Sosok Bripda Tazkia, Polwan Polda Kalteng Dipukul Anggota TNI


JAKARTA (INDOVIZKA) - Bripda Tazkia Nabila Supriadi terkena bogem mentah anggota TNI. Saat itu, ia yang masuk dalam regu Tim Pengurai Massa (Raimas) Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) sedang melaksanakan Patroli KRYD (Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan) pada Sabtu (4/12) di kawasan Jl Pameran Temanggung Tilung Palangka Raya.

Siapakah Bripda Tazkia?

Anak Komandan TNI

Menurut penelusuran merdeka.com belum banyak informasi terkait Bripda Tazkia. Namun, Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah, Kombes Kismanto Eko Saputro memastikan Polwan Polda Kalteng tersebut merupakan anak dari seorang komandan TNI.

Ayahandanya bernama Kapten CPM Muhammad Supriadi telah meninggal dunia dalam peristiwa kebakaran. "Bapaknya Tazkia anggota TNI. Komandan TNI yang meninggal tahun 2018 kebakaran rumah dinas," ungkapnya saat dikonfirmasi merdeka.com.

Jabatan terakhir mendiang Kapten Supriadi diketahui merupakan personel Pasi Gakum Denpom Palangka Raya. Saat peristiwa kebakaran terjadi, Bripda Tazkia tengah mengikuti seleksi pendaftaran BA (Bintara) Polri.

Dinas di Direktorat Samapta

Bripda Tazkia sendiri mulai berdinas di Polda Kalteng pada tahun 2021 di Direktorat Samapta. "Di bagian Samapta Polda Kalteng, di Raimas. Baru masuk tahun 2021," kata Kismanto.

Usai mengalami pemukulan, Bripda Tazkia menderita luka memar di bagian tangan kiri. Namun, tidak sempat dirawat. Kondisi saat ini pun berangsur pulih.

"Memar di tangan, kepalanya enggak kenapa-napa. Kemarin ketemu sudah sembuh. Tidak ada gejala."

Informasi yang Beredar

Informasi yang beredar, peristiwa bermula saat Bripda Tazkia Nabila Supriadi dan rekan-rekannya yang tergabung dalam tim pengurai massa (raimas) melaksanakan patroli KRYD pada Sabtu (4/12) pukul 22.30 Wib. Patroli dilakukan di kawasan Jl Pameran Temanggung Tilung Palangkaraya dan sekitarnya.

Seusai patroli, dalam perjalanan tepatnya di Jalan Tjilik Riwut Km 02, tim melihat ada kerumunan. Bripda NLR yang menggunakan sepeda motor coba melerai. Tetapi mendapatkan perlawanan dari seseorang mengaku anggota Batalyon Rider 613 Antang. Brida NLR dipukul di bagian bibir dan kepala belakang. Bripda Tazkia yang juga ada di lokasi, menjadi sasaran pemukulan di bagian kepala belakang dan luka memar di tangan kiri.

Setelah itu, anggota Raider yang datang ke lokasi semakin banyak. Hal itu membuat Ipda DA sebagai pimpinan di lapangan memanggil personel raimas yang standby membantu melerai kerumunan, tetapi kembali mendapatkan perlawanan berupa pemukulan. Polisi lainnya berinisial Bripda SRS juga mendapatkan pukulan di kepala.

Ipda DA kemudian memutuskan menarik mundur anggota raimas untuk selanjutnya melaporkan kejadian itu ke Provos Batalyon Rider 613 Antang. Tetapi tidak direspons dengan baik dari petugas piket. Jawaban didapat tak ada prajurit yang keluar pada malam itu. Malah saat seorang personel rainmas merekam suasana, diancam akan dihancurkan ponselnya. Karena mendapat respons tidak baik, Ipda DA memerintahkan anggotanya kembali ke mako Ditsamapta Polda Kalteng dan melaporkan kepada pimpinan.






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar