Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
Sudah Booster tapi Masih Terinfeksi Covid-19, Ini Penjelasan Pakar
JAKARTA (INDOVIZKA) - Sejumlah daerah kini kembali menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 karena kenaikan kasus Covid-19. Tak sedikit warga yang mempertanyakan efektivitas vaksin Covid-19. Pasalnya, mereka yang terpapar ada yang sudah divaksin, termasuk booster.
Menanggapi hal itu, Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian Rumah Sakit (RS) UNS Solo, dr. Tonang Dwi Ardyanto, angkat bicara. Ia menyampaikan semua orang yang telah vaksinasi memang mungkin dapat terinfeksi Covid-19 kembali. Proporsinya diestimasikan sebesar 3 persen secara nasional atau 10 persen untuk Jakarta berdasarkan simulasi hitungan sederhana yang telah dilakukan.
“Maka, menjawab pertanyaan bagi yang telah melakukan vaksinasi booster namun terinfeksi Covid-19 kembali karena ketika di vaksin disuntikkan melalui otot lengan, kemudian akan membentuk antibodi di paru-paru. Tetapi, memang dalam membentuk antibodi di saluran napas relatif rendah. Dengan demikian, masih ada resiko untuk terinfeksi Covid-19. Maka, yang harus dilakukan ialah mengontrol kesehatan sebagai upaya membatasi virus yang akan masuk ke tubuh. Walaupun nantinya terkena Covid-19 kembali akan mengalami gejala ringan karena sudah kuatnya antibodi yang terbentuk di paru-paru. Sekali lagi perlu ditegaskan vaksin untuk mencegah gejala bukan mencegah adanya infeksi,” jelas Tonang.
- Ketua Tim Jargas Sebut Kado Ultah ke-26 Pelalawan Dapat Tambahan Kuota 3.076 Jaringan Gas dari APBN
- Aktif Kembali Bumdes Jaya Bersama setelah Fakum Hampir 7 Tahun
- Wabup Husni Tamrin Hadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Lancang Kuning 2025
- Pemerintah Kabupaten Pelalawan Melaksanakan Operasi Pasar Murah Jelang Idul Fitri 1446 H
- Pemkab Pelalawan Sediakan Bantuan Penyebrangan Roda Dua Gratis Melintasi Banjir Jalan Lintas Timur
Melihat kondisi rumah sakit yang mengalami penambahan pasien Covid-19 membuat Tonang menghimbau untuk melakukan isolasi mandiri di rumah selama gejala masih ringan dan bisa termonitor oleh Pemerintah Daerah (Pemda).
“Indikasi gejala ringan adalah ketika mengalami tanda-tanda terinfeksi Covid-19, segera periksakan dan nanti akan ditentukan oleh tenaga kesehatan terkait metode isolasinya. Atau bisa dideteksi dengan mengukur kecepatan napas yang berada pada frekuensi dibawah 20 per menit maka dianggap normal, sedangkan ketika mendekati 25-30 per menit maka diharapkan waspada,” ungkap Tonang.
Masyarakat yang tidak terinfeksi Covid-19 tak perlu khawatir tertular ketika ada tetangga yang terinfeksi dan melakukan isolasi mandiri. “Karena fenomena takut tertular ini terjadi saat pertengahan tahun 2020 – 2021 tetapi kenyataanya sekarang tidak lagi,” lanjut Tonang.
Meski demikian, pihaknya menyayangkan terkait masih adanya masyarakat yang abai pentingnya protokol kesehatan dengan dalih untuk membentuk herd immunity. Padahal, ketika ditelisik melalui sudut pandang ilmiah, herd immunity adalah istilah yang sering dipakai dalam bidang peternakan. Tentu pemahaman herd immunity ini tidak bisa diterapkan untuk manusia.
“Sederhananya dengan tidak menaati prokes bukan berarti herd immunity akan terbentuk dengan sendirinya. Kita harus tetap berhati-hati karena meski mengalami gejala ringan selalu ada risiko perburukan,” kata Tonang.
Ia juga menambahkan masyarakat di Kerajaan Inggris yang berani melonggarkan warga negaranya mengenai protokol kesehatan karena negara tersebut telah memiliki perhitungan yang jelas akan dampak serta solusi yang akan terjadi kedepannya. Adapun, masyarakat Indonesia yang sudah vaksinasi lengkap baru 48 persen. Maka, sikap hati-hati dan taat prokes sangat perlu diketatkan.
“Dengan percepatan vaksin yang saat ini tengah dilakukan, prokes yang senantiasa dijaga. Bukan tidak mungkin kasus infeksi Covid-19 di Indonesia akan berkurang dan kondisi pandemi segera menghilang,” tutur Tonang.
.png)

Berita Lainnya
Data Satgas Covid-19: sudah 428 Warga Riau Meninggal Dunia karena Corona
Puskesmas Tembilahan Hulu Buka Pos Pelayanan Gratis Bagi Anak
9 Pasien Diisolasi di RSUD PH, 5 di RSUD Raja Musa Guntung
Pemerintah Target Produksi 2 Juta Alat Rapid Test Per Bulan
Nunggak Iuran BPJS Kesehatan Terancam Denda Hingga Rp30 Juta
Kasus Positif Corona di Riau Bertambah 4, Total Jadi 34
Warga Inhil Dihimbau Gunakan Masker Secara Baik dan Benar
Kemenkes Larang Masyarakat Minum Obat Sirop Meski Sudah Beli
Kemenkes Sebut Kasus Covid-19 di Indonesia Paling Terkendali di Asia
Bayi Berstatus Pasien PDP Covid-19 di Inhil Meninggal Dunia
Terkonfirmasi Covid-19 di Riau Paling Banyak Usia 18-40 Tahun
Olahraga yang Membahayakan untuk Kesehatan Jantung