Hampir Setiap Tahun Negara Modali PLN

Ilustrasi

JAKARTA, (INDOVIZKA) -- Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengungkapkan hampir setiap tahun negara memberikan suntikan modal kepada PT PLN (Persero). Suntikan modal diberikan dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN).

"PLN hampir setiap tahun kami kasih PMN," ujarnya dalam rapat bersama Komisi VII DPR, Kamis (10/6).

Ia menuturkan suntikan modal tersebut selalu mencakup tiga program. Meliputi, pengembangan energi baru terbarukan (EBT), distribusi jaringan non komersial, dan program listrik desa.

Baca juga: PLN Buka Suara soal Tuduhan Bayar THR Tak Sesuai Aturan
"Kami tidak inginkan PLN untuk menggunakan (pada program) yang lain. Jadi, untuk mengembangkan EBT, jaringan distribusi besar, dan kelistrikan desa," katanya.

Oleh sebab itu, ia menuturkan APBN tidak melulu membiayai kebijakan sebuah kementerian/lembaga (K/L) melalui anggaran langsung kepada K/L tersebut. Melainkan, melalui dukungan pembiayaan pada BUMN terkait.

Selain suntikan modal, Isa menuturkan Kementerian Keuangan mendorong K/L mencari inovasi pembiayaan di luar APBN. Tujuannya, untuk meringankan beban APBN.

Baca juga: THR Tak Sesuai Aturan, Pegawai Alih Daya PLN Ancam Mogok
Contohnya, pembiayaan melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) maupun lewat Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) untuk proyek tertentu.

"Kami mendorong mitra K/L kami untuk berinovasi mendapatkan sumber pembiayaan yang bervariasi yang kira-kira akan memberikan hasil yang sama dan lebih baik dengan governance lebih baik dan mungkin pembebanan di APBN yang lebih proper," katanya.

Tahun ini, perusahaan setrum itu mendapatkan suntikan modal Rp5 triliun. Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan dana tersebut Rp3 triliunnya akan digunakan untuk distribusi termasuk pembangkit EBT penunjang listrik desa. Sedangkan Rp2 triliun sisanya akan digunakan untuk proyek sektor transmisi dan gardu induk.

Baca juga: Buruh Sebut PLN Tak Bayar THR Pegawai Alih Daya Sesuai Aturan
"Kami sampaikan bahwa PMN 2021 digunakan untuk belanja modal, untuk proyek sektor transmisi dan distribusi, termasuk pelaksanaan program listrik desa pembangkit EBT dan non EBT penunjang listrik desa," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI beberapa waktu lalu.

Tahun lalu, PLN mencatatkan laba bersih sebesar Rp5,99 triliun sepanjang 2020. Keuntungan tersebut naik 38,6 persen setara Rp1,6 triliun dari tahun sebelumnya yakni Rp4,27 triliun.

Namun, perusahaan memiliki utang sebesar Rp649,2 triliun pada akhir 2020. Jumlah tersebut terdiri dari utang jangka panjang sebesar Rp499,58 triliun dan utang jangka pendek Rp149,65 triliun.






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar