Dilema BBM di Kuansing, SPBU Sering Langka, Pengecer Harga Tinggi

ilustrasi

KUANSING - Selain sulit mendapatkan bensin di SPBU yang ada di Kuansing, konsumen juga dihadapkan dengan harga yang tinggi ditingkat pengecer.

Kondisi ini salah satunya akibat lemahnya pengawasan dan penindakan pemerintah dan instansi terkait dengan kondisi jual beli bensin di SPBU dan harga dilapangan.

Sebab penjualan bensin di SPBU biasanya malam hari dan konsumen kenderaan pun harus berebut dengan para pedagang jerigen sehingga membuat situasi yang tidak nyaman bagi pengendara. Karena harus antri dan disisi motor sudah penuh orang dan jerigen.

Begitu juga pada pagi harinya, kadang bensin yang dijual sisa penjualan malam hari juga harus berebut dengan pedagang jerigen dan antri.

Namun tidak nampak tindakan dari pemerintah dan instansi terkait untuk mengantisipasinya. Sehingga pengendara kadang hanya terpaksa urut dada karena kesal.

Bukan rahasia umum dan kerap dirasakan pengendara saat tiba di SPBU hanya melihat tulisan dan pengumuman "Maaf Bensin/Premium Habis".

Jika membeli dipedagang eceran harganya juga tidak murah. Rata-rata antara sembilan ribu hingga sepuluh ribu perliter.

" Disini rata-rata harga bensin sembilan ribu sekitar harga ini berat juga untuk ukuran kantong saat ini," kata Andi warga Kopah, Senin (7/12/2020).

Lain halnya Anto saat membeli di sekitaran Gunung Toar ada yang harganya mencapai sepuluh ribu per liter.

" Ada yang sepuluh ribu seliter. Berat juga harga sepuluh ribu saat kondisi ekonomi jatuh sekarang. Apa tidak ada upaya pemerintah mengatasinya. Itu supaya SPBU tetap menyisakan bensin pada siang hari untuk pengendara, karena BBM kebutuhan mutlak bagi warga,"katanya. (KTC)






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar