Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
Dinilai Belum Tepat, IPNU Riau Minta Pemerintah Evaluasi Kenaikan BBM Bersubsidi
PEKANBARU, - Kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Pertalite yang semula Rp 7.650 kini menjadi Rp 10.000 per liter, Pertamax naik dari dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter, dan Solar subsidi naik dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter.
Kenaikan harga tersebut tentu berdampak pada semua sektor di masyarakat. Mulai dari kenaikan harga-harga pokok, naiknya tarif moda transportasi, dan lainnya, sehingga dikhawatirkan terjadinya inflasi yang akan berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional akibat menurunnya daya beli masyararakat diakibatkan naiknya beberapa harga-harga di pasaran.
Hal ini juga disampaikan oleh Ketua PW IPNU Riau, Mhd Manshur menurutnya beberapa persoalan tersebut akan menghambat pemulihan ekonomi nasional pasca diterpa badai pandemi Covid-19.
"Tak hanya itu, dampak kenaikan harga BBM juga dirasakan oleh kalangan pelajar. Kenaikan harga BBM ini akan mengakibatkan kebutuhan pelajar menjadi naik. Salah satunya adalah kebutuhan transportasi pelajar, terkhusus di daerah yang masih sangat minimnya sarana transportasi yang ramah pelajar," ungkap pria yang kerap disapa Manshur itu.
Selain akan memicu kenaikan harga transportasi umum, di mana sebagian besar pelajar menjadi pengguna utama transportasi umum, kenaikan harga BBM ini dikhawatirkan akan berdampak juga pada kenaikan harga kebutuhan sekolah, mulai dari biaya SPP, buku, seragam dan lain-lain, yang pada akhirnya akan menjadi beban bagi orang tua dalam memberikan pendidikan untuk anak-anaknya. Sehingga bukan tidak mungkin akan berpotensi banyaknya siswa yang putus sekolah akibat mahalnya biaya penunjang pendidikan.
"Pemerintah perlu mengevaluasi kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi di masa pemulihan ekonomi pasca pandemi covid 19. Pelajar juga menjadi bagian dari terdampak, terkhusus bagi daerah yang belum terpenuhi fasilitas alat transportasi khusus pelajar. Tentu akan menambah jumlah kebutuhan," pungkas mantan Ketua PC IPNU Kep. Meranti itu.
Meskipun menurut data BPS pada tahun 2021 sebanyak 22,66% siswa SD/sederajat dan 22,24% siswa SMP/sederajat, siswa pada jenjang SMA/sederajat (16,46%) dan perguruan tinggi (9,60%) telah menerima beasiswa pendidikan, namun perlu diingat, bahwa hal itu masih belum mengcover jumlah siswa miskin di Indonesia yang mencapai 223.634 orang di Indonesia.
"Di tengah carut-marutnya sistem dan akses pendidikan yang belum merata di tengah-tengah masyarakat, kenaikan harga BBM justru akan menambah persoalan baru. Kita dari PW IPNU Riau tegas menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, dan meminta pemerintah mengevaluasi kebijakan tersebut," tutupnya.
.png)

Berita Lainnya
Pemimpin Masyarakat Berperan Penting Dalam Upaya Cegah Kebakaran Lahan Gambut
Catat! Lowongan CPNS 2023 Hanya Dibuka Untuk Pemerintah Pusat
Simak Hotspot Riau Hari Ini, Sumsel Terdeteksi 145 Titik
Pelabuhan Parit 21 Mulai Ada Titik Terang, ini Kata Sekda Inhil
Muncul Hoax Tiada Henti Jelang Pemilu 2024, Warga Pekanbaru Diminta Tidak Mudah Termakan Hoaks
Bentuk Tim Khusus, Satlantas Berlakukan Tilang Berbasis Kamera ETLE Mobile Handle
Banjir Bandang Landa 3 Kabupaten di Sumbar, Ribuan Warga Terisolasi
Hari Ini Sebagian Wilayah di Riau Diguyur Hujan
PT SAGM Akui Buang Air Perusahaan Turun ke Bawah
Selain Pejabat Pemprov Riau, Forkopimda Riau Akan Dapatkan Mobil Listrik
Pecah Rekor Kinerja Keuangan Tertinggi, PTPN V Ingatkan Karyawan akan Success Trap
Hari Ini Potensi Hujan Tak Merata di Riau