Rokok vs Vape, Manakah yang Lebih Aman?

Ilustrasi: henryford.com

INDOVIZKA.COM- Berbicara mengenai rokok, Indonesia merupakan negara peringkat pertama yang jumlah perokok aktifnya di wilayah ASEAN lebih dari 90 juta jiwa. Jumlah yang sangat banyak bukan?

Banyak alasan seseorang mulai menjadi seorang perokok. Kebanyakan yang terjadi adalah rasa ingin tahu atau coba-coba, ingin terlihat cool dan sebagai media pergaulan atau memperakrab diri dengan orang lain.

Jenis-jenis rokokpun beragam. Jika dilihat dari bahan pembungkus, terdapat cerutu, sigeret dan lain sebagainya. Jika dilihat dari bahan baku atau isi, terdapat jenis rokok putih, kretek dan klembak. Selain jenis-jenis tersebut, masih banyak jenis lainnya lagi, tak terkecuali jenis rokok yang sekarang sedang nge-trend yakni rokok elektrik atau yang biasanya disebut dengan vapor atau vape.

Vape merupakan jenis rokok elektrik yang tidak menggunakan tembakau, melainkan cairan kimia yang mengandung nikotin dan bahan kimia lainnya. Vape tersusun atas tiga komponen utama yakni battery, ruang penguapan dan cartridge. Dengan bentuk yang lebih kekinian dibanding rokok kenvensional, banyak orang yang mulai berminat menggunakannya.

Di sisi lain, banyak yang menilai bahwa vape lebih aman dari rokok. Hal ini juga sering dijadikan alasan bahwa dengan berpindah pada konsumsi vape, seseorang akan berhenti merokok. Namun apakah hal itu benar? Apakah vape memang lebih aman dari rokok?

Jawabannya adalah belum tentu. Hingga sekarang, hal ini masih menjadi perdebatan oleh berbagai pihak. Ada yang meng-klaim bahwa berdasarkan hasil penelitian, vape tidak memiliki risiko sebesar rokok. Tapi di sisi lain, ada juga yang mengatakan bahwa vape justru lebih berbahaya dari pada rokok.

Terlepas dari perdebatan yang ada, jika dilihat dari bahan atau zat yang terkandung dalam kedua benda tersebut, maka dipastikan bahwa keduanya tetap saja memiliki efek negatif bagi kesehatan. Efek tersebut dapat berupa efek jangka pendek dan jangka panjang.

Seperti yang diketahui, dalam rokok terkandung berbagai kandungan yang berbahaya bagi kesehatan. Dalam rokok terkandung zat asetaldehida yang juga banyak digunakan sebagai bahan pembuat lem.

Zat ini dapat menyebabkan penyakit kanker. Selanjutnya ada juga aseton yang dapat menyebabkan gangguan pada hati dan ginjal jika terpapar dalam jangka waktu yang panjang. Zat yang tak kalah berbahaya juga adalah arsenic yang biasa digunakan dalam racun tikus.

Selain itu, ada juga 3 zat yang tak asing lagi di telinga masyarakat seperti nikotin, TAR dan karbon monoksida. Nikotin adalah zat yang membuat seseorang merasa candu terhadap rokok dan tidak bisa berhenti karena zat ini mempengaruhi otak sang pengonsumsi. Zat ini sering ditemukan di insektisida dan sangat berbahaya bagi ibu dan janin.

Zat lainnya yakni TAR yang akan menempel pada paru-paru perokok (aktif dan pasif) sehingga lama kelamaan akan menyebabkan kanker. Ada juga karbon monoksida yang akan mengganggu fungsi otot dan jantung. Selain zat-zat tersebut, masih banyak zat lain yang tak kalah berbahaya bagi kesehatan para perokok.

Lalu bagaimana dengan vape? Vape pun memiliki berbagai zat yang juga dapat membahayakan kesehatan penggunanya. Zat yang pertama adalah nikotin. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa nikotinlah yang menyebabkan seseorang menjadi pecandu rokok.

Jadi, hal ini dapat membantah pendapat orang-orang yang mengatakan bahwa vape adalah salah satu cara untuk berhenti merokok. Meskipun nikotin yang terkandung dalam beberapa jenis vape tak sebanyak yang terdapat di dalam tembakau, namun tetap saja zat ini masih dapat membuat seseorang ketergantungan dan merusak fungsi otak bagi yang mengonsumsinya.

Selain nikotin, terdapat juga zat Volatile organic compounds (VOC) yang biasa digunakan untuk menghasilkan kabut pada panggung-panggung acara di televisi. Zat ini dapat mengiritasi mata, hidung, paru-paru dan tenggorokan. Lebih jauh lagi, zat ini dapat merusak hati, ginjal dan system syaraf.

Ada juga Formaldehide yang dapat menyebabkan kanker hidung, merusak system pencernaan, gangguan pada kulit dan juga paru-paru. Jika cairan vape terlalu panas, maka zat ini akan bereaksi dan dapat menyebabkan kanker. Zat ini banyak digunakan pada kayu lapis dan papan serat.

Nah, banyak juga dari pengguna vape yang mengaku menyukainya karena terdapat berbagai macam rasa. Rasa tersebut dibuat dari zat dyacetil. Zat ini dapat memicu terjadinya penyakit paru yang sangat serius.

Kembali lagi bahwa zat yang terkandung di dalam kedua benda tersebut tidak hanya berpengaruh jangka pendek, namun juga jangka panjang. Dan juga, kedua benda tersebut akan terus membuat penggunanya merasa ketagihan dan tak ingin berhenti menggunakannya. Selain merugikan secara kesehatan, secara ekonomispun akan dirugikan.

Setiap orang memiliki hak masing-masing untuk mengosumsi rokok, vape ataupun keduanya. Namun, saat mengonsumsinya, para pengguna juga perlu mengetahui kandungan yang ada di dalamnya, khususnya bagi pengguna vape karena faktanya pada benda tersebut sangat jarang tertulis kandungan-kandungannya.

Yang tak kalah pentingnya lagi, jika seseorang memutuskan untuk merokok atau menggunakan vape, alangkah baiknya tidak mengganggu kenyamanan orang lain. Selain itu, tidak juga membawa dampak buruk bagi orang di sekitarnya (perokok pasif) yang jauh lebih berisiko untuk terkena berbagai macam penyakit seperti kanker dan paru-paru. Oleh karena itu, carilah tempat khusus untuk merokok agar tidak merugikan orang lain.

Salam sehat!






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar