Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
Harga Telur Makin Melambung di Pekanbaru
PEKANBARU- Harga telur ayam ras di Kota Pekanbaru semakin melambung selama dua pekan terakhir. Dari harga normal Rp 1.600 per butir naik menjadi Rp 2.300-2.500 per butir.
Kenaikan harga telur di Kota Pekanbaru dan beberapa daerah lain di Indonesia saat ini diakui oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Dimana menurut keterangan yang disampaikan di media bahwa Distribusi telur dalam skala besar untuk program bantuan sosial (bansos) didebut menjadi penyebabkan permintaan telur ayam meningkat di pasaran dan berdampak pada kenaikan harga.
Untuk harga telor ayam mulai terasa kenaikan pada pekan kedua dibulan Agustus 2022. Dimana harga telor ayam mulai naik diangka Rp 1.800 per butir hingga pekan keempat naik diharga Rp 2.500 per butir.
Seperti yang terpantau di pasar Rumbai pada 12 Agustus yang lalu harga telur ayam masih di harga Rp 1.800.000 dan hari ini sudah tembus diharga Rp 2.300 per butir sama halnya di Pasar Sukaramai Rp 2.300 per butir.
Pasar bawah dan pasar kodim Pekanbaru malah lebih tinggi yakni Rp 2.500 per butir atau tembus diharga Rp Rp 75.000 per papan (30) butir padahal jika dibandingkan harga normal Rp.35.000- 40.000 per papan.
Kenaikan harga telur ayam ini tak pelak menjadi keluhan masyarakat terutama bagi pelaku UMKM di Kota Pekanbaru, seperti yang disampaikan Yanti, penjual kue bolu kembojo ini mengaku harus merogoh kocek lebih dalam untuk menambah biaya produski kue bolu kembojo miliknya.
"Kita tindak jual dalam jumlah banyak tergantung pesanan aja, tapi kenaikan harga telur saat ini tentu sangat terasa sekali buat kami dan terpaksa kami juga menaikan harga jual kue bolu ini. Karena kami tetap mempertahankan cita rasa dan kualitas bahan yang bagus, syujurnya pelanggan pada ngerti, "Ujar Yanti.
Kenaikan harga telur juga diraskan Ani, pelaku usaha kedai harian di Kelurahan Perhentian Marpoyan ini mengaku terpaksa mengurangi daya beli telur ayam di warungnya.
"Biasa kita ambil dari agen bisa 10 papan tapi sekarang 5 papan aja karena mahal dan modal tidak begitu banyak. Lagipun di tingkat agen juga telur tidak begitu banyak," ujar Ani. (*)
.png)

Berita Lainnya
Minyak Goreng di Tembilahan Langka, Disperindag Angkat Bicara
Perjuangan Berbuah Manis, Apkasindo : Selamat Datang DBH Sawit
Turun drastis, Harga Sawit di Inhil Capai Rp. 800/kg
Covid-19 Tidak Pengaruhi Investasi di Pekanbaru
Harga TBS Sawit Plasma dan Swadaya di Riau Naik
Siap-Siap, Arab Saudi Naikkan Harga Minyak Mentah untuk Asia pada Maret 2022
4000 Ekor Ikan Lele Ditabur di Keramba Kodim 0314/Inhil
UMKM Bisa Ikut Lelang Pengadaan Barang Pemprov Riau Senilai Rp50 Juta
Sektor Sawit Tulang Punggung Penerimaan Pajak di Riau
Harga BBM Siap-Siap Naik, Akankah Bansos Bakal Ditambah
KBI dan Bappebti Dorong Masyarakat Manfaatkan Sistem Resi Gudang
Pemprov Riau mengikuti Rakor terkait inflasi bersama Mendagri