Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
Prof Zubairi: Kita Jangan Jemawa Hadapi Varian Omicron
JAKARTA (INDOVIZKA) - Ketua Satuan Tugas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Prof Zubairi Djoerban mengatakan, Indonesia harus membuat langkah mitigasi untuk mengantisipasi varian Omicron atau B.1.1.529. Langkah ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 seperti yang terjadi beberapa bulan lalu akibat varian Delta.
"Langkah mitigasi mutlak dilakukan untuk hindari pengulangan Delta. Apalagi Omicron (B.1.1.529) ini seperti 'fitur terbaik' dari Alpha, Beta, Gamma, dan Delta," katanya melalui akun Twitter @ProfesorZubairi, Sabtu (27/11).
Merdeka.com sudah mendapat izin untuk mengutip pernyataan Prof Zubairi tersebut. Ketua Dewan Pertimbangan PB IDI ini meminta pemerintah tidak jemawa menghadapi ancaman varian Omicron.
Jika merujuk pada penilaian media barat, penanganan Covid-19 di Indonesia terburuk. Bahkan, Indonesia dianggap baru bisa bebas dari Covid 10 tahun lagi.
"Itu kata Bloomberg. Lalu, kita bangkit dan membuktikan. Saat ini? Kita cukup baik dan negara asal media ini pun jauh dari baik. Maka itu, jangan jemawa," sambungnya.
Prof Zubairi menjelaskan, Omicron pertama kali ditemukan dari spesimen yang diambil pada 9 November 2021. Varian tersebut kemungkinan sudah memasuki pelbagai negara di dunia hampir sebulan.
"Pelbagai negara langsung membatasi penerbangan. Indonesia pun harusnya punya mitigasi, termasuk mempertimbangkan untuk batasi akses penerbangan ke dan dari negara tertentu," ujarnya.
Sebelumnya, Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, varian B.1.1.529 pertama kali terdeteksi di Botswana, negara di Afrika bagian selatan.
Dicky menyebut, varian ini memiliki 32 mutasi. Salah satu mutasinya terdeteksi di Cambridge, Inggris. Berdasarkan penelitian di Cambridge, varian B.1.1.529 berpotensi lebih infeksius dan menurunkan efikasi vaksin.
.png)

Berita Lainnya
Pemerintah Jokowi kembali buka wacana pindahkan Ibu Kota Indonesia
Sekda Dapat Laporan Dana Stunting 'Disunat' Dinas Kesehatan Riau, Kadis Tidak Angkat Telfon
Manfaat Minum Kopi Bikin Tulang Kuat dan Sehat
Gandeng Dinkes, Satgas TMMD lmbangan Kodim 0314/lnhil Gelar Penyuluhan Stunting
Sedih, Detik-detik Penjemputan Ibu dan Dua Anak Kecilnya yang Dinyatakan Positif Covid-19
Hasil SWAB Keluarga Pasien Pertama Positif Covid-19 di Inhil Negatif
6.126 ODP di Riau Lakukan Rapid Test Covid-19, Hasilnya 45 Positif, 5 Warga Inhil
Terjadi Penurunan Stunting di Desa Harapan Makmur
Rokok vs Vape, Manakah yang Lebih Aman?
Update Corona di Riau 2 Juli: 188 Pasien Sembuh, 30 Masih Dirawat
Kapuskesmas Pulau Kijang Himbau Masyarakat Antisipasi DBD dan Demam Tinggi
Percepat Penurunan Stunting, Dinkes Inhil Gelar Pertemuan Tenaga Kesehatan Lintas Sektor