Usulan Tengku Buwang Asmara Jadi Pahlawan Nasional Sudah Penuhi Tiga Syarat

Makam Tengku Buwang Asmara, terletak di Kecamatan Mempura Kabupaten Siak

SIAK (INDOVIZKA) - Pengusulan nama Tengku Buwang Asmara yang digelar Sultan Abdul Jalil Muzzafar Syah, menjadi Pahlawan Nasional kembali dibahas Pemkab Siak melalui Dinas Sosial bersama Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD), Kamis (11/2/2021) di Kantor Bupati Siak.

Kepala Dinas Sosial, Wan Idris mengatakan saat ini progres pengusulan tersebut sudah memenuhi tiga syarat dari sepuluh syarat yang wajib dipenuhi sesuai Permensos nomor 15 tahun 2018.

"Sekarang ini baru ada tiga, ini yang akan kita bahas kembali untuk percepat proses usulannya," kata Wan Idris ketika dikonfirmasi INDOVIZKA.com.

Tiga syarat yang telah diterima TP2GD itu yakni tentang riwayat hidup dan perjuangan calon pahlawan nasional, biografi calon pahlawan nasional yang diusulkan dan dokumen-dokumen pendukung calon pahlawan nasional.

Untuk melengkapi sisa syarat tersebut, pihaknya bersama TP2GD terus melakukan kajian terhadap arsip-arsip serta peninggalan semasa perjuangan Tengku Buwang Asmara.

"Sebetulnya usulan ini sudah sejak 2017, tapi kami bahas secara internal. Kami berharap dapat dukunganlah dari semua pihak terhadap usulan sultan ke II Kerajaan Siak itu jadi pahlawan nasional," katanya.

Alasannya, semasa kepemimpinan Tengku Buwang Asmara, ia merupakan sultan yang berjasa dan komitmen melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda yang ingin menguasai Kerajaan Siak.

"Hal itu terbukti terjadinya Perang Guntung antara Kerajaan Siak versus Belanda pada masa beliau. Dan beliau behasil memukul mundur penjajah Belanda," jelas Wan Idris.

Sementara itu, Bupati Siak Alfedri bahkan berencana membangun Monumen Perang Guntung di Kampung Selat Guntung, Kecamatan Sabak Auh untuk mengabadikan perjuangan dari Sultan Mahmud, nama lain Tengku Buwang Asmara, itu.

"Di lokasi Perang Guntung terjadi sudah ada prasastinya, Pemkab berencana bangun Monumennya di sana," kata Alfedri beberapa waktu lalu.

Untuk diketahui, Perang Guntung terjadi pada tahun 1752-1759. Kenapa dinamai Perang Guntung karena lokasinya terjadi di Pulau Guntung yang sekarang dikenal dengan nama Selat Guntung di Kecamatan Sabah Auh, Kabupaten Siak.***






Tulis Komentar