Pilihan
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Senam Inhil Sumbang Medali Emas Perdana di Porprov X Riau
Pakar Sebut Kalung Antivirus Kementan Belum Teruji Untuk Covid-19
![](https://indovizka.com/assets/berita/original/78622362297-80b32ecd-8748-4721-80db-83c8aa5fa520_169.jpeg)
JAKARTA - Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia Inggrid Tania mengatakan kalung antivirus produksi Kementerian Pertanian yang diklaim ampuh membunuh corona belum terbukti dapat mematikan virus Sars Cov-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19. Musababnya, hasil penelitian ini hanya diuji secara in vitro untuk virus influenza, betacorona, dan gammacorona.
“Jadi belum diuji pada Covid-19. Memang tidak salah meyebut anti-corona. Tapi corona yang mana,” ujar Inggrid saat dihubungi pada Sabtu, 4 Juli 2020.
Sebelumnya, berdasarkan penelitian ilmuwan, terdapat tujuh jenis virus corona yang dapat menginfeksi manusia. Ketujuhnya adalah HCoV-229E (alpha coronavirus), HCoV-NL63 (alpha coronavirus), HCoV-OC43 (beta coronavirus), HCoV-HKU1 (beta coronavirus), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV), dan 2019 Novel Coronavirus alias Sars Cov-2 yang saat ini dikenal menyebabkan wabah Covid-19.
- PWI Riau Tuan Rumah HPN 2025 Diharapkan Melibatkan Generasi Muda
- Ingin Mengubah Status di KTP Sangat Mudah, Begini Caranya
- Kapan Pelantikan Anggota Dewan Terpilih 2024? Cek Jadwalnya
- Gugatan Hasil Pilpres 2024 Ditolak MK, Begini Respons Tim Hukum Anies
- Senin Pagi, MK Bacakan Putusan Gugatan Sengketa Pilpres 2024
Untuk dapat memperoleh klaim antivirus Covid-19, Inggrid mengatakan Kementerian Pertanian harus menggelar uji klinis secara spesifik dengan mengisolasi atau melakukan strain terhadap virus Sars Cov-2. Dengan kondisi penderita virus corona di Tanah Air yang jumlahnya sudah mencapai lebih dari 60 ribu kasus, kata dia, semestinya tim peneliti pemerintah bisa memperoleh sampel virus tersebut. Pemerintah, kata dia, juga dapat menggandeng Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Inggrid khawatir dirilisnya kalung anti-virus yang membawa label anti-virus corona itu akan menyebabkan salah persepsi di kalangan masyarakat. Musababnya, bandul ini muncul saat pandemi Covid-19 merebak.
Inggrid mengakui telah memberikan masukan kepada Kementerian Pertanian sejak Mei lalu. Kala itu, Kementerian sudah mengumumkan niatnya untuk memproduksi kalung dalam jumlah banyak. “Saya beri saran namanya bukan klaim antivirus, tapi mengurangi gejala gangguan pernapasan pada penyakit Covid-19. Karena kalung ini mengandung eucalyptus yang sifatnya melegakan pernapasan,” kata dia.
Di samping itu, ia menyoroti hasil penelitian Kementerian Pertanian yang belum diuji oleh Kementerian Kesehatan. Jalannya proses penelitian ini pun dinilai terlalu singkat, yakni mulai Maret 2020 lalu.
Kementerian Pertanian beberapa waktu lalu mengumumkan telah mengembangkan kalung yang diklaim mampu membunuh virus influenza hingga virus corona berbahan atsiri alias eucalyptus—bahan untuk membuah minyak kayu putih. Antivirus ini telah dipatenkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian.
Kepala Badan Litbang Pertanian Fadjry Djufry mengatakan, saat ini memang banyak negara berlomba-lomba menemukan antivirus corona. “Begitu pun di Indonesia. Pemerintah melalui kementerian dan lembaga terus mencoba mencari cara dan menemukan obat untuk mencegah serta menangani virus corona (Covid-19) yang masih mewabah di Indonesia,” katanya dalam keterangan tertulis.
Fadjry menerangkan, kalung antivirus tersebut bukan merupakan obat oral maupun vaksin. Namun, ia mengklaim, berdasarkan penelitian, eucalyptol dapat berpotensi mengikat protein Mpro sehingga menghambat replikasi virus.
“Manfaat tersebut dapat terjadi karena 1,8 cineol dari eucalyptus--disebut eucalyptol--dapat berinteraksi dengan transient receptor potential ion chanel yang terletak di saluran pernapasan,” ucapnya.
Menurut Fadjry, eucalyptus ini pun sudah turun menurun digunakan sebagai minyak kayu putih. Adapun fungsi eucalyptus tersebut sebelumnya ialah untuk melegakan saluran pernapasan, menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegah penyakit mulut.
Setelah dikembangkan, Fadjry ,mengatakan minyak atsiri eucalyptus pun bisa menjadi antivirus terhadap virus avian influenza (flu burung) subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus. "Berdasarkan hasil uji, ternyata eucalyptus sp. bisa membunuh 80-100 persen virus mulai dari avian influenza hingga virus corona. Setelah hasilnya bagus, kami lanjutkan ke penggunaan nanoteknologi agar kualitas produknya lebih baik,” ucapnya.**
Berita Lainnya
BLT Pekerja Gelombang II Cair Paling Lama Awal November
Dapat Dukungan Senior dan OKP, Randy Ridwan Deklarasi Maju sebagai Calon Ketua DPD KNPI Pekanbaru
Debt Collector Tabrak & Seret Perwira Polisi, Begini Nasib Pelaku
Australia Tawarkan Pelatihan Pertanian untuk Anak Muda Indonesia
IDI Tegaskan Hanya Akan Divaksin Setelah Izin BPOM Keluar
Ini Penyebab Tagihan Listrik Melonjak versi PLN
Buruan Ikut! Ada Mudik Gratis dari Pemerintah, Cek di Sini Syaratnya
RUU Ibu Kota Negara Ditargetkan Selesai Februari 2022
DPR Minta Nadiem Kaji Ulang Pembukaan Sekolah Januari 2021
Muhammadiyah Rayakan Idul Fitri Rabu 10 April 2024
Segera Tukar, Bank Mandiri akan Blokir Kartu Debit Tipe Ini
Rapid Test Harus Bayar, Alokasi Anggaran Corona Dipertanyakan