yang berkawasan dekat tepi laut, sungai dan parit.

Di Indragiri Hilir penempatan ini nampak jelas di Desa Kuala Enok Luar dan Desa Kuala Enok Dalam, Desa Pulau Kijang, Desa Benteng, Desa Pulau Kecil, Desa Pebenaan, Desa Sanglar, Desa Kota Baru Seberida, Desa Teluk Kelasa, Desa Pengalihan dan Desa Sungai Akar. Peranan masyarakat Bugis sebagai peneroka hutan dan pembina penempatan baru adalah antara aspek penting yang membentuk persejarahan masyarakat Bugis di Indragiri Hilir.

Kewujudan masyarakat Bugis dapat dikesan di beberapa petempatan yang masih kekal hingga sekarang. Mereka tersebar di beberapa Kecamatan, Desa, Parit dalam pemukiman di Indragiri Hilir seperti Desa Kuala Enok Luar dan Desa Kuala Enok Dalam, Desa Pulau Kijang, Desa Benteng, Desa Pulau Kecil, Desa Pebenaan, Desa Sanglar, Desa Kota Baru Seberida, Desa Teluk Kelasa, Desa Pengalihan dan Desa Sungai Akar.

Bahkan ada beberapa buah kampung yang mayoritas penduduknya adalah masyarakat Bugis. Di Desa Kota Baru Seberida 80% penduduknya adalah masyarakat Bugis, Desa Pulau Kecil ialah salah sebuah kampung terletak di Kecamatan (distrik) Reteh Indragiri, 80% penduduknya adalah terdiri daripada masyarakat Bugis. Di Desa Benteng 100% penduduknya terdiri daripada masyarakat Bugis.

Sejak dari awal penghijrahan masyarakat Bugis ke Indragiri Hilir, khasnya Riau, mereka telah berjaya menempatkan nama suku mereka dalam sejarah tempatan, sehingga kewujudan masyarakat Bugis di Indragiri Hilir banyak melakukan penghijrahan ke Pulau Penyengat, Tanjung Pinang, Tanjung Batu, Pulau Batam, Kepulauan Riau dan lain-lain kawasan yang lebih menonjol daripada etnik lainnya.

Kajian mengenai sejarah kedatangan masyarakat Bugis ke Alam Melayu, khususnya ke Indragiri sebenarnya bukanlah suatu fenomena sejarah yang baru. Ia memang sudah lama berlaku. Dalam masyarakat Bugis, belayar, mengembara, berdagang dan merantau merupakan suatu tradisi utuh dalam kehidupan mereka.

Sebagai suku bangsa yang terkenal dalam aktiviti pelayaran, pelaut Bugis telah mengembangkan suatu kebudayaan maritim sejak beberapa abad yang lalu. Perahu-perahu mereka dari jenis phinisi dan lambo telah mengharungi perairan Nusantara untuk berdagang dan merantau. Istilah “sompe” (belayar) dalam masyarakat Bugis juga berarti merantau, [2] adalah sebagai faktor pemangkin di kalangan mereka untuk meninggalkan kampung halamannya sekiranya mereka merasa tertekan. Terjadinya penghijrahan besar-besaran pada abad ke-17 dan awal abad ke-18 di kalangan masyarakat Bugis Sulawesi Selatan adalah kerana salah satu akibat dari rasa tertekan tersebut. Mereka telah berhijrah ke Sumbawa, Lombok, Bali, Jawa, Sumatera, Borneo[3] dan Indragiri[4] Riau serta Alam Melayu.

Kedatangan masyarakat Bugis ke Alam Melayu dalam jumlah yang besar berlaku pada zaman kolonial Belanda yaitu di suku akhir abad ke-19 dan berterusan sehingga masa sekarang. Kebanyakan masyarakat Bugis telah memilih Indragiri Hilir Riau sebagai destinasi penghijrahan. Mereka telah meneroka dan membina petempatan di beberapa kawasan di Indragiri untuk mempertahankan kerajaan Indragiri dari serangan musuh colonial Belanda. Peranan mereka sebagai peneroka hutan dan pembinaan petempatan luar desa adalah antara aspek yang penting dalam sejarah propinsi Riau. 

 






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar