Tekan Harga Minyak Goreng, Pemerintah Didesak Gelar Operasi Pasar


JAKARTA (INDOVIZKA) - Agus (45) seorang pedagang gorengan di kawasan Jl Asem Baris Raya, Tebet, Jakarta Selatan, mendesak pemerintah segera melakukan operasi pasar minyak goreng dalam waktu dekat. Sebab, kenaikan harga salah satu komoditas pangan favorit masyarakat tersebut dinilai telah melebihi batas kewajaran.

"Kita ingin pemerintah bisa segera operasi pasar minyak goreng ini dalam waktu dekat. Orang naiknya sudah nggak wajar, tinggi sekali ini minyak harganya," keluhnya kepada Merdeka.com, Senin (22/11).

Agus mencatat, saat ini, harga minyak goreng di pasaran dibanderol Rp20.000 per kilogram. Padahal, dalam situasi normal minyak goreng dijual Rp11.000 per kilogram.

"Artinya, tadi harga gak wajar naiknya mas. Kalau sekarang sudah sampai Rp20 ribu," terangnya.

Alhasil, kenaikan harga minyak goreng tersebut tidak hanya mencekik kaum ibu rumah tangga. Namun, juga pelaku UMKM di sektor pangan, termasuk pegangan gorengan kaki lima.

"Jadi, sekarang semua orang sulit kalau kondisi minyak naik terus-terusan kayak gini. Kita minta tadi pemerintah untuk segera operasi pasar minyak goreng," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi buka suara mengenai penyebab harga minyak goreng naik drastis beberapa waktu belakangan. Kenaikan itu merupakan konsekuensi atas meroketnya harga komoditas minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

"Kalau kita lihat sekarang sebenarnya barang apa yang kita jual? pertama yang paling besar itu adalah produk minyak nabati HS nomor 15 yaitu kelapa sawit," kata Lutfi, Jakarta, Jumat (19/11).






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar