Pilihan
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Senam Inhil Sumbang Medali Emas Perdana di Porprov X Riau
Kotoran Sapi Menjijikkan Jadi Bisnis Menjanjikan di Tangan Rojali
SIAK (INDOVIZKA) - Kotoran sapi dianggap menjijikkan bagi sebagian orang. Namun di tangan orang yang tepat, kotoran sapi bisa jadi bisnis yang menjanjikan untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Seperti Rojali (38), salah seorang peternak sapi dari kelompok ternak Lembu Sejahtera di Kampung Merempan Hulu, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Riau. Ia berhasil meraup untung dari jual beli kotoran sapi sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik.
Sudah 4 tahun bisnis itu digeluti Rojali sejak 2016 lalu. Bermula dari seorang teman sesama anggota kelompok ternaknya yang mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik. Kemudian mereka sepakat mencoba berbisnis itu. Akan tetapi bisnis tersebut terkendala oleh alat operasionalnya dan terhenti di tengah jalan.
Seiring berlalunya waktu, banyak petani di Siak yang malah ingin membeli kotoran sapi dari ternak mereka untuk kebutuhan pembuatan pupuk organik. Dari situlah muncul ide Rojali untuk menjual bahan bakunya saja.
"Alhamdulillah sekarang yang beli banyak dari Siak dan luar Siak," cakap Rojali kepada INDOVIZKA.com, Sabtu (27/3/2021).
Kotoran sapi itu dijual dengan dua macam, ada kering dan basah. Untuk kotoran sapi kering dibandrol seharga Rp12 ribu per karung. Sedangkan yang basah dibandrol Rp200 per kilogramnya.
Rojali mengatakan, penjualan kotoran sapi itu tak menentu. Kadang sepi pembeli dan pernah juga terjadi peningkatan penjualan saat masyarakat demam bunga hias belakangan ini.
"Ya namanya jualan kadang sepi kadang ramai, Mas. Penjualan terbesar pernah sampai Rp6 juta dalam sebulan, karena diborong orang untuk pupuk bunga hias," katanya.
Hasil penjualan tidak sepenuhnya murni untuk Rojali. Sebab ia tak hanya menjual kotoran sapi dari ternak miliknya saja tetapi juga ternak milik 17 orang dalam kelompok ternaknya.
"Jadi kami sistem bagi hasil, 60 persen untuk saya 40 persennya lagi disetor ke kas kelompok," kata dia.
Dalam sehari, Rojali mampu mengumpulkan kotoran sapi basah sedikitnya 500 kg per harinya. Sedangkan kotoran kering bisa dikumpulkan mencapai 10 kg dari satu ekor sapi dalam tiga hari. Itu dikumpulkan dari 25 ekor sapi yang ada dalam kelompok ternaknya.
Menurutnya, meski dihadang pandemi Covid-19, penghasilan dari menjual kotoran sapi tak mengalami dampak serius.
"Karena petani butuh pupuk ya kan. Pas musim bunga kemaren banyak juga yang beli per karung. Ya bersyukur, seperti kemarin ada orang borong kotoran sapi basah sampai Rp700 ribu," katanya.
Ia juga memaparkan beberapa keunggulan jika petani menggunakan pupuk organik untuk pertanian, seperti hasil panen lebih berat, lebih segar, dan lebih enak. Sekaligus dapat menghemat biaya pupuknya.
"Bagi kami juga ada manfaatnya, salah satunya mengurangi limbah di peternakan dan bahkan bisa menghasilkan uang," tutupnya.
Berita Lainnya
42 Orang Melamar 8 Jabatan Eselon II Pemkab Pelalawan
Waktu Tempuh Tol Pekanbaru-Dumai Hanya 1 Jam 40 Menit
Berikut SOP Masa Kebiasaan Baru di Pemprov Riau
Pemkab Rohul Ajukan Revisi Perda Penyertaan Modal Perusda Rohul Jaya
Bersama BRK Syariah, Universitas Riau Teken MoU dan PKS
Harde Candra Bertekad Bawa KNPI Jadi Organisasi Modern
Tunjukan KTP Mu dan Dapatkan Promo Menarik dari Pesonna Hotel Pekanbaru
Hampir Sepuluh Tahun Berdiri, Akhirnya Kelapa Gading Tembilahan Resmi Ditutup
Satu Keluarga di Pelalawan Positif Covid-19
Pemuda Ini Nekat Lalu-lalang Bawa Sabu Depan Polsek Batang Gansal
Mitsubishi Motors Supermarket Exhibition Hadir di Living World, Banyak Penawaran Khusus
Bongkar Konter HP, Pemuda Pengangguran Asal Lirik Diciduk Polisi